Note : don't worry belum ada yg mati di chapter ini ehe
.
.Hanya dua hari lagi sebelum perlombaan. Rose terlihat bersemangat menjalani hari terakhir latihannya, esoknya akan ia gunakan untuk beristirahat secara total. Ia tidak ingin di hari perlombaannya malah kecapean dan akhirnya malah tumbang.
"Setidaknya masuk lima besar,"
Ucapan dari pelatih Byul tadi menjadi penutup latihan Rose yang berlangsung selama dua setengah jam itu. Rekornya terpecahkan lagi, dari lebih 6 detik menjadi 6.5 detik lebih cepat. Walau tidak terlalu banyak, setidaknya itu bisa mempengaruhi hasil perlombaan nantinya kan?
Dan seperti biasa, Jennie masih setia duduk di kursi samping lapangan. Menonton dan sesekali menyemangati kekasihnya itu berlatih. Kadang menghapus jejak keringat di wajah sang hubby, atau berbicara pada pelatih Byul.
Sebenarnya, latihan Rose ini di mulai pada saat pelajaran terakhir. Jadi, selama sejam kurang ia berlatih sendiri tanpa adanya Jennie dan kalau sudah waktunya pulang sekolah, Jennie akan duduk disana membawakan sebotol air mineral atau sebotol isotonik untuk si tupai.
"Gimana latihannya, by?"
"Kata pelatih ada kemajuan."
"Berarti sudah siap emang dong?"
Rose menengguk habis sebotol pocari dari si kucing dan duduk di sampingnya. Ia tersenyum dan mengusap lembut rambut pacarnya.
"Doain aja ya sayang."
"Itu pasti. Minggu kemarin aku ke gereja, aku minta sama Tuhan biar kamu menang lomba. "
"That good. Tapi... Entahlah. Aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Aku tidak tau apa itu tap-"
"Ah mungkin itu hanya perasaanmu saja, by. Kamu terlalu capek latihan sampai pikiran kamu kemana-mana gitu."
Rose menghela nafasnya. "Mungkin kamu benar. I'm just exhausted. Yaudah kita pulang yuk."
"Hayuk," Jennie meraih tangan Rose lalu mereka berdua berjalan keluar lapangan. Tapi belum jauh dari lapangan, seseorang memanggil nama Rose.
"... hei, Rose!"
Jennie dan Rose menoleh pada gadis jangkung di depan mereka. Lalisa Manoban. Rose dengar dia juga perwakilan sekolah untuk lomba atletik, cabang renang.
"Ya, Lisa?"
"Ternyata lo ya wakil dari lari 100 meter."
Rose mengangguk.
"Oh. Boleh minta id line lo ga? Anak-anak cabang lain bikin groupchat khusus tim atlet kemarin malam dan setelah gue lihat ternyata nama lo gak ada disana."
Wajar sih kalo namanya gak ada, hampir anak-anak perwakilan lomba atletik berbeda jurusan dan kelas dengan Rose. Apalagi Rose bukan anak yang terlalu populer --kalaupun populer karena sering berkelahi saja-- jadi jarang ada yang mengenalnya.
Setelah bertukar kontak, Lisa izin pamit untuk pergi latihan.
"Aku senang deh kamu akan punya teman baru."
"Hmm? Si cungkring itu?"
"Iya. Dia kelihatannya baik. Aku yakin kalian akan jadi teman baik nantinya."
Rose mengerutkan dahinya.
"Teman..?"
"Ne. Dan juga, ada banyak siswa lain di group itu kan, jadi nanti bakal punya banyak teman by."
"A-ah. Tapi gimana kalo mereka gasuka ma aku?"
"Jangan gitu, hubby! Coba dulu kenalan sama mereka. Aku yakin kalo mereka udah kenal kamu mereka pasti bakal suka ma kamu kok. Percaya deh sama wifey."
Jennie menujukkan gummy smilenya yang sangat menggemaskan bagi Rose. Ia tertawa kecil lalu mengambil pakaian ganti dan berniat mandi lalu mengganti baju olahraganya yang sudah basah dengan keringatnya.
"Tapi kalaupun mereka suka ma aku, aku tetap sukanya sama kamu doang kok."
Gombalan receh si tupai itu berhasil membuat pipi mandu Jennie memerah. Ia menyubit abs Rose karena malu.
"Hubby gombal ih!"
"Aww. Nggak gombal sayang. Aku kan cuma ngomong jujur."
.
.🔞🔞🔥
Jennie menunduk malu. Rose menyeringai nakal lalu menggandeng Jennie ke dalam ruang ganti bersamanya, membuat gadis mungil itu terkesiap.
"By, katanya kamu mau ganti baju."
"Emang. Ayo kita mandi bareng wifey."
"E-eh. Kalo ada yang masuk kesini gimana by?
"Ga ada orang kok disini. Anak-anak udah pada pulang. Ayok ah."
Lagi-lagi Rose menarik tangan Jennie lalu membuka seluruh bajunya termasuk boxer CKnya. Jennie memekik kecil ketika melihat Roje junior yang menggantung indah diantara selangkangan hubbynya itu.
Benda berbentuk mirip sosis yang panjang berurat itu masih belum tegak sempurna, tapi ukurannya sudah membuat Jennie bergidik. Ia masih ingat betul betapa sesak dan ngilu pussynya saat dimasuki benda itu.
"By, jangan disini ah. Aku takut kegep."
Rose berdecak. "Nggak akan, sayang. Trust me." Ucapnya sambil mengocok juniornya hingga keras dan siap tempur.
Karena sudah tidak sabar, Rose langsung menyambar bibir ranum Jennie sedangkan kedua tangannya sibuk melucuti seragam Jennie dan menaruhnya di gantungan.
"Hnggh mmmh."
Tubuh Jennie memanas. Ia mengerang keras ketika gadis blonde kesayangannya itu mulai meremas buah dadanya dengan penuh semangat.
"A-ahhh byh p-pleasee"
Gesekan benda tumpul itu di bagian intimnya membuatnya menggelinjang nikmat. Ia tak sabar ingin dimasuki Rose. Membayangkan betapa nikmatnya benda itu didalamnya saja sudah membuatnya banjir seperti air terjun.
"Mmm? Mau masukin sekarang, baby?"
Rose menurunkan cd Jennie lalu menaikkan roknya sampai ke perut. Kemudian Ia mengangkat kaki kanan Jennie dan menggesek-geseknya miliknya pada miss v Jennie yang sudah sangat becek.
"AHH fuck yeahh byy masuk ahh masukin jeball"
Jennie merintih, antara nikmat dan sakit saat kepala berbentuk jamur itu mulai memasuki lubangnya yang masih sangat sempit.
"Oooh fuck! Babyh ahh so tight!"
"Ahh by ennggh faster ooohh"
"Ahh God ohh kau sungguh nikmat baby mmh"
"Ahh ahh keluarkan di dalam by"
Sebelum Rose keluar, Jennie sudah squirt duluan. Membuat junior Rose serasa dijepit.
"Ahh shit. Aku urrgh keluarr"
Rose menghentakkan miliknya dalam-dalam lalu menyemprotkan cairannya dalam rahim Jennie.
Setelah mereka menetralkan nafas, Rose membantu Jennie melepaskan roknya kemudian mereka mandi bersama. Rose tau kelakuan bejatnya ini bisa berdampak buruk bagi mereka berdua. Jennie bisa saja hamil karena ulahnya. Tapi entahlah. Perasaannya mengatakan bahwa hal itu tak akan terjadi karena sesuatu yang jauh lebih mengerikan akan terjadi padanya.
.
.
.
.
.TBC
Gimana kalo Rose mati ninggalin Jennie yg lagi bunting? Awokwow jahad bener ya authornya 😭😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Saving You (Chaennie) [END]
Фанфикgxg topsé futa 🔞🔞 Jennie Kim memiliki kemampuan melihat masa depan seseorang hanya dengan menyentuh tubuh mereka. Tanpa sengaja, dirinya melihat masa depan Roseanne Park. Sebuah pengelihatan yang mengerikan menjadi awal kisah mereka berdua. Akank...