14 | The Girl With Two Souls

863 264 186
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Maaf ... ini pasti gara-gara aku 'kan?" lirihnya.

Hana sangat tahu pasti akan situasi yang terjadi terhadap keduabelasan. Mereka semua pasti dibawa oleh anak buah Jisoo pada malam itu.

Kau tahu, ruangan kamar rahasia milik Hana kedap suara. Ia tak bisa mendengar suara apapun dari luar begitupun sebaliknya. Selain itu jangan lupakan bahwa pintu utamanya menyatu dengan dinding. Hanya sebuah tombol rahasia pula yang bisa membukanya.

Ia melihat kedalam kamar para lelaki itu satu-persatu. Semuanya berantakan, banyak barang berjatuhan dan beberapa lemari yang hancur. Ia menghela nafas, berlagak tenang untuk memikirkan sesuatu.

"Kalo gini aku harus gimana nolonginnya?" gumamnya bingung sendiri.

"Apa aku bilang Bunda langsung aja, ya?"

Hana mengangguk, ini adalah masalah yang serius dan harus melibatkan orang besar. Lantas gadis itu berjalan cepat untuk keluar dari dorm. Saat pintu terbuka, seseorang terlebih dahulu menghalangi jalannya.

"Tuan Han?"

Hanbin tersenyum tipis, "Iya."

Gelagat Hana langsung melirik kearah dalam, tangannya bergerak menunjuk sesuatu yang mengalami kehancuran itu. Dengan tenang, si lelaki paruh baya itu malah mengangguk.

"Saya tahu, saya tahu semuanya." katanya dengan senang hati.

"Maksudnya? Tuan tau kalo semalem mereka diculik? Kenapa gak bertindak?"

Hanbin menghela nafas, "Karena itu tugas kamu."

"Hah?"

"Ikut saya ke ruangan tujuh puluh tujuh."

Hanbin berlalu terlebih dahulu. Lelaki dengan jas hitam yang tampak rapi itu membuat Hana menggrenyit bingung. Apa keduabelasan sekuat itu sampai-sampai tak perlu dikhawatirkan?

Atau memang Hanbin selalu santai dalam menyikapi masalah?

Hana tidak tahu pasti. Yang jelas dirinya sudah dibawa masuk ke sebuah ruangan berukuran sepuluh meter. Itu adalah ruang pribadi untuk Hanbin menyelesaikan tugasnya.

Gadis itu dipersilahkan duduk. Mereka dibatasi oleh sebuah meja sepanjang tiga meter dengan lebar satu meter saja. Meja canggih itu kemudian mengeluarkan layar tembus pandang dengan tulisan yang jarang.

[왕좌]² JAMAIS VU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang