Eomma

946 135 7
                                    

Note : vote dulu sebelum membaca 🤗

🌼🌼🌼

Jennie memaksa berjalan keluar dari kamarnya, padahal Irene sudah memintanya untuk tetap tenang di kamar. Tapi Jennie tetap bersikeras ingin menemui Rose. Ia sampai mendorong tiang penyanggah infusan untuk keluar dari kamarnya. Ia terus berjalan tertatih sambil mencari-cari kamar dimana Rose dirawat.

"Permisi."

"Iya?"

"Apa anda tahu dimana ruangan Roseanne Park? Yang kemarin datang bersamaku."

Perawat itu mengangguk faham lalu menunjuk koridor yang cukup sepi.

"Dia ada di kamar 046, di koridor itu."

"Ah, baiklah. Terima kasih."

Jennie melangkah dengan semangat, walau tertatih. Irene bilang Rose baik-baik saja, hanya mengalami cidera ringan di lengan kanan. Tapi Ia tetap merasa khawatir dengan kondisi gadis yang baru saja mencoba bunuh diri itu.

Namun langkah Jennie harus berhenti saat ia melihat Irene sedang berdiri berhadapan dengan seorang wanita. Wanita yang benar-benar tidak Jennie percayai akan berada tepat di depan matanya lagi.

Ibunya.

"Kau harus bertemu dia."

"Yang penting ia baik-baik saja."

"Kau masih peduli dengannya, kan? Dengan Jennie? Lalu kenapa kamu malah menelantarkannya?!"

Wanita di depan Irene berdecak kesal.

"Joohyun, kamu jelas tidak tau apapun!"

"Oh. Aku tau. Bukan hanya kau yang kehilangan Taeyeon eonnie! Tapi aku dan Jennie juga!"

"Berhenti menyebutkan nama itu!"

Irene meremas ujung bajunya untuk melampiaskan emosi. Kalau di hadapannya ini bukan kakaknya, ia pasti sudah menghabisi wanita di depannya dengan tangannya sendiri.

"Kau sungguh tidak ingin melihat kondisi anakmu itu lagi?"

"Dia bukan anakku... bagiku, dia bukan siapapun lagi!"

DEG

Jennie mematung beberapa saat. Sebegitu bencinya kah sang eomma terhadap Jennie? Ia menatap nanar sosok ibunya yang berdiri tidak jauh dari lokasinya berdiri. Mereka berdua belum menyadari kehadiran Jennie yang dapat mendengarkan mereka berdua beradu agumen.

"Eonnie..."

"Cukup, Irene. Aku kesini untuk memberikan biaya pengobatan Jennie, seperti yang kau inginkan."

Irene mendengus. "Apa kau pikir aku memanggilmu karena masalah uang?"

"Lalu?"

Plak!

Jennie menutup mulutnya dengan kedua tangan saat Irene menampar wajah ibunya. Irene benar-benar sangat marah sekarang. Wajah memerah dan matanya menajam tajam sang kakak yang berdiri di hadapannya.

"Kau keterlaluan!"

"Joohyun..."

"KAU SUNGGUH KETERLALUAN SICA!"

"Nona, tolong jangan berteriak di rumah sakit."

Salah satu perawat dari belakang Jennie berseru lalu menghampiri mereka berdua. Disaat itu juga, Irene dan Jessica menyadari kehadiran Jennie.

"J-Jennie..."

Irene terlihat shock. Sejak kapan dia disana? Mau apa dia kesini?! Apa ia telah mendengar semuanya..? Apakah Jennie mendengar percakapannya dengan ibunya? Sementara Jessica hanya terpaku menatap anak yang tidak diakuinya. Ia tidak tau harus berkata apa pada gadis itu.

Saving You (Chaennie) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang