fifteen

589 119 100
                                    

FIFTEEN : Etanol Bisa Jadi Katalisator Hati

...

⚠️ reader's discretion is advised

kalau ada yang merasa kurang nyaman dengan scene di bar atau adegan minum-minum, silakan skip. tapi ini enggak berlebihan kok, dan engga ada kelanjutan yang aneh-aneh. enjoy 💕

...

"Dia beneran bilang gitu?" tanya Owen sambil mengutak-atik akun netflix Gisela menggunakan remote.

Marissa mengambil tempat duduk di sofa menyerong. "Yeap."

"Dia ngga bilang apa-apa lagi?" tanya Gisela yang berjalan mendekat sambil membawa sepiring buah potong. Ia menendang kaki Owen menyuruhnya bergeser.

"Nope." Marissa menggeleng. "Ini kayak waktu SMA dulu. Waktu kelas sepuluh, gue pernah naksir sama agit yang bantuin gue selama MPLS. Terus waktu Valentine, ada yang nampak gue taruh coklat di lokernya."

Owen dan Gisela sama-sama manggut-manggut menyimak, Owen menyomot sepotong oreo dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Beritanya kesebar kalo gue suka sama agit yang itu, terus untuk waktu-waktu selanjutnya gue ketemu sama dia, gue dikacangin!" Marissa menyandarkan tubuhnya ke belakang dan melipat tangan kesal.

Owen terbahak-bahak. "DIA ILFEEL SAMA LO!"

Marissa mengambil bantal sofa yang ada di belakang tubuhnya dan melemparkan benda itu ke arah Owen.

"Tapi itu bukan kasusnya sama mas Arsen," kata Gisela menengahi, buru-buru merebut bantal dari tangan Owen sebelum benda itu lagi-lagi melayang. "Mungkin kalian salah paham."

"Kasusnya sama si newbie itu dianya yang salah," kata Owen dengan mulut penuh, melekatkan pandangannya pada layar televisi. "Ngga ada alasan untuk tiba-tiba jahat sama orang kalau dia engga buat hal yang salah. Move on, bitch!"

Gisela, masih suporter setia, langsung memukul lengannya. "Tapi mas Arsen engga jahat ke Mari!"

"Tapi dia engga baik juga," balas Owen mengangkat kedua tangannya ke udara. "Gue ya, berbicara dari perspektif lelaki, kalaupun gue ga suka sama satu cewe yaudah ya gue biarin aja. Ngga seharusnya ada alasan buat seorang laki-laki ketus ke perempuan yang engga ada salah ke dia."

"Circumstances could be different!"

"Tapi kata kaummu semua laki-laki itu sama aja," kata Owen sambil memaksakan senyum manis.

Marissa memutar bola matanya. "Yang jelas tampaknya dia ngga pernah mau ngomong sama gue lagi. And the worst part is, gue ngga tahu gue salah apa. Not gonna lie, gue ngerasa ditolak banget."

Owen menjentik-jentik jemarinya. "Move onnnnn!"

Marissa mengambil sebuah stoberi dari mangkuknya. "Nanti gue liat mau gimana. Wen, ayo putar filmnya sebelum gue terlanjur depresi."

Owen tertawa sambil menyetel layar televisi menggunakan remote. "Gis, lo masih ada oreo?"

"Di dapur," tunjuk perempuan itu.

Sepeninggal Owen ke dapur, ponsel pria itu tiba-tiba berbunyi menandakan notifikasi masuk. Gisela memanjangkan lehernya, tanpa sengaja membaca pesan yang masuk ke dalam ponsel Owen.





Melanie : sbb mas

Melanie : ini aku baru selesai kuliah

Melanie : otw balik ke kosan

Senyawa | sungchan-winter.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang