3 | The Beautiful Girl

1.1K 300 328
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Tangan gadis itu bergerak, menarik sebuah kain hitam yang selama ini membelenggu matanya. Perlahan tapi pasti, kelopak indah berbola mata jernih itu menatap semesta kelam disana. Tak ada hal menarik kala gelap lain yang menyapanya. Ia jadi menyesal, menyadari bahwa hal yang dilakukannya sia-sia.

Dirinya terkurung disana semenjak kepergian Ayahnya. Bukan kematian, melainkan teka-teki penuh ketidakjelasan yang tak pernah berujung. Sudah sepuluh tahun lamanya, dan yang ia lihat hanyalah tempat ini saja.

Gadis itu mungkin bisa saja gila. Apalagi ketika matanya tertutup, hal yang terbayang dibenaknya adalah potongan adegan lama. Adegan itu seperti penyiksaan ataupun pembunuhan tak berujung dengan wajah yang kadang ia lupa meskipun berulang kali datangnya.

"Aku capek." lirihnya, memecah keheningan di ruang sempit itu.

Malam ini terasa dingin seperti malam-malam sebelumnya. Jika siang, kehangatan tentu saja tak datang. Dirinya akan di siksa, diperlakukan seperti hewan buruk rupa yang pantas terluka. Dan hal itu adalah sesuatu paling menyakitkan menurutnya.

DUG.

Ia terlonjat kaget saat mendengar sebuah suara dari pintu besi tebal berkarat diujung sana. Maka dari itu dirinya berdiri dengan susah payah, melangkah menggunakan kaki dengan pergelangan yang terdapat banyak cambukan.

"H-halo...?" lirihnya lagi, terdengar gemetar karena takut.

Tak ada yang menjawabnya. Lantas dengan perlahan, ia menempelkan daun telinganya pada dinding yang terasa dingin itu. Tak ada apapun yang dapat ia dengar, kupingnya serasa berdengung samar.

Ia menjauhkan diri, menatap pintu itu dengan pandangan yang sulit akibat tak ada cahaya terang sama sekali. Cahaya yang membantunya hanyalah dari bulan. Ada sebuah lingkaran berdiameter sepuluh yang dibuat pada bagian atas ruangan setinggi dua meter itu.

Kau tahu, berada didalam sini seperti masuk kedalam kotak kecil.

"Kabur ... kabur saja."

Mata gadis itu terbelalak kala mendengarkan bisikan samar dari sesuatu yang tak ia ketahui. Asalnya mungkin saja dari luar sana, dan ia takut jika yang memanggilnya adalah orang yang lebih jahat dari wanita yang selama ini memenjarakannya.

"Song Hana..."

Suara itu seperti nafas, halus dan membuat sang pemilik nama menjadi merinding. Tiba-tiba, sebuah pikiran aneh muncul pada kepalanya. Ia terbayang bagaimana seorang gadis berwajah sama dengannya tengah lincah bermain pedang.

[왕좌]² JAMAIS VU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang