Young Love

1K 142 18
                                    

Note : press vote , it's free 😊👍🏻

🌷🌷🌷

"Rose...?"

"Jennie?"

Akhirnya mereka bertemu juga. Seutas senyum terukir di kedua wajah mereka bagaikan sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Haha sungguh menggelikan. Kenapa juga Suzy harus merasakan hal seperti ini?

"Kau baik-baik saja?"

"Hm. Aku sudah membaik. Gomawo, Jenniyaa."

Jennie menunduk. Oh, ya ampun. Kenapa dia terlihat malu-malu sekarang? Jaga sikap mu, Jen! Ada Suzy disini! Kau tidak boleh terlihat seperti remaja yang sedang mabuk cinta seperti ini!

"Kapan kau diperbolehkan pulang, Jennie?"

Jennie menoleh pada Suzy yang bertanya kepadanya.

"Ah, hari ini sudah boleh pulang."

"Baguslah."

Hmm? Baguslah? Kenapa Suzy berkata seperti itu? Bagus karena Jennie akan pulang hari ini dan Suzy jadi punya banyak kesempatan untuk berduaan dengan Rose, begitu? Aish dasar gadis tidak tau diri!

Suasana jadi sedikit canggung. Iya, tentu saja canggung. Karena Suzy, Jennie, dan Rose hanya diam saja sekarang.

"Ku...kurasa aku harus pulang."

Rose terlihat kecewa saat mendengar ucapan Jennie.

"Ah, iya. Kay..."

Jennie tersenyum canggung.

"Baiklah. Sampai jumpa."

Lalu Ia melambaikan tangannya dan menghadiahi sebuah senyuman lembut pada Rose sebelum ia keluar, meninggalkan Suzy dan Rose untuk sekian kalinya. Suzy segera melirik ke arah Rose yang wajahnya terlihat sendu setelah kepergian Jennie. Apakah Rose tidak senang kalau Jennie pergi?

"Aku baru tahu kalian cukup akrab."

"Tidak juga."

"Bagaimana dia bisa menyelamatkanmu?"

Rose terdiam. Sejujurnya, ia juga tidak tahu bagaimana Jennie bisa tiba-tiba berada di jembatan itu. Bukankah itu aneh? Rose jadi penasaran, sebenarnya, Jennie itu apa? Apakah dia seorang malaikat? Atau ...?

~~~

Jennie mendesah. Ia menyandarkan kepalanya di jendela mobil dan menutup kedua matanya. Hari ini agak mendung dengan awan kelabu menutupi cakrawala, mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Sementara itu, Irene masih fokus pada mobil yang ia kemudikan, sesekali ia melirik Jennie yang terus menghela nafasnya seolah berusaha untuk melupakan sesuatu.

Apa harus ia ceritakan saja ya?
Irene mengulum bibirnya. Serius, ia bahkan enggan dibayar berjuta-juta won daripada harus mengatakan kebenaran soal ibu Jennie yang akan menikah lagi. Apalagi kemarin gadis itu sudah mendengar perkataan menyakitkan dari ibunya. Pasti kabar ini akan terasa lebih menyakitkan bagi Jennie.

"Eonnie..."

"E-eoh. Ne? Ada apa, Jen?"

Entah apa yang merasuki pikiran Jennie untuk bertanya soal ibunya. Jujur, ia benar-benar tidak percaya kalau ibunya akan datang disaat ia seperti ini walau ia harus mendengar pernyataan menyakitkan dari ibunya sendiri.

"Apa ibu datang kemarin karena kau yang menyuruhnya?"

"Begitulah."

Jennie menunduk.

"Wae?"

"Karena ia berhak tahu kondisi anaknya."

"Bukankah ia tidak menganggapku sebagai anaknya lagi?"

Saving You (Chaennie) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang