Mark tengah terbaring lemah di kasur rumah sakit. Beberapa orang sekarang sedang menunggunya disana, dengan menatap sedih kearah lelaki tersebut.
Jaemin yang setia menunggu Hyung nya siuman, sesekali mengusap tangan Mark dengan pelan.
Dibalik sifatnya yang galak dan pemarah kepada adik-adiknya. Sebenarnya Jaemin adalah sosok pria yang rapuh disaat melihat orang yang dia sayangi sedang terbaring sakit.
Tangis bahagia bercampur haru dirinya keluarkan. Jaemin dan ditemani saudaranya Jeno sekarang sedang mendapatkan giliran untuk menjaga Mark.
"Hyung, lama banget pingsannya, kami disini khawatir" ucap pelan Jaemin dan senyuman kecil dari Jeno.
Sebelumnya Mark sempat sadar setelah pasca operasi, tapi kembali pingsan karena belum memiliki cukup tenaga, membuat dirinya butuh istirahat yang lebih lama.
Seperti suatu keajaiban, Jari Mark bergerak lantas membuat Jaemin yang sedari tadi menggenggam tangan Mark terkejut.
"Hyung sudah sadar!" Ucap Jaemin dengan kaget dan semangat secara bersamaan.
Sontak Jeno yg mendengarnya segera memanggil suster dan Dokter. Mereka dengan sigap segera memasuki ruangan Mark. "Biarkan kami memeriksa kondisi pasien" ucap sang dokter dan membuat mereka berdua keluar dari ruangan.
Setelah beberapa menit menunggu diluar, sang dokter keluar dari ruangan Mark dengan raut wajah yang tersenyum kepada mereka. "Syukurlah kondisi Mark semakin membaik, donor ginjal yang diberikan telah menyelamatkan nyawanya" jelas sang Dokter.
"Kalian harus berterima kasih kepada adik kalian. Jisung, dia sudah berbuat banyak" sambung sang dokter dan pergi meninggalkan Jaemin dan Jeno disana.
Mereka yang mendengar perkataan sang dokter merasa tersindir, "apa kau mau berterima kasih kepada anak sialan itu?" Tanya Jeno yang menatap ekspresi kaget Jaemin.
"Jangan harap" ucap Jaemin dengan tatapan sinis.
Renjun memasuki rumah besar milik mereka, melihat kondisi rumah itu terlihat gelap dan sunyi.
Ya semenjak Mark kecelakaan, tidak ada satupun dari mereka yang kembali ke rumah, mereka semua terlalu sibuk dan khawatir dengan keadaan Hyung kesayangan mereka tersebut. Hanya Mark.
Melirik sekilas ke sekeliling rumah dan berakhir ke arah pintu kamar di sudut lorong, yaitu kamar milik Jisung.
Berusaha tidak memperdulikan hal tersebut, Renjun langsung memasuki kamar miliknya dan Mark. Membuka pintu lemari dengan berbagai baju tergantung rapi.
Renjun dan Mark sejak lama sudah berbagi ruangan kamar, dan hal itu disetujui oleh mereka semua.
Renjun yang benci dengan hal berantakan selalu merapikan sudut kamar mereka, jadi tak heran melihat kerapian di seluruh sudut ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost smile
Fanfictionsenyum ku telah hilang, sepertinya aku tak pantas tersenyum lagi, senyum ku hanya membuat orang lain menderita dan semakin benci kepadaku, senyumku tidak berguna. "maafkan aku" "Untuk apa kami memaafkan mu?" "Aku masih ada untuk kamu, jangan menyera...