I WANT YOU[6]

7 1 0
                                    

Angin malam yang sangat dingin, menusuk hingga ke dalam tulang tidak menyurutkan semangat seorang ibu yang berjalan di tengah hujan dan jalan yang sangat sepi

Gemercik air hujan seakan menjadi irama yang menemani perjalanan nya

Tangan keriput itu mulai menggigil, ia kedinginan, kado yang ia baru beli pun menjadi basah

Wanita itu terdiam menatap sekeliling nya, netra hitam nya menangkap satu ruko yang sudah tutup. Dia Memutuskan pergi kesana untuk berteduh sebentar

Namun saat akan menyebrang tiba tiba mobil dengan kecepatan tinggi melintas, wanita itu tidak sempat menghindar hinggap akhirnya tubuh renta itu terlindas mobil, kepalanya hancur, darah terus mengalir bersama dengan air hujan yang terus mengguyur

Mobil itu berhenti, pemilik nya turun untuk mengecek, tak lama dia kembali kedalam mobil menjalankan dengan tergesa gesa

_________

Suara dentuman musik yang sangat keras ditambah lampu disko dan orang orang yang terus menari mengikuti irama musik itu

Rara duduk dengan beberapa teman teman nya, mereka tengah berpesta minum.

Rara mengangkat gelas wine dan semua ikut bersulang, dia sesekali meracau tak jelas. Dia mabuk hingga teman nya menyuruh ia pulang, Rara setuju dia masih memiliki kesadaran untuk mengendarai mobil merah nya

Namun saat ditengah perjalanan hujan tiba tiba turun, Rara yang mabuk dan jarak pandang yang pendek membuat nya tidak sadar jika kecepatan mobil nya sudah melewati batas

BRAKKK

Dengan sekaligus Rara menginjak rem

"Aku seperti menabrak sesuatu" Rara turun untuk mengecek, saat melihat kebelakang Rara tersentak kaget, melihat seorang wanita dengan kepala yang sudah tidak berbentuk, ditambah jalan yang sudah berlumuran darah membuat Dia sangat ketakutan

Buru buru dia pergi dari sana dengan ketakutan yang luar biasa

____________

Di ruang tamu Alicia terus bergerak tidak jelas, dia menghawatirkan hesti. Sudah hampir jam satu malam namun wanita itu tak kunjung kembali

Hujan dan petir yang bersahutan seakan menjadi pelengkap kekawatiran nya

Hingga akhirnya Alicia tertidur di sofa, menunggu Hesti membuat nya ketiduran

Tok..tok...tokk..

Alicia terbangun

"Astaga kenapa aku ketiduran" dengan cepat ia membuka pintu, dan polisi sudah menunggu

"Selamat pagi"

"Pagi, ada apa ya pak?"

"Apa benar ini rumah ibu Hesti?" Polisi itu menyerahkan KTP ibunya

Alicia menerima KTP itu, jantung nya berdegup sangat kencang, dia merasa ini bukan kabar baik untuk nya

Alicia mendongkak untuk menatap polisi itu "Benar, ini KTP ibu saya"

"Jadi begini, saya mendapat kabar jika ibu Hesti mengalami kecelakaan kemarin, mungkin lebih tepat nya menjadi korban tabrak lari" polisi itu terdiam sejenak, menarik nafas pendek

Alicia terdiam jujur, ia sangat ketakutan

Polisi melanjutkan ucapannya "dan naas nya beliau tidak dapat tertolong, karena luka di kepalanya sangat fatal"

Alicia terdiam tatapannya kosong, dengan suara bergetar "jadi ibu saya meninggal, begitu pak?"

Polisi itu mengelus punggung Alicia "iya benar, saya harap kamu sabar dan kuat" setelah itu dua polisi kemudian pergi

Bagai disambar petir di siang bolong, Alicia terduduk lemas. Dia masih tidak menyangka ibunya akan pergi secepat ini, dan yang membuat hatinya seperti teriris ketika dia pergi dengan cara yang tragis

Alicia terus memukul kepalanya "gak! Ga mungkin!! Ini cuma mimpi!!! Ayo Alicia sadar!! Sadar Alicia ini cuma mimpi!!!"

Alicia menangis sejadi jadinya ia tau ini bukan mimpi, Alicia seperti kehilangan arah. Apalagi besok adalah hari spesial untuk nya, dia berulang tahun dan sebentar lagi umur nya menjadi 17 tahun"

Alicia bangkit, berjalan sempoyongan dengan Mata sembab, Alicia terus berjalan melewati dapur, namun mata nya tidak sengaja menatap pisau disana. Dia mendekat memegang pisau itu bersiap akan memotong nadi nya

"Bu, tunggu aku"

Untung saja Leon datang tepat waktu, tanpa membuang buang waktu ia melempar pisau yang dipegang Alicia dengan nafas memburu

"Kamu gila al"

"Iya aku gila Leon!! Kemana saja kau? Bahkan kamu baru tau jika aku benar benar gila bukan?" Alicia tersenyum pahit

Leon mendekat, namun Alicia mundur perlahan lahan, tangan nya meraih gunting bersiap akan menancapkan pada perut nya, lagi leon yang mengerti pergerakan Alicia langsung memeluk nya dengan erat menjauh dari dapur

"Lepasin leon! Aku mau susul ibu! Buuu tunggu al!!!"

Leon menangkup wajah Alicia yang terus menangis "al aku tau kamu kuat, ibu mu akan sedih melihat kamu seperti ini"

Saat itu juga bayangan Hesti datang, melihat Alicia yang menangis, ekspresi Hesti nampak sedih dia tidak berbicara sepatah kata pun

Alicia memberontak melepas pelukan Leon "bu al mohon tunggu al Bu! Al ingin ikut ibu!" Namun usahanya sia sia bayangan itu perlahan menghilang

Setelah mengurus pemakaman dan lain sebagainya, Leon terus berada di samping alicia. Orang tua Leon tidak bisa hadir mendampingi Alicia karena tengah berada di luar kota

Alicia terus saja melamun, sesekali mengusap air mata nya yang jatuh

"al makan yah, aku suapin" ucap Leon, namun Alicia diam saja bahkan melirik pun tidak. Leon merasa sangat sedih melihat keadaan Alicia

"Kenapa mereka pergi? Kenapa tuhan jahat sama aku? Setelah kedua orang tua ku pergi dan kini tuhan mengambil satu satunya ibu yang aku miliki? Ini sungguh tidak adil. Kenapa harus aku? Apa tuhan pikir aku sekuat itu?"

Leon hanya mendengarkan semua racauan Alicia, dia tau Alicia butuh melepaskan semua yang ia pendam

Dia hanya mendekat, mencoba memeluk Alicia lagi. Alicia menyembunyikan wajah nya di dada bidang Leon dengan isakan yang terus terdengar

"Aku tau kamu sangat terpukul al" batin Leon

"Aku sekarang gak punya siapa siapa Leon, aku benar benar sendiri. Lebih baik aku mati saja. Aku ingin ibu kembali Aku sayang dia"

Leon terus mengusap rambut Alicia "Sstttt jangan ngomong gitu al, gak baik. Lalu aku kamu anggap apa?"

Alicia terdiam, dia kembali terisak sangat lama sampai akhirnya Leon tidak lagi mendengar isakan itu, Leon melihat wajah Alicia yang bersembunyi di dada nya ternyata dia tertidur






||PART 6||

I Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang