[IV] Evil Emperor's Wild Consort

Chapter 611: Membuat Kehebohan di Kota Batu Hitam (3)

Bang!

Sebuah kekuatan seperti bola penghancur yang berat menghantam pria dengan dada kumis samping. Itu melemparkan tubuh berototnya ke belakang dan dia jatuh ke tengah kerumunan.

Pria dengan kumis samping tercengang dan geng perampok lainnya juga terkejut. Seluruh pegunungan telah menjadi begitu sunyi sehingga mereka dapat dengan jelas mendengar napas satu sama lain.

Komandan Kedua kami, meskipun merupakan Kehormatan Bela Diri tingkat rendah, sebenarnya... Tidak dapat membalas?

Apakah orang ini tidak normal?

Pria dengan kumis samping menjadi sangat hitam di wajahnya dan mengepalkan tinjunya begitu erat hingga bergetar. Dikalahkan oleh satu pukulan di depan begitu banyak orang, ini adalah yang pertama bagiku!

Terutama karena lawannya adalah seorang wanita muda!

Ini benar-benar memalukan!

"Tahan." Saat dia menyadari bahwa pria dengan kumis samping akan membuat gerakan lain, pria yang tampak ilmiah mengangkat tangannya untuk menghentikannya dan mengerutkan kening. Dia telah menangkap secercah cahaya yang berkedip di mata Gu Ruoyun, "Nona muda, Perampok Taring Serigala tidak akan pernah melayani orang lain. Karena Anda ingin memprovokasi kami, saya tidak punya pilihan selain membunuh Anda!"

Suara mendesing!

Saat dia berbicara, dia mengangkat tangannya yang bersinar dengan cemerlang dan mengarahkan angin kencang ke arah Gu Ruoyun. Itu membawa kekuatan tajam yang menyapu ke depan seperti pisau panas melalui mentega.

Gu Ruoyun bersandar ke samping dan menghindari serangan itu. Detik berikutnya, pria yang tampak ilmiah itu tepat di depannya. Kipas angin di tangannya bersinar dengan cahaya abu-abu dan diarahkan ke lehernya. Dia buru-buru mengangkat pedangnya di depan wajahnya dan dengan dentang keras, nyala api meledak keluar. Gu Ruoyun mengerutkan kening saat dia memeriksa pria berpenampilan ilmiah yang masih berdiri sangat dekat dengannya.

Kipas di tangan pria berpenampilan ilmiah itu bukanlah kipas biasa. Itu terlihat sekeras logam dan tidak bisa dihancurkan oleh senjata biasa.

Namun...

Kedua belah pihak mengumpulkan energi spiritual mereka ke telapak tangan mereka dan secara bertahap menyalurkannya ke senjata mereka. Suara ledakan keras dan gelombang cahaya melesat ke keempat sudut area sebelum menyebar ke udara. Segera setelah itu, sebuah kekuatan berat jatuh ke dada pria yang tampak ilmiah dan dia kehilangan pijakan, tersandung ke belakang untuk jarak yang cukup jauh. Pada saat itu, kipas di tangannya robek seperti kain tua yang compang-camping dan jatuh ke tanah.

"Pemimpin!"

Wajah Perampok Taring Serigala sangat berubah. Kipas angin itu adalah milik pemimpin mereka yang paling berharga dan mereka semua tahu itu. Selain itu, kipas ini adalah senjata spiritual dan hanya malu mengandung roh senjata.

Sekarang, wanita ini entah bagaimana berhasil menghancurkannya?

Senjata spiritual!

Tidak salah lagi, senjata yang dia miliki juga merupakan senjata spiritual!

Tidak ada senjata, tidak peduli seberapa tajam bilahnya, yang bisa menghancurkan kipas Pemimpin kecuali itu juga senjata spiritual!

"Hehe, Saya tidak pernah berpikir bahwa senjata di tangan Anda akan menjadi senjata spiritual juga. Saya tidak akan bisa mengenalinya tanpa melihat lebih dekat!" Pria berpenampilan ilmiah itu memegang erat kipasnya yang compang-camping dan ekspresinya adalah pemandangan yang mengerikan untuk dilihat. Tangannya bergetar terus menerus saat niat membunuh mulai meluap dari hatinya. "Namun, kipas saya jauh lebih penting daripada hidup Anda. Karena Anda telah menghancurkan kipas saya, Anda harus membayarnya dengan nyawa Anda!"

Sebenarnya, itu bukan kesalahan pria yang tampak terpelajar karena gagal mengidentifikasi senjata Gu Ruoyun sebagai senjata spiritual. Setelah roh senjata menghuni senjata spiritual, pemiliknya dapat mengendalikannya sesuai keinginan. Kecuali Gu Ruoyun memilih untuk mengekspos senjata spiritual, orang lain akan menganggap bahwa itu hanyalah pedang biasa.

Tentu saja, setelah roh senjata memasuki senjata spiritual, itu akan membutuhkan waktu tertentu untuk beradaptasi. Sekarang, naga pucat yang bersemayam di dalam pedang telah berhasil mendapatkan kendali penuh atas senjata spiritual tersebut.

"Itu tergantung pada apakah Anda akan memiliki kesempatan."

Gu Ruoyun tersenyum. Kemudian, raungan naga yang agung terdengar dari pedang di tangannya. Sebelum pria berpenampilan ilmiah itu bisa memahami situasinya, seekor naga putih pucat menyerbu keluar dari bilahnya, menyemburkan napas naga yang kuat dari mulutnya. Napas naga itu membuat pria berpenampilan ilmiah itu menyingkir bahkan sebelum dia sempat bereaksi.

Gedebuk!

Pria berpenampilan ilmiah itu menabrak pohon di belakangnya. Dia mengangkat kepalanya dengan heran dan wajahnya penuh kejutan.