12 | That Night

914 258 67
                                        

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Tiga hari kemudian...

Keduabelasan beserta Hana pada pukul dua belas malam masih berada di ruang bawah tanah. Orang-orang itu tengah menyaksikan hal yang kemarin belum diselesaikan.

Tiga hari lalu, mereka tentunya fokus pada pengobatan Hana yang mengalami luka yang cukup parah. Tak lupa tentunya memeriksakan diri sendiri walaupun sudah menggunakan baju anti peluru yang melindungi.

Hari kedua setelah kejadian itu rencananya mereka ingin melakukan uji coba langsung pada mesin waktu. Tetapi yang terjadi malah ada komponen yang kurang sehingga mereka bersama-sama harus menyelesaikan hal itu sampai di hari ketiga.

Jadi hari ini khusus untuk mengecek dan mencari identitas lengkap dari seorang iblis berkedok wanita kaya kemarin. Semuanya berada di meja bundar dengan sebuah layar tembus pandang yang menghiasi.

"Untung nih emak-emak bego, jadi enak ngibulinnya." ujar Jaehyuk sembari menatap foto di layar lebar itu.

"Namanya Jisoo, ya? Jelek." cetus Jeongwoo.

"Memang jelek, gak ada bagus-bagusnya ini mah kalo suka gebukin anak orang." tambah Haruto.

Yoshi menoleh kepada Hana yang tampak biasa saja. "Hana, maaf ya karena udah buat lo luka gara-gara harus ikut serta."

Hana tersenyum, "Yoshi dari kemarin bilang maaf mulu. Udah aku bilang gak apa-apa. Dengan aku ikut kalian, aku jadi tau banyak soal apa yang jadi rahasia."

"Iya tapi kita ngerasa bersalah banget loh, Han." tutur Jihoon.

Yedam menggebrak meja, "Kesel kita! Kesel! Gak nyangka ternyata ibu tiri lo setan banget!"

"Dia di masa lalu hidupnya jadi apa sih sampe-sampe kelakuannya kek iblis." kata Doyoung tak habis pikir.

Hyunsuk menyenggol kursi Haruto dengan kakinya, "Lo tau sesuatu gak, To?"

"Hah? Apanya?"

Junkyu ikut serta, "Di mimpi lo yang katanya masa lalu, dia ada gak? Atau cuma kita doang?"

Haruto diam, lelaki itu tampak mengingat sesuatu yang mungkin bisa menjadi jawaban. Alisnya menggrenyit, menyadari hal yang tak bisa ia ucapkan. Ingatan itu samar, pernah terjadi, namun lagi-lagi jamais vu malah datang.

"Gue gak tau, beberapa adegan di otak gue yang berulang adalah hal yang paling gue inget. Sisanya samar, kecuali ada adegan sama yang bisa bawa gue kesana."

[왕좌]² JAMAIS VU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang