Chapter 4

837 91 2
                                    

🌛 Moonstruck🌜
•••

Bertemu dengan sosok baru nyatanya tidak memberikan dampak yang biasa saja seperti yang dia rasakan selama 23 tahun hidup. Satu sosok yang membuat perasaannya berbeda entah mengapa memberikan dampak yang luar biasa di dalam dirinya. Namun dirinya bisa melakukan apa? Nekat bertemu dengan sosok itu lagi? Permata yang membuat dirinya berubah menjadi ambis dan merasakan detak yang tak biasa sejak hari itu?

Tiga hari, setelah tugas dadakannya menjadi penjaga khusus bosnya Seokmin. Mingyu kembali disibukkan dengan kegiatannya di kantor. Mengurusi foto, memperbaiki kamera dan melayani wanita juga gadis-gadis atau ibu-ibu genit yang sering menggodanya. Melupakan semua kenangan indah sesaat yang sempat ia rasakan waktu itu.

Tapi ketika kegiatannya selesai, otaknya kembali menerawang wajah indah laki-laki cantik itu. Permata, seorang tuna netra yang tiba-tiba memikat hatinya. Mata rubah bak berlian yang berkelip sudah singgah di hatinya. Entah jadi apa dirinya saat ini, mata merah dan juga kantung mata hitam yang sejak delapan jam lalu menemaninya karena tidak bisa tertidur. Memperhatikan dan mengingat kembali guratan wajah datar dan air mata yang tersisa dipelupuk laki-laki itu. Ingin sekali Mingyu menghapusnya dan memberikan kebahagiaan juga senyuman.

Mingyu menghela napas. Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Tapi matanya belum bisa terpejam sekalipun lampu kamar sudah dia matikan. Semua bayangan sosok Permata membuatnya frustrasi. Bahkan ketika wajah cantik itu ada di bayangannya. Jantungnya terus berdetak membuat dirinya sendiri merasakan sesak yang aneh. Perutnya bahkan tergelitik sejak kegiatannya melamuni laki-laki bernama Permata malam itu.

Ia bingung dengan reaksi tubuhnya sendiri. Apakah ini rasa penasarannya akan sosok itu yang tiba-tiba saja menarik atensinya? Tapi kenapa bisa? Apa rasa bersalah karena sikapnya yang keterlaluan waktu itu? Atau memang dirinya sedang sakit dan merasa wajah Permata adalah obat penenang? Entahlah Mingyu merasa aneh.

Mingyu menyeruput kuah capcaynya yang sudah semakin dingin. Ini traktiran ke lima Seokmin untuk makan malam. Uang gajinya bulan ini yang biasa untuk membeli mie instan akhirnya bisa dikirim untuk ibu dan adiknya di Jogja. Tidak seberapa tapi paling tidak bisa dibelikan adik dan ibunya makanan seafood yang sudah mereka nantikan sepekan yang lalu.

Disela makannya, Mingyu mendalami keanehannya beberapa hari ini. Wajahnya selalu diisi dengan gerutan dahi yang tak kunjung usai kecuali bayangannya terbesit wajah Permata. Seakan dirinya dimabuk asmara belakangan ini. Tapi Mingyu menepisnya dengan menggelengkan kepala pelan. Ia lalu menatap teman sekaligus tetangga apartemennya itu yang juga sedang menikmati menu yang sama dengan dirinya. Tempat makan ini bahkan lebih ramai dari biasanya dan membuat Mingyu harus sedikit membesarkan suaranya.

"Alfi."

"Kenapa?"

"Lu tau siapa Permata?"

Seokmin meliriknya sebentar lalu kembali menyantap satu penuh suapan nasi goreng dan capcay sebelum membalas jawaban atas pertanyaannya.

"Tau, dia anak dari bos gue. Lu bukannya udah ketemu sama dia kemarin?"

Balas Seokmin santai, dan itu menguatkan spekulasi kenapa Wonwoo bisa ditempatkan di ruangan khusus di panti kesehatan yang mahal itu. Ternyata power sang bos bisa menempatkan sang anaknya yang berkebutuhan khusus di ruang yang penuh dengan kemewahan. Walau hanya ruang rawat biasa. Tapi itu tidak menjawab semua pertanyaan yang Mingyu pikirkan. Seakan ingin tau siapa sebenarnya sosok Permata itu.

Namun, dengan pertanyaan Seokmin tadi Mingyu mengangguk. Selanjutnya dia menatap Seokmin dengan perasaan bimbang. Haruskan dirinya menanyakan pertanyaan selanjutnya? Tapi dirinya benar-benar penasaran.

✔ Moonstruck [Meanie Local AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang