thirty-two

633 69 20
                                    

THIRTY-TWO : Asam-Basa Arrhenius

...

"Bisa lo urus sekarang ngga, mas?"

Sekonyong-konyong Marissa mendengar suara Arsenio dari sebelah kepalanya. Pelan-pelan kedua matanya terbuka, dihadapkan dengan terang lampu yang serasa menembus kelopak matanya.

Lantas ia mengernyit, melenguh terganggu. Arsenio yang sadar mengakhiri panggilan teleponnya dan dengan sangat berhati-hati, mengusap kepalanya menenangkan.

"My head hurts..."

Arsenio mengangguk wajar. "Iya ya..."

"Don't go."

Pria itu menggeleng. "Aku ngga kemana-mana."

Marissa menghela napas lega.

Arsenio tersenyum tipis, kembali membelai kepala kekasihnya. "Tidur lagi, gih. I'll be here, I promise."

Marissa menggeleng. Ia membuka matanya dan berujar lemah, "Sen..."

"Yes, love?"

"Thank you..."

Arsenio menggeleng. "Don't thank me. Thank yourself." Ia mencium keningnya lembut.

Marissa menatapnya nanar. "Thank you for being here..."

Kali ini pria itu tersenyum. "Always."

"Can I have water?"

"Of course." Arsenio berdiri. "Bentar aku beli di depan dulu."

Begitu Arsenio keluar dari bilik tempat Marissa dirawat, menuju vending machine dekat ruang tunggu. Ia merunduk mengambil dua botol akua dalam kompartemen mesin itu, tidak menyadari dua orang pria yang tengah berjalan ke arahnya sampai salah satu dari mereka menerjangnya ke dinding.

"Bejat!" maki Alfa menarik kerah pakaiannya. "Bangsat lo! Cari mati lo?! Berani-beraninya lo megang adek gue-"

"Lo kira Marissa bakal biarin gue nemenin dia kalo gue yang ngelakuin itu ke dia tadi?" sela Arsenio sambil mendorongnya pergi.

Alfa masih menatapnya tajam dan benci, tapi pegangan di kerahnya melemas. Dirga berdeham pelan, menepuk pundaknya dari belakang. "Gue liat kondisi Mari dulu."

Arsenio merapikan kerah pakaiannya sementara Alfa mengangguk kecil. Begitu Dirga hilang dari peredaran, Alfa kembali menatapnya tajam.

"Dengar," potong Arsenio. "Gue juga sama marahnya kaya lo. I get that you're mad, we're sorting things out. Sejak dia kenal sama pelakunya lewat Exampro, bos kita sendiri udah turun tangan."

"I don't trust you."

"I don't expect you to," kata Arsenio berhati-hati. "But I do love her. I would do anything for her."

"Anything?" ulang Alfa. "Kalo gitu jauhin dia."

Rahang Arsenio mengetat. "Marissa-"

"Bakal jadi istri orang lain," sela Alfa cepat. "Gue bilang sekali lagi, stay the hell away. Jangan ganggu Marissa lagi."

"Gue pacarnya," ujar Arsenio tajam. "Dan gue bakal jadi pacarnya sampai dia sendiri yang mutusin gue. Kalo Marissa suruh gue nyingkir, gue bakal nyingkir buat dia. But not because of this. Not because of you."

"Gue abangnya. Gue mau yang terbaik buat Marissa dan lo bukan orangnya."

Arsenio terdiam.

Alfa menghela napas. "Jauhin dia. Do what's best for her dan jauhin dia. I'll pay your price. Kalo lo kepengen cash, just say it."

Senyawa | sungchan-winter.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang