XVI

559 106 31
                                    

Suara alarm yang berasal dari ponsel membuat Ten terbangun dari tidur nyenyaknya. Perlahan ia pun membuka kedua matanya, kemudian duduk dan bersandar pada headboard.

Sejenak Ten mengumpulkan nyawanya yang masih berlarian menuju raga, mulai mengedarkan matanya dan seketika bibirnya melengkung membentuk senyuman manis tatkala mendapati sosok Jaehyun yang masih tertidur pulas di sampingnya.

Sejenak Ten mengumpulkan nyawanya yang masih berlarian menuju raga, mulai mengedarkan matanya dan seketika bibirnya melengkung membentuk senyuman manis tatkala mendapati sosok Jaehyun yang masih tertidur pulas di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepasang mata kucing itu pun terus saja memandang kagum ke arah lelaki yang meskipun sudah berusia hampir setengah abad, namun tubuh dan auranya masih terlihat menakjubkan.
Apalagi jika mengingat kejadian semalam, dimana dengan gagahnya Jaehyun menggempur Ten tanpa ampun.

"Daddy..." Ten berbisik teramat pelan supaya Jaehyun tidak terbangun.
Tangan mungilnya terulur mengusap pipi Jaehyun lembut namun perlahan.

"Daddy kenapa sih semakin hari semakin bikin aku nyaman?" Gumam Ten pelan, menarik tangannya dari wajah Jaehyun.

"Tiap daddy nyentuh aku rasanya jantungku seperti mau copot. Jantung aku berdetak dua kalilipat lebih cepat saat daddy nyium bibir aku," Ten menatap Jaehyun sayu.

"Aku takut jatuh cinta ke daddy..." Lirih Ten menundukkan kepalanya.
"Kalau sampai itu terjadi, semuanya akan hancur. Aku akan menghancurkan hubungan antara ayah dan anak, bukan hanya itu aku juga bakal menghancurkan keluarga kecil daddy. Aku nggak mau itu terjadi dad." Ten menjeda ucapannya, menghela napas pelan lalu kembali memandangi wajah Jaehyun.

"Di sisi lain, aku juga sayang sama Jeno. Tapi daddy bikin aku nyaman, aku nggak bisa milih diantara kalian berdua." Lagi-lagi Ten menghela napas pelan dan menggelengkan kepalanya cepat.

"Engak, enggak Ten. Lo nggak boleh baper, lo nggak boleh jatuh cinta ke daddy Jaehyun. Lo harus profesional, antara lo dan daddy Jaehyun hanya sebatas sugar daddy dengan sugar baby. Lo nggak boleh ngarep apapun ke dia, ayo sadar Ten sadar." Lelaki mungil itu menampar kedua pipinya pelan, bermaksud menyadarkan diri sendiri.

Kemudian Ten tersenyum hambar, menatap kembali wajah Jaehyun yang masih pulas dalam tidurnya.

"Dah lah gue mau mandi terus bikin sarapan buat daddy.." Setelah berucap demikian, Ten bergegas bangkit dan berlari kecil menuju kamar mandi.
















Aroma masakan yang masuk ke dalam indera penciumannya, membuat Jaehyun terbangun dari tidur nyenyaknya. Lantas lelaki itu pun dengan perlahan membuka kedua bola matanya, mulai bangkit dan menyandarkan diri ke headboard.

"Eh daddy udah bangun?" Jaehyun mengalihkan matanya tatkala melihat Ten tengah sibuk menyiapkan sesuatu di meja makan.

"Ternyata udah pagi.." Jaehyun mengambil celana pendek yang tergeletak di lantai kemudian memakainya.

Ten menoleh sekilas ke arah Jaehyun sembari menyunggingkan senyum.
Kemudian dia menghampiri daddy-nya yang sepertinya masih belum terkumpul seluruh nyawanya.

"Good morning daddy Jaehyun, muahh.."
Jaehyun menatap Ten bingung ketika pria mungil itu mengecup pipinya.

"G-good morning too.." Jaehyun sedikit tergagap dan itu berhasil membuat Ten terkekeh.

"Cuci muka dulu deh dad, terus kita sarapan bareng." Ujar Ten lalu berbalik badan menuju meja makan.

"Kamu masak?" Jaehyun menyibak selimut kemudian melangkahkan kakinya berjalan di belakang Ten.

"Iya dong, ini special untuk daddy.." Ten tersenyum seraya menunjukkan masakannya yang berupa nasi goreng.

Alis Jaehyun mengernyit heran.
"Kamu bisa masak?"

Ten spontan tertawa kecil ketika mendengar pertanyaan Jaehyun.
"Bisa dong dad, sebagai anak kost aku harus bisa masak biar irit."

Diam-diam Jaehyun tersenyum tipis.
Merasa spesial karena Ten masak untuknya, karena selama ini Tzuyu tidak pernah masak untuknya, karena selalu ada asisten rumah tangga yang melakukan itu.

"Hey, kok ngelamun dad?" Jaehyun tersadar dari lamunannya tatkala Ten melambaikan tangan tepat di depan wajahnya.

"Enggak kok, saya nggak ngelamun."

Ten bergeleng-geleng seraya terkekeh.
"Yaudah sana daddy cuci muka atau mandi sekalian, terus duduk disini sarapan sama aku."

Jaehyun melirik Ten sekilas.
"Saya cuci muka dulu ya sebentar."
Ten mengangguk, kemudian Jaehyun melangkah menuju kamar mandi.













Saat ini Jaehyun dan Ten tengah menikmati nasi goreng buatan Ten tentunya. Sesekali diselangi mengobrol, lebih tepatnya Ten yang kebanyakan berbicara, sementara Jaehyun hanya membalasnya dengan anggukan, deheman atau bahkan senyuman.

"Udah siang nih dad, aku berangkat dulu ya.." Setelah menghabiskan makanannya, Ten terburu-buru bangkit dan menyambar tas di sofa.

"Ten, tunggu!" Jaehyun bangkit dari duduknya lalu menghampiri Ten.

"Ini uang saku untuk kamu," Jaehyun merogoh saku celananya dan memberikan beberapa lembar kertas berwarna merah kepada Ten.

"Eh, nggak usah dad, uang yang kemarin masih ada kok." Ten mendorong tangan Jaehyun.

"Udah terima aja, ini uang saku sekolah kamu. Pegang!" Jaehyun meletakkan paksa uang yang ia pegang ke tangan Ten.

"T-tapi dad---"

"Hushhh jangan bantah!" Jaehyun merapihkan rambut Ten.
"Maaf ya saya nggak bisa nganter kamu ke sekolah, karena anak saya ternyata satu sekolah sama kamu."

"Uhuk uhuk..." Ten spontan terbatuk mendengar perkataan Jaehyun barusan.

"Eh kamu gapapa?" Jaehyun menatap Ten khawatir.

"Gapapa dad, aku cuma kaget aja."

Dapat Ten lihat, Jaehyun menghela napas lega.

"Maaf ya kalau saya bikin kamu kaget, saya juga baru tau kemarin kalau anak saya satu sekolah sama kamu."

"Iya dad gapapa, btw anak daddy namanya siapa? Biar aku bisa waspada." Pertanyaan bodoh, padahal Ten tahu betul siapa anak Jaehyun.

"Namanya Jeno, dia kelas dua."

"Oh Jeno toh.."

"Kenapa? Kamu kenal?"

Ten langsung bergeleng cepat.
"Nggak kenal kok, cuma tau aja dad. Hehehehe..." Ten tertawa kikuk, kemudian menelan ludahnya kasar.

"Yaudah ya dad aku berangkat dulu, takut telat.." Ten berbalik badan hendak menuju pintu, akan tetapi tetiba Jaehyun menarik tangannya hingga wajah Ten bertubrukan dengan dada Jaehyun.


Cup

Jaehyun mencium kening Ten cukup lama, tentu saja tindakannya tersebut membuat jantung Ten berpacu cepat.

"Hati-hati di jalan ya baby.." Ucap Jaehyun sembari mencubit pipi Ten gemas.

Ten gugup setengah mateng, enggak ding, setengah mati maksudnya.

"I-iya dad, aku berangkat ya, bye.."

Setelahnya Ten berlari kecil keluar dari apartemen, meninggalkan Jaehyun yang masih saja memandangi kepergiannya.

"Kok gue semakin nyaman ya sama Ten, apa gue udah mulai suka sama dia?"














Besok mau update lagi gak?

Sugar Baby-JaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang