Dracho 25

239 129 321
                                    

Jumlah kata dalam part ini sekitar 1700-an, jadi mohon baca pelan-pelan. Harus ya! Harus! Hehe, gak harus ding. Fakta part 'Dracho 25', PART TERAKHIR SEBELUM EPILOG. Kok cepet selesai? Udah banyak ide baru yang menunggu dituangkan dalam bentuk cerita, heu

Selamat membaca

¤¤▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪~~~~~♧~~~~~☆▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪¤¤

Seoul, Korea Selatan
K–Pop & K–Drama Mengguncang Dunia
2 p.m

Laura menatap botol setinggi 7 cm berwarna putih—mengandung zat besi—dipegang oleh seorang pria bersyal merah dan turtleneck cream dibalut long coat warna hitam.

"Ambillah, jika tidak ingin anemiamu bertambah parah."

Laura menghela napas sebelum mengambil obat dari tangan Liam, dimasukkan ke dalam tas lengan. Menatap Liam sejenak, Laura kemudian melangkahkan kakinya menapaki trotoar yang ramai akan orang-orang yang berlalu-lalang meramaikan kota Seoul daerah Myeongdong.

"Lau," panggil Liam, mencekal pergelangan tangan Laura, berdiri di hadapan gadis itu sambil melepas long coat yang ia kenakan.

"Nanti kau kedinginan."

Fakta pria yang saat ini sedang memakaian long coat ke tubuhnya, Laura belum percaya sepenuhnya jika Liam adalah draculla. Makhluk yang tidak akan kedinginan hanya mengenakan sweater sepertinya menyusuri jalanan yang terhiasi salju putih.

"Lau, kenapa hidupmu penuh penderitaan?" tanya Liam sambil melingkarkan syal merah ke leher Laura. "Setelah anemia, hipotermia, aku harap kau akan baik-baik saja."

"Menurutmu ... aku gadis seperti apa?" tanya Laura, mendongak menatap wajah Liam, kedua tangan dimasukkan ke long coat hangat.

"Generous."

Laura menaikkan kedua alisnya, meminta penjelasan lebih detail.

"Kau memberikan darahmu padaku meski tahu kau anemia," jelas Liam.

"Aku merasa seperti pabrik penyuplai darah untukmu. Kau memberiku obat, setelah itu mengambil darahku, berulang kali, tidak tahu sampai kapan aku akan hidup seperti ini. Aku tidak akan menyalahkanmu atau siapapun. Karena ini sudah menjadi takdirku."

Liam bertanya, "kenapa kau mau ikut denganku ke sini dan memberikan darahmu untukku?"

"Supaya kau tidak melakukan hal itu pada manusia lain."

Itu saja? Kau tidak memiliki perasaan apapun padaku?

Liam menatap kepergian Laura yang menjauh, berbaur dengan puluhan manusia lain, sebelum berjalan masuk menuju apartemen miliknya. Liam membelikan apartemen untuk Laura tepat di sebelah apartemennya. Liam ingin melindungi Laura jika tiba-tiba saja luka yang masih bertahan di leher gadis itu memaksa banyak darah agar keluar, membuat Laura kesakitan terus menerus sebelum sakit itu berhenti saat Liam menghisap darahnya.

***

4 p.m

Laura menekan bel apartemen lalu menunggu penghuninya keluar dari sana. Ia sampai menaruh wajahnya di hadapan layar intercom untuk memastikan ia adalah orang yang dikenal oleh si penghuni.

Liam membuka pintu apartemennya. "Lehermu sakit lagi?" tanyanya.

Laura yang semula tersenyum, memasang wajah datar saat mendengar pertanyaan Liam. "Kau bilang ingin menunjukkan rumah orangtuaku."

DRACHO (Draculla & Psycho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang