tukang pecel

15.7K 895 86
                                    

"dikta, aku hamil..." Ucap seorang laki-laki Mungil itu entah keberapa kalinya dia ucapkan pada laki-laki bertubuh tinggi didepannya, matanya sudah berkaca-kaca, terlihat bingung juga ketakutan, dia sedari tadi terus berbicara seperti itu, tapi laki-laki bertubuh tinggi itu terus menghiraukan nya.

"Berhenti bercanda dian... aku mau siap-siap dagang dulu, kamu pasti masih capek kan?, Kamu tidur aja disini dulu, istirahat....kamu juga baru pulang dari luar kota kan?" ucap dikta mengusap pucuk kepala Dian lembut, dia malas meladeni kekasihnya ini, yang kadang-kadang suka aneh.

"Hiks-dikta aku memang benar-benar hamil!!" Ucap Dian dia mulai menangis, ketika melihat Dikta yang terlihat sangat cuek itu.

" Kamu laki-laki Dian!! kenapa kamu tiba-tiba bikin lelucon kaya gini!, Aku ngga suka!!!" Ucap laki-laki tinggi itu mulai sedikit jengah, hingga dia dengan tidak sengaja menaikan nada bicaranya.

"Aku Beneran hamil!! kamu bisa lihat sendiri, aku udah periksa ke dokter, a-aku juga ngga tau kenapa bisa begini Dikta!!, hiks- kok kamu malah ngebentak aku ?!" Ucap laki-laki mungil bernama Dian itu dengan suara tinggi juga, dia memang menjadi sangat sensitif atas hal apapun, dian melempar amplop hasil pemeriksaannya kearah laki-laki yang lebih tinggi darinya itu dengan marah, juga kesal akan sikap laki-laki tinggi itu padanya.

Dikta mengambil amplop yang dilemparkan kepadanya itu dan mulai membukanya, setelah terbuka dikta bisa melihat diatas kertas itu tertera nama rumah sakit ternama dan tulisan lainnya, mata dikta lalu bergulir ke bagian bawah kertas itu, terlihat dari nama, umur, serta diagnosa Dian terpampang jelas, serta Jangan lupakan sebuah foto hasil USG, disana terlihat janin mungil ,yang tubuhnya sudah hampir sempurna, membuat dikta tidak percaya, dengan apa yang dia lihat.

Dikta beberapa kali melihat kearah perut Dian lalu ke foto USG itu berkali-kali, meskipun tidak terlalu terlihat karena dian memakai Hoodie, tapi masih bisa terlihat dari bentuk tubuh dian yang semakin berisi itu membuktikan bahwa dian memang sedang hamil, meskipun masih belum bisa dipercayai sepenuhnya karena mau bagaimanapun Dian itu laki-laki.

Dan juga mereka sudah tidak bertemu hampir enam bulan ini, karena dian harus melanjutkan pendidikannya di luar kota, dian merupakan mahasiswa kedokteran semester 5, tapi sekarang kedapatan tengah hamil.

Dian yang melihat reaksi Dikta itu semakin was-was dan dia semakin ingin menangis, takut dikta akan meninggalkan nya begitu saja.

"Kamu yakin Dian?, I-ini ngga masuk diakal!, Kamu lagi main-main kan sama aku?" Ucap dikta, dia masih belum mempercayai ini, mau bagaimanapun Dian itu laki-laki tulen yang tidak mungkin bisa hamil, dan dikta sudah melihat sendiri seluruh tubuh Dian tanpa terkecuali.

"dikta-hiks, aku beneran hamil, buat apa aku ngebohongin kamu!!" Ucap Dian terisak, dia membuka jaketnya, lalu dian mengangkat kaos yang dikenakannya keatas, sehingga terpangpanglah perut yang sudah membulat sempurna didepan dikta, meskipun tidak terlalu besar, tapi perut dian memang terlihat seperti Perut wanita yang sedang hamil. "Lihat ini!... kamu masih ngga percaya sama aku?, bahkan bayi dalam perut aku udah gerak!!- aku juga awalnya ngga percaya, tapi makin kesini, perut aku makin besar-hiks!!, Bayi kita udah berumur 6 bulan lebih, dan aku baru memeriksanya kemarin, karena aku ketakutan!!- hiks, aku harus gimana?, Orang tuaku pasti membunuhku!!" Ucap Dian terlihat frustasi, dia terisak hingga suaranya tersendat-sendat.

"A-ku juga laki-laki Dikta!, mau bagaimanapun bukan kodratku untuk hamil, apalagi melahirkan!!, Kau tahu aku sampai berpikir ingin mengakhiri hidupku hiks-, tapi aku tau aku masih punya kamu..!! Tapi apa yang aku dapatkan sekarang!!- kamu bahkan tidak mempercayaiku!!.. ini salahmu dikta,aku bilang kamu harus pake kondom, tapi kamu bilang ngga bakal kenapa-kenapa polosan juga-hiks!!- aku ngga mau kaya gini, a-aku ingin melenyapkan anak ini!!!, AKU NGGA MAU PUNYA BAYI, AKU BENCI!!-AKU BENCI!!HIKS!!" Lanjut dian sembari meraung menangis, dia hampir saja memukul perutnya sendiri, tapi dengan cepat dikta mencegahnya dan memegang tangan dian lalu memeluknya, dian berontak dia ingin melepaskan pelukannya dari dikta, Karena dia sangat marah pada kekasihnya ini.

Sekali tamat mpreg (ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang