Mas Bos 16

164 26 2
                                    

*Happy Reading*

Kairo langsung menghempaskan tubuhnya dengan lelah pada sofa di sampingnya saat melihat tamunya sudah keluar dari ruangan itu. 

Setelah itu menghela napas lega karena akhirnya, negosiasi cukup alot mencapai kata deal. Maklum lah, kliennya kali ini sangat detail sekali dan kritis sekali dalam menilai segala aspek dalam kontrak kerja yang Kairo tawarkan. Kairo harus memutar otak dengan keras, agar kerja sama ini tetap terjadi. Namun, jangan panggil Kairo anak Daddy Arjuna Setiawan. Kalau yang begini saja gak bisa dia tangani. Memang di antara anak-anak Daddy Arjuna, Kairo lah yang mewarisi darah bisnis daddy-nya. Jadi yang kayak begini mah, kecil lah....

“Pak?” Kairo langsung langsung mendongak mendengar panggilan itu. Tentu saja sudah Kairo hafal suaranya. Itu adalah suara serketarisnya sendiri, Alvaro. Yang baru saja mengantar klien sampai ke lobby utama.

Kenapa? Kalian heran ya, kenapa sekretaris Kairo malah laki-laki, dan bukan wanita seksi, seperti yang ada di novel-novel yang sering kalian baca?

Ck, kalian ini! Makanya baca buku mamak dan bapaknya Kairo. Biar kalian tahu sejarahnya, mengapa sampai daddy-nya, Arjuna, mengharamkan keturunannya mempekerjakan sekretaris wanita?

Udah ah, pokoknya kalau kalian penasaran, kalian baca aja cerita 'Bukan Pelakor'. Nah, itu cerita mamak dan bapaknya Kairo. Oke! Lupakan cerita orang tua Kairo. Mari kita kembali kemasa sekarang. Melirik Alvaro sejenak, Kairo pun mulai membuka suaranya.

“Bagaimana? Mereka sudah pulang?” Kairo bertanya sambil memijat keningnya yang lumayan berdenyut hari ini. Ini pasti karena negosiasi alot tadi!

“Sudah, Pak!” jawab Al singkat.

“Bagus. Lalu, jam berapa kita harus ke pertemuan meeting klien selanjutnya?” Kairo kembali bertanya,  tetapi masih dengan posisi memijat keningnya yang masih belum reda rasa pusingnya.

Ini pusing karna tadi mikir keras, apa karena lapar sih? Kok ya gak ilang-ilang?

“Satu jam lagi.” Kembali, Al pun menjawab dengan singkat.

“Oke. Reservasi sudah dibuat ‘kan?” Kairo memastikan. 

“Iya, Pak.”

“Ya udah, kita berangkat sekarang aja, sebelum kejebak macet.” Kairo memberi intruksi seraya mulai merengangkan otot lehernya yang sedikit kaku sebelum bersiap untuk berdiri.

Tapi, Pak. Itu...anu...uhm...itu...” Gerakan Kairo sontak saja terhenti, kala mendapatkan pernyataan membingungkan dari sekretarisnya ini.

“Apa? Kamu mau bilang apa?” tuntut Kairo yang memang tak suka bertele-tele. Apalagi basa basi.

“Itu...uhm....”

“Itu apa? Ngomong yang jelas, Al?” Kairo mulai tak sabaran, karena bingung dengan sikap sekretarisnya yang mendadak seperti orang gagu ini.

Mau ngomong aja kok susah?

Takingin makin membuat atasannya marah, Al pun terdiam sejenak, seraya mulai merangkai kata yang tepat untuk menyampaikan informasi yang dibawanya.

“Itu Pak, sebenarnya sejak 30 menit lalu. Ada yang mencari Bapak, dan maksa ingin bertemu dengan Bapak. Tapi karena bapak sedang sibuk membahas kontrak kerja. Saya akhirnya menyuruhnya menunggu saja di depan, Pak.”

Mendengar info itu, tentu saja Kairo langsung membatin. Setahu Kairo, dia tidak punya janji dengan siapa pun kok, selain para kliennya yang sudah terjadwal. Itu pun di tempat pertemuan yang berbeda. Kairo mengikuti kemauan kliennya.

Istriku Gesrek (Judul Sebelumnya 'Siap, Mas Bos!' (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang