"Ya, Mama. Mama kok tega banget sih, sama Aika," rengek Aika manja.
"Tega apa sih, Ka? Orang mama nggak ngapai-ngapain kok, dikatain tega. Emang mama sayuran buat bikin subur peranakan?"
"Itu toge. Mama!"
"Eh? Udah ganti, ya?"
"Ck, Mama mah, ngebanyol aja. Orang Aika serius juga." Aika mencebik dengan kesal, semakin cemberut di tempatnya.
"Ya lagi kamu ada-ada aja. Orang udah nikah kok permintaannya ngadi-ngadi aja." Mama Desi membalas ikutan kesal.
Iya beneran kesal. Soalnya anak perawannya yang bentar lagi kemungkinan nggak akan perawan lagi ini merengek mau ikut pulang ke rumah. Aika nggak mau ditinggal sama sekali dari tadi. Padahal 'kan, Aika sudah nikah dan sudah seharusnya ikut suaminya sekarang. Aika ini memang aneh. Sudah dibujuk kek mana pun, tetap saja gak mau ikut suaminya. Apalagi waktu mertuanya bilang kalau mereka udah dipesenin kamar suit-suitan. Si Aika langsung gusarnya minta ampun seperti mau ditagih utang aja. Padahal kapan lagi coba, dia bisa ngerasain kamar kek gitu? Dibayarin pula, 'kan?
Duh, Mama Desi juga mupeng sebenarnya, ngerasain kamar begituan. Serius, deh. Kalau ada yang bayarin mah, Mama Desi juga mau. Sayangnya, gak ada yang mau bayarin Mama Desi, gimana dong? Soalnya, buat apa pula bayarin Mama Desi kamar begituan? Buat pamer di medsos?
Lah, sayang duitnya kalau gitu. Daripada buat pamer-pamer, mending buat beli beras sama bulu mata palsu yang bisa nempel. Itu loh, yang bisa menempel tanpa dilem. Ck, apa sih namanya? Mama Desi lupa. Ntar deh, Mama Desi nyari di olshop langganan. Siapa tahu dapat diskon. Ye, 'kan?
Nah, balik lagi ke urusan Si Aika, yang mulai rewel kek bayi mau numbuh gigi. Sebenarnya, Mama Desi wajarin sih, kalo Si Aika ini nggak mau ditinggal. Dia masih takut untuk hidup bareng sama orang lain. Bagaimanapun, Mama Desi sadar, ini memang terlalu cepat buat Aika.
Anak gesrek kayak dia mah, kayaknya kepikiran pacaran aja masih ogah. Nah, ini malah udah harus nikah. Kilat lagi kek diantar gojek. Jadi wajar sih kalo Aika masih takut-takut.
Sebenarnya, yang bikin Mama Desi gemes sama nih anak adalah alasannya nggak mau tinggal bareng suaminya itu, loh. Iya, alasannya itu loh. Astaga! Bikin Mama Desi pengen nyubit ginjalnya.
Aika nggak mau tinggal bareng Kairo karena nggak mau pisah sama Si Cimot! Kalian tahu nggak cimot itu siapa? Itu tuh ikan lele piaraannya.
Iya! Beneran!
Si Aika ini memang anehnya bukan kaleng-kaleng lagi. Di saat anak-anak cewek lain sukanya yang unyu-unyu dan imut-imut kayak kucing, atau kelinci misalnya. Nah, Si Aika malah demen miara lele, coba? 'Kan, gak ada lucu-lucunya, ya?
Apalagi kalo kalian lihat bentukannya lele-nya Si Aika? Duh, dijamin kalian pasti terpanggil buat getok tuh pala Si Cimot. Terus abis itu dicemplungin deh ke penggorengan.
Soalnya memang mukanya Si Cimot ngeselin abis. Mama Desi sering khilaf mau jadiin santapan di meja makan. Sayangnya, suka diancam nggak dikasih jatah bulanan sama Aika. 'Kan, Mama Desi nggak berani jadinya.
Ya, sudah lah, mari kita lupakan soal Si Cimot-cimot itu, kembali ke Aika yang masih merengek kek anak TK.
"Ck, udah dong, Ka. Udah malam ini. Mama udah ngantuk. Asli deh! Nih lihat, mata mama udah kek mata Mr. Bean. Sayu gitu, deh. Jadi, biarin mama pulang ya, anak mama yang paling cantik?" Mama Desi merayu membuat bibir Aika makin manyun. Mirip pantat ayam.
"Iya, ih. Abang juga udah ngantuk nih, Ka. Mana besok pagi ada janji jogging sama Si Risma. 'Kan, abang tengsin kalo telat, Ka." Aaron membantu ibunya membujuk adik keras kepala. Bukannya membuat Adiknya mengerti, malah semakin membuat Aika merengek tak karuan.
"Ih, Abang mah jahat. Aika 'kan juga mau ikut jogging sama Kak Risma. Soalnya, Aika juga pengen PDKT sama sepupunya yang ganteng itu loh, Bang." Pemberitahuan Aika sukses membuat jiwa bar-bar Mama Desi terpanggil. Mama Desi langsung mendaratkan cubitan mautnya pada pinggang Aika. Aika memekik keras setelahnya.
"Hust! Jangan ngawur Kamu Aika. Ingat! Sekarang Kamu udah nikah. Jadi, nggak boleh tebar pesona lagi." Mama Desi menegur seraya melirik Kairo yang setia menunggui Aika.
"Lagian Si Galih juga mana mau sama Kamu, Ka? Si Galih 'kan sukanya yang kalem dan lembut. Nah Kamu kan, bar-barnya luar biasa. Galih nggak bakal nengok, lah." Aaron lugas berkata membuat Aika makin kesal. Aika refleks menedang kaki abang durhakanya itu.
Kali ini kena, dong! Soalnya Aika udah nggak pakai kain jarik lagi. Aika sudah ganti gaun pengantin modern, yang roknya lebar. Jadi, urusan tendang-tendangan udah nggak jadi masalah.
Yah, namanya juga lagi acara resepsi. Nggak mungkin pakai jarik-jarikan lagi, lah. Soalnya sekarang temanya udah lebih ke modern party.
"Aika, jaga sikap!" tegur Mama Desi tegas.
"Lagi abang rese', Mah," adu Aika.
"Loh, abang 'kan ngomong fakta, Aika. Faktanya memang Kamu tuh, aduh! Sakit, njirrr!" pekik Aaron. Sambil loncat-loncat sebelah kaki. Aika baru saja menendang sebelah tulang keringnya. Mana nendangnya pakai ujung sepatu heelsnya lagi. Jadinya kan, rasanya ngilu-ngilu sedap.
"Aika ... Kamu--"
"Apa?!" sewot Aika lebih galak. Aaron menggeram kesal menggertakan rahangnya.
Sejahat-jahatnya Aaron, dia memang paling nggak bisa ngasarin perempuan. Apalagi perempuan itu adiknya sendiri. Ya, walaupun memang Si Aika ini selalu sukses bikin jiwa brengseknya terpanggil karena kelakuannya yang abnormal itu.
"Udah-udah!" Pada Akhirnya, baginda raja terpanggil untuk melerai pertikaian anak-anaknya, yang selalu bikin vertigo-nya kumat.
"Aika, Kamu jangan kayak gini, dong. Kamu 'kan sekarang sudah jadi istri Kairo. Kewajiban kamu sekarang itu ikut Kairo. Ke mana pun dia bawa Kamu.
"Tapi, Pah--"
"Gak ada tapi-tapian Aika. Itu memang sudah jadi kewajiban Kamu sebagai istri sekarang," sela Papa Heru tegas. Aika diam seketika.
Senakal-nakalnya Aika. Aika paling takut kalo papanya sudah tegas kek gini.
"Lagian, Kairo itu baik, Aika. Jadi, papa yakin dia pasti nggak bakal nyakitin Kamu." Papa Heru mengusap bahu anak gadisnya dengan sayang.
"Ya, itu juga Aika tahu, Pah. Tapi, gimana dong? Aika tetep takut sama Kairo, Pah"
Hah?
"Takut? Maksud Kamu?" Papa Heru bingung.
"Kenapa jadi takut?" kepo Mama Desi.
"Takut apa kamu Aika sebenernya?" Aaron juga ikut kepo.
Bukannya segera menjawab kekepoan keluarganya. Aika malah menghelas panjang sekali berkali-kali.
"Aika?" panggil Aaron tidak sabaran. "Jangan bikin kesel bisa, nggak?" tambahnya lagi.
"Iya, ih. Mama udah kepo akut ini!" timpal mamanya. Aika sekali lagi melihat satu persatu wajah keluarganya dengan lekat. Sebelum menjawab.
"Aika takut ...."
"Takut?"
"Takut terbujuk rayuan Pak Kairo malam ini, hingga minta nambah berkali-kali sampai subuh."
Aika pun sukses mendapat jitakan berjamaah dari keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Gesrek (Judul Sebelumnya 'Siap, Mas Bos!' (Season 1)
HumorSudah tersedia dalam bentuk cetak dan Ebook. link ada di Bio. jangan lupa Sub, Vote, dan share .... *** Siap, Mas Bos! Ini adalah jawaban yang harus diucapkannya bila mendapat titah dengan Si Bos otoriter. Termasuk saat diperintahkan untuk menjad...