🌛 Moonstruck🌜
•••Perpustakaan braille, luar biasa, sangat luar biasa! Lebih menakjubkan dibanding perpustakaan manapun. Lebih menakjubkannya lagi adalah perpustakaan itu ada di dalam perkarangan mansion atau rumah besar keluarga Darma dan dibuka untuk khalayak umum. Mingyu dan Wonwoo memasuki ruangan luas itu.
Beberapa pengunjung tuna netra berbagai usia juga termasuk anak-anak sibuk dengan bacaan mereka. Meraba titik-titik timbul yang ada di dalam buku, menjadikan mereka berilmu. Mingyu pikir, perpustakaan semacam ini tidak pernah ada di dunia. Tapi orang-orang dengan kecacatan sekalipun tidak pernah merasa putus asa untuk berjuang di dunia ini. Dirinya yang dulu dan kini cepat mengeluh sekarang merasa tertampar.
Mingyu mengekori Wonwoo yang terus berjalan menyusuri ruangan itu dengan bantuan tongkat bantu jalan dan guiding block yang ada di lantai. Tangannya sesekali meraba pintu rak yang juga terdapat papan braille disana. Wonwoo berjalan sampai pada rak novel fiksi yang terdiri dari ribuan buku warna-warni dan berbagai jenis genre yang bisa ditemui. Wah, bahkan novel sekarang pun sudah difasilitasi untuk penyandang cacat tunanetra.
Wonwoo menyusuri sampul-sampul tebal itu dengan ujung jarinya. Mingyu bisa melihat bagaimana Wonwoo meraba dunianya sendiri. Tanpa sadar mata elang itu semakin menyusuri lekukan indah wajah laki-laki cantik yang sekarang berhenti sambil mengeluarkan sebuah buku dari dalam rak. Mingyu bahkan tersenyum simpul saat Wonwoo memekik kecil saat menemukan apa yang dicarinya.
Kalau kata yang bisa mendeskripsikan perpustakaan dengan baik adalah hening. Hening perpustakaan umum dengan perpustakaan ini sangat berbeda. Kenyamanan dan kesendirian lebih terasa di tempat ini. Sebenarnya agak membuat Mingyu sedikit bosan. Bahkan Wonwoo juga merasakan getaran meja karena gerakan kaki Mingyu yang gelisah di bawah meja.
"Kamu bosan?"
Wonwoo bersuara lirih namun masih bisa terdengar oleh pengawal pribadinya. Mingyu langsung menatap Wonwoo takut-takut walau dirinya tau tuan mudanya tidak akan melihat ekspresinya yang sekarang bingung mencari jawaban.
"Eum, t-tidak Den Permata."
"Airis."
"Ah iya, Den Airis."
Ucap Mingyu dan hal tersebut malah membuat Wonwoo terkekeh kecil. Mingyu hanya mematung melihat kerutan lucu di hidung tuan mudanya. Oh jantungnya bahkan sudah berdetak lebih cepat.
"Panggil Airis saja. Gak usah pakai embel-embel den."
Mingyu mengangguk, namun tentu saja Wonwoo tidak melihatnya. Ia merasa kikuk sendiri. Ditambah jantungnya yang semakin tak karuan.
"Kamu pasti bosan." cercah Wonwoo. "Aku mau milkshake? Kamu bisa gak minta ke Bik Rusti?"
"Milkshake?"
Mingyu mengulang pesanan tuan mudanya dan Wonwoo hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Bilang ke Bibik Rusti buatin aku milkshake strawberry. Kamu udah tau dapurnya dimana kan?"
Mingyu mengangguk lalu beranjak pergi. Namun baru beberapa langkah dia kembali mendekat lagi. Rasa-rasanya dia perlu mengingatkan Wonwoo.
"Tunggu disini Airis. Jangan kemana-mana."
Setelahnya sosok jangkung itu pergi di tengah heningnya perpustakaan, meninggalkan Wonwoo dengan senyum tersipu dan bergumam untuk Mingyu pada dirinya sendiri.
"Aku gak akan kemana-mana, Denevan."
•••
Sudah milkshake ketiga yang Wonwoo minum. Bahkan Mingyu yang melihat cara minum bibir plum itu sudah berkali-kali meneguk ludahnya kasar. Atensinya lebih tajam menatap belahan merah muda yang sangat lembut itu. Tapi berkali-kali juga dia sadar dan menggeleng canggung, juga menatap sekitar kira-kira ada yang melihatnya. Merasa canggung lagi karena mengetahui tidak akan ada yang melihat ekspresi wajahnya yang kelewatan cabul itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Moonstruck [Meanie Local AU]
FanfictionDenevan Mingyu, hidup ditengah hiruk pikuk kota Jakarta. Hidup yang tidak terlalu berkecukupan untuk memberi makan dirinya sendiri. Sampai ia bertemu dengan seorang tuna netra bernama Airis Wonwoo. Original Fanfict by © Sweet Puppet, 2021