Mas Bos 13

150 24 1
                                    

*Happy Reading*

“Loh Abang? Kok Kamu masih di sini sih? Gak pulang ke apartmennya?” Bunda Karin bingung melihat keberadaan anaknya yang sedang asik nonton di ruang keluarga, saat dia baru saja pulang dari Rumah sakit.

“Nanti aja, bareng Aika. Malas bolak-balik soalnya.” Kairo menjawab santai sambil tetap fokus pada tontonan di depannya. 

Padahal nontonnya juga film ultraman zaman dulu, dan udah diulang berkali-kali. Tetap saja Kairo gak bosan nontonnya.

Ya! Daripada film-film zaman now. Kairo memang lebih suka nonton film zaman dulu. Tepatnya film masa kecilnya. 

“Loh, memangnya Aika belum pulang kerja?” Bunda bertanya sambil duduk di samping Kairo. Lalu seenaknya saja mengganti chanel dengan film kebanggaan emak-emak zaman now, di stasiun yang dulu gambarnya pakai ikan terbang. Melihat itu, Kairo sontak memutar mata sebalnya di belakang bunda. Kairo merasa terganggu dengan ulah bundanya ini. Apalagi, film ini tuh auto mengingatkan Kairo pada celetukan Aika tadi pagi. Mood Kairo rusak lagi, deh.

Ngapa diganti sih, abang ‘kan lagi tanggung tadi, Bun. Itu itu Si Mamanya baru mau ngeluarin jurus pamungkas, Bunda,” protes Kairo.

“Hilih, film udah ratusan kali ditonton aja dibilang nanggung. Beberapa hari lagi juga episodenya pasti diulang lagi. Sampai hafal ‘kan bunda sama film keyangan Kamu.” Bunda tak mau kalah. Kairo langsung cemberut di tempat.

Tapi ‘kan....”

“Apa?! Lagian ini ‘kan rumah bunda. Terserah bunda, dong, mau lihat siaran apa?”

Oke! Kalau sudah bawa-bawa hak kepemilikan kayak gini, Kairo bisa apa coba? Semua orang pun tahu. Kalau semua harta kekayaan keluarga Setiawan emang milik bundanya.

Jadi ya, bisa apa Kairo selain mengalah? Lagian, setahu Kairo surga itu masih di bawah kaki ibu, ‘kan?

“Ih Bunda mah resek,” gerutu Kairo. Hanya ditanggapi gedikan bahu bundanya.

Udah sana, jangan ganggu bunda. Bunda mau menghayati konflik dulu,” usir Bunda Karin. Kairo kembali memutar mata dongkol dengan refleks.

Padahal sama kayak film Si Maman kesayangan Kairo, konflik film kesayangan bundanya juga selalu sama.  Huh, palingan juga soal perselingkuhan dan penyesalan di akhir episode. Kairo saja sampai hafal saking samanya jalan cerita tuh film. Sampai soundtrack-nya saja Kairo hafal.

Apa perlu Kairo nyanyikan?

“Ya udah deh, terserah Bunda aja. Kairo mau tidur,” ucap Kairo mengalah.

“Eh...eh....kok tidur, sih?” larang bundanya.

Ya terus?

“Kamu gak jemput Aika, Bang?” tambah bundanya. Kairo menghela napas pelan sejenak.

“’Kan belum pulang kerja,” jawab Kairo santai.

“Lembur?” kepo bunda.

“Iya kali.”

“Kok, iya kali? Kamu sebenernya tahu gak sih jadwal kerja istrimu?” Bunda Karin heran. Kairo dengan gelengan tanpa dosa. Bunda Karin gemas dan auto mencubit lengan Sang Anak.

“Ya ampun! Suami macam apa Kamu, Nak? Masa’ jadwal kerja istri sendiri gak tahu!” Bunda Karin kesal.

“Aduh, sakit Bunda.” Kairo meronta, meringis kesakitan. Sumpah loh, cubitan bundanya ini pedasnya pakai banget. Auto biru-biru deh nih lengannya.

Istriku Gesrek (Judul Sebelumnya 'Siap, Mas Bos!' (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang