Falling All In

1K 149 17
                                    

Note : vote dulu sebelum membaca 😊

🌼🌼🌼

Akhirnya Rose kembali ke sekolah. Tidak ada yang berubah, rutinitasnya masih sama seperti biasa. Masuk kelas, belajar, istirahat, pulang, terkadang dia ikut aktifitas club sepulang sekolah. Seperti sekarang, ia sedang latihan untuk olimpiade yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Ia akan ikut turnamen lari.

"Eh, lihat deh!"

Seseorang dari bangku penonton menunjuk ke arah Rose. Mereka berdua melihat Rose dengan pandangan jijik lalu saling berbisik tapi sayangnya, bisikan mereka masih terdengar oleh si blonde.

"Bukankah itu si Park?"

"Eh, iya, itu dia. Kenapa dia ada disini ya?"

"Ih, sekolah kita seperti tidak punya atlet lain saja."

Rose hanya berdecak sebal setelah menyelesaikan latihannya. Rasanya ia ingin sekali menampar mulut mereka tepat sekarang juga jika pelatihnya tidak menepuk pundak Rose dan menggeleng, mengisyaratkan untuk tidak terlibat perkelahian apapun.

Rose membuang muka dan mengepalkan tangannya. Kalau saja ia tidak sedang di sekolah, sudah ia habisi anak-anak sialan itu.

"... kau tahu? Ku dengar keluarga Rose itu keluarga berantakan loh!"

"Eh, benarkah? Pantas saja anaknya seperti itu seperti tidak pernah diajari caranya bersosialisasi dengan baik oleh ibunya---"

Bruk!

"Bicara sekali lagi, ku bunuh kau bangsat!"

Teriak Rose yang entah sejak kapan sudah muncul di hadapan mereka berdua dan menghajar salah satu dari mereka hingga gadis tersebut tersungkur dengan pipi yang memar.

"Apa-apaan sih lo?!"

Rose mengatur nafasnya, matanya yang tajam tertuju pada orang itu hingga ia bergidik ketakutan.

"Rose!"

Pelatih Yi berlari menghampiri Rose. Menarik pundaknya dengan cukup keras, walau Rose tetap bersikeras bertahan di posisinya.

"Kau baik-baik saja? Pergilah ke UKS."

Akhirnya kedua orang itu pergi dari hadapan Rose. Rose masih mencoba meredakan emosinya sebelum coach Moonbyul menepuk pundak Rose lagi perlahan.

"Rose, ikut saya ke kantor sekarang."
.
.

Walikelas Rose memijit pelipisnya pelan. Ia tidak tahu harus berpidato apalagi agar Rose bisa menahan emosinya yang suka meledak hingga kadang menimbulkan korban.

"Rose..."

"Ini bukan salahku,"

"Tapi kamu main fisik terlebih dahulu."

"Lalu aku harus diam saja saat mereka membicarakan ibuku?!"

Rose mulai meninggikan suaranya. Untung di kantor guru cuma ada walikelasnya saja saat ini. Yongsun kembali memijit pelipisnya.

"Panggil orang tuamu..."

"M-mwo? Tapi..."

"Aku ingin bicara pada mereka."

~~~

"Mana Rose?"

Jennie yang baru saja kembali dari perpus mendadak terkejut karena Suzy muncul di hadapannya secara tiba-tiba untuk menanyakan keberadaan Rose yang tidak ia lihat semenjak kelas usai tadi.

"Mwo? Memangnya Rose kenapa?"

Tiba-tiba dari belakang Jennie, muncul dua orang gadis dimana salah satu dari mereka terlihat terluka dan meringis sembari mengumpat kesal pada seseorang.

Saving You (Chaennie) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang