Khawatir dan cemas adalah yang sedang mereka semua rasakan disana, menunggu di depan ruang operasi membuat jantung mereka berdetak dengan cepat.
Berdiam diri sembari memanjatkan doa agar operasi tersebut berjalan lancar. "Hyung... Aku merasa takut dengan Mark Hyung" ucap pelan Jaemin dan meremas tangan Jeno.
"Iya na, aku percaya Mark Hyung akan baik-baik saja disana, tapi jangan meremas tanganku itu terasa sakit" ucap Jeno yang membuat Jaemin melepas genggaman tersebut.
"Maaf aku tak sengaja, aku terlalu cemas" balasnya dan dibalas anggukan oleh Jeno.
Tak banyak percakapan yang mereka lakukan, mereka hanya menatap kearah pintu operasi dan menunggu.
Dokter beserta beberapa suster terdapat di dalam ruangan tersebut, dengan sangat fokus dan hati-hati mereka melakukan operasi transplantasi ginjal milik Jisung kepada Mark.
Bukan hanya sekali dua kali sang dokter melakukan operasi seperti ini, namun rasa gugup dan khawatir masih muncul didalam dirinya.
Tanpa memikirkan hal tersebut, akhirnya operasi yang berjalan panjang tersebut berhasil, beberapa dokter dan suster menghela napas lega karena telah menyelesaikan tugas mereka.
Setelah melepaskan beberapa atribut yang mereka kenakan, Dokter utama yang melakukan operasi ini akhirnya keluar dan menghampiri keluarga pasien.
"Gimana dok operasi saudara saya? Apa berjalan lancar!" Seru Jaemin yang langsung menghampiri sang dokter.
"Syukurnya pasien berhasil menjalani operasi dengan lancar, kondisi pasien secara perlahan mulai membaik" jawab dokter dengan santai kepada mereka semua.
Tak mereka sadari ketegangan yang ada di sekitar mereka, secara perlahan menghilang dan berganti dengan perasaan lega.
"Terima kasih atas bantuan dokter" ucap Taeyong dengan sopan kepada dokter tersebut.
"Iya sama-sama itu sudah menjadi tugas saya, kalau begitu saya permisi dulu" ucap sang dokter dan meninggalkan mereka di sana.
"Syukurlah Mark Hyung tidak kenapa-kenapa" ucap Chenle dan mengelus dadanya dengan pelan.
"Iya, kita hampir saja kehilangan Mark Hyung, syukur lah" sambung Jaemin dengan lega.
Setelah operasi telah diselesaikan, beberapa suster keluar dari dal ruangan operasi dengan membawa dua orang dari dalam.
Terlihat Jisung dan Mark yang tengah pingsan dari efek obat bius pasca operasi, tanpa membutuhkan waktu lama mereka telah dipindahkan ke ruang inap rumah sakit.
"Syukurlah Jisung tidak kenapa-kenapa, Sella sempat sangat khawatir dengan keadaan Jisung" ucap sella kepada kakanya.
"Kaka juga sengat khawatir, Jisung benar-benar kuat" puji sang Kaka yaitu Taeyong sembari menatap dalam ke wajah Jisung.
Dengan mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan operasi tersebut, membuat mereka tak menyadari jikalau Jisung sudah terbangun dari pingsannya.
Namun dikarenakan kondisinya yang sangat lemas dia tak merespon. "Aku tidak melihat satupun Hyung Jisung yang datang dan melihat kondisi dari Jisung" gumam Taeyong yang dapat didengar sella dan tentunya Jisung.
"Mungkin mereka masih khawatir dengan saudara mereka Mark" balas Sella dengan tatapan sedih ke Jisung.
Mendengarnya membuat Taeyong mengangguk pasrah dengan sikap Hyung Jisung yang tak menghiraukan pengorbanan Jisung. "Keterlaluan mereka semua" ucap Taeyong yang sedikit emosi.
Seketika Jisung meneteskan air mata dan merasakan sedih di dalam hatinya, "JISUNG udah sadar!" Seru Sella dengan semangat melihat Jisung membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost smile
Fanfictionsenyum ku telah hilang, sepertinya aku tak pantas tersenyum lagi, senyum ku hanya membuat orang lain menderita dan semakin benci kepadaku, senyumku tidak berguna. "maafkan aku" "Untuk apa kami memaafkan mu?" "Aku masih ada untuk kamu, jangan menyera...