tetangga (bagian 4) epilog

13.5K 655 195
                                    

Let's be come sad readers....😘

Epilog

#4 tahun kemudian..

"Tuan...Maaf- apa aku boleh minta ail minumnya? Sedikit aja...aku haus sekali..."ucap Seorang anak perempuan yang tiba-tiba mengejutkan seorang laki-laki dewasa, yang terlihat sedang putus asa, terduduk dipinggir trotoar jalan.

Laki-laki itu menengok dan melihat anak perempuan yang mungkin baru berumur 4 tahun atau 5 tahunan meminta air minumnya dengan wajah ragu serta takut, mungkin karena dia benar-benar kehausan, sehingga dengan terpaksa dia meminta air itu padanya, kebetulan laki-laki dewasa itu memang sedang memegang botol minum ditangannya.

"Kamu haus?" Ucap laki-laki dewasa itu seketika Prihatin ketika melihat anak kecil itu, dia Melihat anak itu menenteng kantong plastik yang begitu besar, terlihat didalamnya terdapat banyak sampah botol plastik, dia juga memakai baju yang kotor bahkan ada beberapa robekan dibaju itu, kunciran rambutnya yang acak-acakan serta jangan lupakan kakinya yang mungil itu tidak menggunakan alas apapun.

"iya-... Sedikit saja tuan...-" tangan mungil anak itu dengan cepat merogoh kantong plastik penuh botol yang sedari tadi dia pegang, lalu menyodorkan salah satu botol itu pada laki-laki dewasa didepannya, "ini tuan, tuan bisa masukan ailnya kedalam botol ini, jadi tuan masih bisa meminumnya nanti tanpa perlu jijik kalena itu bekas aku...." Ucap anak perempuan itu dengan polos, dia juga terlihat sangat baik, laki-laki dewasa itu begitu tidak tega, dan hatinya begitu sakit Ketika mendengar perkataan terkhir anak kecil, bagaimana bisa anak sekecil ini berbicara seperti itu.

Laki-laki dewasa itu tiba-tiba teringat tentang anaknya, jika anaknya masih ada, mungkin dia sudah seumuran anak kecil ini, tapi sayangnya dia menyia-nyiakan anaknya beserta ibu dari anaknya itu , orang yang tanpa sadar begitu dia cintai.

"Jangan itu kotor, kamu minum aja langsung dari sini, maaf ini Om tadi sudah minum sebagian..." Ucap laki-laki dewasa itu dia menyodorkan air minumnya pada anak kecil itu.

"Benel tuan?, Tuan nggak jijik sama aku?" Ucap anak kecil itu, dia bahkan masih cadel tapi begitu pintar berbicara, dan sangat sopan.

"Iyaa...cepet minum tadi katanya haus, coba kamu duduk sini deketan sama om.."ucap laki-laki dewasa itu seketika penasaran dengan anak kecil didepannya ini, yang terlihat begitu pintar.

"Makasih banyak tuan, tapi aku duduk disini aja, nanti tuan kebauan... Aku memang bau soalnya..." Ucap anak kecil itu tersenyum begitu manis, dia lalu meminum air itu, dan mencoba agar tidak menyentuhkan lubang botol itu pada bibirnya.

Senyuman itu entah kenapa membuat laki-laki dewasa itu tertegun, dia seperti melihat seseorang yang dirindukan nya ketika melihat anak kecil ini, senyuman nya begitu mirip dengannya, hingga membuat laki-laki dewasa itu ingin menangis.

"Nama kamu siapa?" Ucap laki-laki dewasa itu, Ketika melihat anak itu selesai minum, bahkan dia melihat bagaimana cara anak kecil ini menutup botol air minum itu dengan hati-hati, begitu pintar padahal dia terlihat masih sangat kecil.

"Gina tuan...ini tuan telimakasih minumnya?" Ucap anak ini, dengan sopan memberikan kembali minum itu pada laki-laki dewasa itu.

Laki-laki dewasa itu semakin tertegun ketika tahu nama anak kecil ini begitu mirip dengan orang yang selama ini dia cari.

"nama kamu bagus sekali, tapi gina kamu jangan manggil tuan, panggil om aja ya... Kamu sudah makan gyna?" Ucap laki-laki dewasa itu tersenyum, dan perkataannya itu disambut senang oleh anak perempuan ini, tapi tiba-tiba dia kembali murung.

"Belum om... Gina halus jual botol-botol ini dulu balu bisa makan, tapi kalena gyna masih kecil, jadi ibu yang jual botol-botol ini, gyna cuman tolong ibu cedikit... Gina kasihan ibu seling sakit akhil-akhil ini...." Ucap anak kecil itu, tiba-tiba murung Ketika menceritakan tentang ibunya.

Sekali tamat mpreg (ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang