"Falling in love is like having thousands of butterflies flying around your stomach..."
💞💞💞
Berjam-jam berlalu, tanpa sadar sudah waktunya pulang sekolah tapi Rose enggan meninggalkan Jennie sendirian dan sepertinya Jennie juga tidak mau ditinggal sendiri oleh Rose. Mereka sedaritadi sibuk bercanda-tawa, seolah melupakan kalau di dunia ini bukan hanya mereka berdua.
"Ini sudah malam ternyata."
Rose menoleh ke arah jendela, ia terkejut. Terlihat matahari sudah mulai terbenam. Sepertinya ia benar-benar lupa waktu karena asik bersenda gurau dengan si kucing. Tapi ia tidak terlalu peduli. Toh tidak akan ada yang mencarinya ini kalau ia pulang larut. Dan dia juga sangat menikmati momen manis ini.
"Harusnya sih sekolah sudah bubar.."
"Apa kamu belum mau pulang?"
"Aku akan pulang kalau kamu minta aku untuk pulang."
Jennie tertawa imut lalu menarik lengan Rose dengan manja.
"Kalau begitu jangan pulang dulu...!"
Rose tersipu malu namun ia tidak memperlihatkannya. Ia hanya mengangguk dan membiarkan si mata kucing memeluk lengannya itu sembari melanjutkan aktifitas mereka menonton televisi.
Kalau dilihat-lihat, Jennie itu orangnya bawel dan agak manja juga ternyata. Walau di kelas sepertinya dia itu anak yang kalem dan tidak banyak ngoceh. Begitupula dengan Rose. Walaupun orang selalu mengecapnya orang yang dingin, sebenarnya, Rose adalah orang yang begitu peka dan peduli.
"Mau sampai kapan kamu meluk tanganku?"
Sontak Jennie tersadar. Ia segera menjerit kecil lalu melepas lengan si Rose. Dia menahan malu sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.
"M-maafkan aku!"
"Hahahahahaha!!!"
Rose tidak dapat menahan tawanya.
"Kau adalah orang pertama yang berani memelukku selama ini. Tanganku enak dipeluk yah?"
"Ehhhh!!! Itu ..." Ahh, Jennie benar-benar malu sekarang. Sial, kenapa dia jadi manja banget sih ke Rose.
"It's okay, aku juga senang kok dipeluk sama kamu. Sini peluk lagi."
Jennie mendongak begitu melihat Rose melebarkan tangan kanannya, bermaksud merangkul dirinya. Entah apa yang saat itu dipikirkan Rose, tapi ia benar-benar ingin memeluk gadis mungil yang duduk di depannya itu sekarang.
Perlahan tapi pasti, Jennie mulai mendekat. Ia memeluk pinggang Rose, sementara Rose merangkul pundak Jennie dan menyenderkan kepalanya diatas kepala Jennie. Rasanya sungguh hangat dan nyaman. Senyum mereka merekah.
"Gomawo..." Gumam Rose.
Jennie melirik ke arah wajah gadis blonde itu.
"Untuk?"
"Menjadi temanku."
"Ahh..."
"Awalnya aku pikir kamu ini adalah gadis yang merepotkan dan tukang ikut-ikut seperti mereka, tapi aku salah .. maaf aku pernah meneriakimu pembohong dan membuatmu bermusuhan dengan Lisa."
Jennie menggeleng.
"Aku senang ternyata kamu berbeda dengan apa yang dikatakan orang-orang. Rose yang ku kenal sekarang ini, ternyata sangat lembut dan care..."
Wajah Rose memanas.
"Yaa. Awas saja kalau kamu berani bilang kalau aku memperlakukanmu seperti ini pada orang lain."
"Ehehe.. apa kamu takut si Suzy cemburu?"
Jennie melepas pelukannya dan melihat raut wajah Rose yang kebingungan.
"Apa maksudmu?"
"Kau dan Suzy... kalian pacaran, kan?"
"Dih. Siapa yang bilang begitu?"
Jennie terkekeh melihat ekspresi masam si Rose.
"Jadi...?"
"Aku dan dia tidak pernah pacaran. Sejak kejadian di glosarium itu, dia jadi sering menempel denganku. Padahal aku tidak mau dia terlalu dekat begitu."
Ada sedikit perasaan senang saat mendengar itu dari bibir Rose langsung. Tunggu, mengapa Jennie merasa senang?
"Bukannya kamu..."
"Apa?"
"Kamu dan si Lisa, berpacaran?"
Jennie langsung mengelak.
"Ih, aniya! Kami hanya teman masa kecil."
"Oh.."
Tanpa sadar, sebuah senyuman merekah di wajah Rose. Ia senang karena hubungan Jennie dan Lisa hanya sekedar teman masa kecil seperti yang sering dilontarkan Jennie selama ini.
"Apa kamu senang?"
"Senang karena?"
Rose dan Jennie saling bertatapan.
"Karena aku dan Lisa tidak punya hubungan spesial."
Mwo..?! Apa kini selain memprediksi masa depan, Jennie punya kekuatan membaca pikiran orang?! Rose tidak dapat menahan rasa malunya.
Jennie tertawa geli. "Ternyata kamu juga senang ya?"
Tunggu, barusan si Jennie ngomong apa? Juga?
"Hah?"
"Ne. Aku juga senang kamu dan Suzy tidak memiliki hubungan apapun."
Deg deg deg. Rasanya jantung Rose berpacu dengan sangat cepat seperti sedang marathon. Kini mata Rose terbuka lebar seolah ingin copot dari rongganya. Jangan bilang kalau Jennie juga...
"U-um m-maksudku..."
Jennie berusaha mengelak. Namun sudah terlambat, Rose sudah mendengar semua perkataannya. Kini wajah si Jennie sudah seperti kepiting rebus.
"A-aku juga senang, ternyata Lisa bukan pacar kamu."
"Mwo? Jin-jinjja"
Mereka kembali bertatapan, tapi kali ini, tatapan mata mereka berdua lebih dalam dari sebelumnya.
"Jennie..."
"N-ne?"
"Apa kamu pernah merasakan 'jatuh cinta'?"
"M-mwo? Kenapa kau-"
Dengan perlahan, Rose mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie yang berada di hadapannya. Perlahan mendekat, lebih dekat, semakin dekat ... hingga Jennie dapat merasakan nafas berat Rose dan mendapatkan naluri untuk menutup matanya.
Tidak lama, ia merasakan sesuatu yang kenyal menempel di bibirnya. Tubuhnya bergemetar, sedikit menegang. Perutnya terasa geli, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan bebas.
Apakah ini ...
Yang dinamakan jatuh cinta?TBC
Jan lupa feedbacknya ya yeoreobun 🙏🏻
Wait for the next chapter
Love you guys 🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/279831789-288-k270308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saving You (Chaennie) [END]
Fanfictiongxg topsé futa 🔞🔞 Jennie Kim memiliki kemampuan melihat masa depan seseorang hanya dengan menyentuh tubuh mereka. Tanpa sengaja, dirinya melihat masa depan Roseanne Park. Sebuah pengelihatan yang mengerikan menjadi awal kisah mereka berdua. Akank...