[왕좌]² JAMAIS VU✓

11 | All Reasons

Happy Reading

"Kece nih udah selesai! Tapi gue gak tau ya kalo tiba-tiba ngebug, nanti kita tes lagi. Oke?" tanya Mashiho dengan wajah bahagia kepada enam orang yang ada di ruangan itu.

"OKE!" teriak Haruto dengan suara baritonnya.

Sore ini, mereka telah berhasil menyempurnakan mesin memori. Tapi mereka belum mencobanya langsung ke kepala manusia. Rencananya, besok atau lusa jika tidak sibuk mereka akan melakukannya.

Para lelaki didalam sana ingin membereskan semuanya. Namun pintu rahasia itu diterjang tiba-tiba dari luar. Suaranya menggema sampai ke seisi ruangan, lalu muncul enam wajah lelah penuh keterkejutan.

"Ngapa dah lo pada?!" seru Jihoon kaget.

Tak ada yang menghiraukannya. Mereka langsung menuju Hana yang kebingungan ketika dihampiri. Gadis itu memasang wajah kaget ketika mereka yang baru datang itu memandangnya dengan alis menukik.

"Persetan sama misi kita buat cari tau siapa lo, kita beneran harus nanyain ini secara langsung. Song Hana, lo tuh siapa?!" kata Asahi dengan nada yang tidak santai.

Hana mengerjap, "Apa maksudnya?"

"Lo jangan gini, Han. Jujur sama kita tentang apapun yang lo ketahui!" cetus Yoshi.

Para lelaki bagian mesin memori langsung berdiri mendekat. Jihoon mendorong sedikit tubuh Asahi agar tak terlalu dekat dengan Hana. Gadis itu seakan terintimidasi dibuatnya. Asahi mengerikan sekali intinya.

"Santai bro, ada apaan sih?" ujar Jeongwoo mencoba mencairkan suasana.

Jaehyuk berdecak, "Dia! Dia bisa aja bunuh Ayahnya sendiri!"

Enam lelaki yang tak tahu apapun soal itu langsung terbelalak, "Apaan anjeng?! Jangan asal ngomong!" tegur Junkyu.

"Enggak, Jun, kita cuma ngerasa ada sesuatu yang gak beres soal Hana. Cewek ini mungkin aja dipenjara selama itu karena  kesalahan dia tuh bunuh Ayahnya sendiri." jelas Yedam.

"Ayah? Meninggal?" kaget Hana dengan wajah yang hampir menangis.

Doyoung menatap gadis itu, "Han, lo jangan bohong ke kita. Lo gak mungkin beneran gak tau apapun disini!"

"Jangan marah-marah!" tegur Junghwan.

Asahi maju, ia menarik gadis itu untuk berdiri. "Ngaku lo! Lo pasti orang jahat yang dipake buat mata-matain kita, iya 'kan?!"