I WANT YOU [29]

0 0 0
                                    

Nando menggeram "aku serius cia" ujar nando dengan menekan kata terakhir

Alicia akhirnya menurut, namun saat melewati satu meja yang terdiri dari tiga perempuan ia sempat mendengar percakapan yang sangat jelas ia tau mereka siapa

"Ya ampun ra Lo kemana aja selama ini?" Ujar vio dan Rara hanya diam

"Mungkin ini pertemuan terakhir kita" Rara berucap sambil memainkan tangannya

"Kenapa?" Tanya zhia

"Emang Lo mau kemana?" Tanya vio

"Gue mau pergi ke Amerika ngikut bokap, semenjak kejadian beberapa bulan lalu. Gue gak kuat, gue mutusin buat pergi keluar negeri"

"Maksud Lo?" Dahi zhia mengkerut

"Iya, sepulang dari club gue nabrak ibu ibu dan dia langsung meninggal ditempat karena kepalanya pecah"

Alicia yang mendengar itu berhenti tepat di belakang mereka dengan Nando disampingnya, tadinya Alicia tidak peduli dengan kehadiran pembuly itu tapi perkataan Rara barusan membuat Alicia langsung teringat pada almh. Ibunya

Vio memelankan suaranya namun masih bisa Alicia dengar dengan jelas "jadi ini alasan kenapa selama ini lo ngilang?"

"Dan ini alasan kenapa Lo mau pindah ke Amerika?" Ujar zhia

Disisi lain, Alicia yang mendengar itu sudah tidak kuat. Dada nya naik turun karena emosi tangan nya mengepal kuat, matanya sudah berkaca kaca

"Bukanya kasus tabrak lari yang korbannya persis kaya yang Lo ceritain itu ibunya si gila ya?" Ujar zhia lagi dan Rara hanya mengangguk dan menunduk dalam

"Lo bener, yang gue tabrak itu ibu Alicia"

Deg

"Kenapa Lo ga--"

"Oh jadi yang bunuh ibu gue ternyata Lo?" Ucapan Alicia yang dingin membuat ketiganya menoleh kaget, bahkan Rara refleks langsung berdiri , Nando pun kaget saat mendengar kata kata Alicia yang dingin dan mengerikan

"L-lo?" Rara melihat Alicia takut, ia tidak mau masuk penjara

Sedangkan Alicia hanya tersenyum miring melihat wajah ketakutan Rara "kenapa? Lo takut?"

Perlahan Alicia melangkahkan kakinya mendekati rara dan sontak Rara mundur, tanpa sepengetahuan mereka, tangan mungil Alicia meraih pisau yang berada di atas meja dengan satu kali gerakan ia mampu membuat pipi dan tangan Rara tergores membuat Rara meringis "aw"

Zhia dan vio langsung melindungi Rara

Alicia sudah seperti seorang psikopat, ia terus berjalan menghampiri Rara. Saat Alicia akan mengayunkan pisaunya lagi, Nando dengan cepat memeluk tubuh mungil Alicia dan membuang pisaunya

"Lepasin nan" Alicia terus memberontak

Nando terus mengunci pergerakan Alicia "Gak"

"Lepas!!! Lepasin gue bangsat!!" Alicia terus memberontak dan berteriak membuat pengunjung disana memperhatikan mereka

"I-itu Alicia " Amara langsung berlari menghampiri Nando disusul arka, devano dan Arvino

"Lepasin nan!!! Gue bilang lepas!!! Dia udah bunuh ibu gue!"

"Lo gabisa kaya gini CIA!!" Teriak Nando yang masih memeluk Alicia

"Nyawa dibayar dengan nyawa!!!! Sini Lo pembunuh sialan!!!! Lo harus tanggung jawab!!!" Alicia masih memberontak hebat

"Gue mohon Lo jangan kaya gini" bisik Nando tepat ditelinga Alicia

"Nan idung alicia" teriak Amara

Nando melihat hidung Alicia yang mengeluarkan darah lagi

Perlahan pemberontakan Alicia melemah hingga akhirnya semuanya gelap.

Alicia pingsan

******
Tangan Alicia bergerak kecil, kemudian perlahan-lahan matanya terbuka dan langsung mendapati tasya, Dika, Leon dan Nando

Tasya mengusap air matanya cepat "pah al sadar pah"

Dika segera mendekat "syukurlah"

"Biar Leon panggil dokter" Leon berlalu kemudian kembali dengan dokter dan beberapa suster

"Permisi Bu biar saya periksa Alicia dulu" ujar dokter tersebut kemudian semuanya menunggu di luar

"Alicia gimana nan?" Tanya Amara yang baru saja datang dengan arka, Arvino, dan devano

"Dia udah sadar, tapi lagi diperiksa sama dokter" ujar Nando "gimana?" Nando bertanya balik

Devano menjawab "beres, dia udah di kantor polisi" kemudian Nando mengangguk

Ceklek...

Pintu ruangan terbuka, kemudian muncul dokter dan beberapa suster yang tadi memeriksa Alicia

"Gimana dok?"

"Pasien baik baik saja, dia hanya kelelahan dan sedikit stres, untuk mimisan tidak ada masalah serius itu hanya akibat dari Alicia yang kelelahan saja" kemudian Tasya mengangguk mengerti dan dokter pun pergi

Semuanya menarik nafas lega

"Nan kita pulang dulu ya" pamit Amara dan tiga cowok tadi

"Tan kami pulang dulu"

"Iya kalian hati hati, terimakasih ya" ujar Tasya kemudian Amara ,arka Arvino dan devano pun pulang

Kini mereka tengah berada diruangan Alicia, melihat kondisi Alicia yang sangat pucat membuat hati semuanya sakit

"Sayang kamu makan dulu ya" Tasya memegang tangan mungil Alicia namun Alicia hanya diam tidak menggubris

"Nyawa dibayar nyawa"

I Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang