XXI

517 108 29
                                    


Double update

..............

"Daddy punya unit disana?"

Deg

Jaehyun menelan ludahnya kasar ketika mendengar pertanyaan Jeno.

"E-enggak." Jaehyun menggaruk tengkuknya salah tingkah.
"Tadi tuh daddy jengukkin Om Yuta, dia lagi sakit jadi daddy jengukkin deh."

Entah mengapa jawaban Jaehyun tidak membuat Jeno percaya begitu saja.
Dia bisa melihat kalau Jaehyun sedang menyembunyikan sesuatu, atau lebih tepatnya sedang berbohong.

"Ohhh gitu, kirain daddy punya unit disana." Pada akhirnya Jeno memilih berpura-pura percaya.
"Yaudah kalau gitu Jeno ke kamar dulu ya, dad. Good night..."

Tanpa menunggu respon ayahnya, Jeno bergegas pergi menuju kamar meninggalkan Jaehyun yang terus saja memandangi kepergiannya.

"Kok dia bisa kelayaban kesana sih, anjirrr.." Jaehyun mengacak rambutnya frustasi. "Gue harus lebih berhati-hati lagi," gumamnya pelan kemudian pergi menuju kamarnya.



















Hari ini berjalan seperti biasa.
Bersekolah, berkumpul dengan Doyoung dan Jungwoo di kantin saat jam istirahat, dan juga memandangi Jeno dari kejauhan.

Ya, Ten sangat merindukan Jeno, kekasihnya. Meskipun hatinya dalam keadaan bimbang, namun bagaimanapun Ten sangat merindukan Jeno. Merindukan senyum kekasihnya tersebut, sangat-sangat merindukannya.
Akan tetapi Ten tidak bisa berbuat apapun, karena Jeno akan bersikap cuek ketika tak sengaja berpas-pasan dengannya, hingga membuat Ten tak berani menyapanya terlebih dahulu.

Bel pulang sekolah pun telah berbunyi, seluruh murid hilir mudik keluar dari kelas masing-masing, begitu pula dengan Ten yang berjalan sendirian menyusuri koridor sekolah menuju parkiran.

Entah mengapa, tetiba Ten merasa sakit di kepalanya, tubuhnya melemas dan bergetar.

"Kak Ten!!!" Lelaki mungil itu sontak berbalik badan tatkala mendengar suara seseorang menyerukan namanya dan ternyata seseorang itu adalah Renjun.

"Njun.." Sapa Ten pelan sembari memijat pelipisnya, karena sungguh kepalanya sakit sekali.

Renjun tersenyum lalu merangkul pundak Ten. "Kak nanti gue minjem laptop lu ya?"

"Boleh, ada di apart tapi." Balas Ten lemas, menjurus merintih.

"Kak lo gapapa? Lo sakit ya?" Renjun panik melihat wajah Ten yang pucat ditambah pria mungil itu terus saja memegangi dahinya.

"Kepala gue sakit banget, Njun.."
Rintih Ten kesakitan, Renjun pun semakin khawatir.

"Yaudah gue anter aja ya kak? Lo nggak bisa pulang sendiri dalam keadaan seperti ini.." Ten hanya bisa mengangguk samar merespon perkataan Renjun.
Setelah itu Renjun menggandeng lengan Ten lalu membawanya menuju motornya.
























Lima belas kemudian Renjun dan Ten sampai di apartemen, kemudian Renjun mengantarkan Ten sampai depan pintu unitnya.

"Makasih ya Njun udah nganterin gue," Ten berujar lemah.

Sugar Baby-JaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang