XXVIII

520 87 27
                                    

"TEN DIMANA KAMU HAH? JAWAB!! DASAR PELACUR! KELUAR KAMU! SAYA BUNUH KAMU SEKARANG JUGA!"

Jungwoo, Doyoung dan Ten seketika terdiam mendengar suara teriakkan seseorang.

"Siapa tuh?" Doyoung bangkit dari ranjang dan berjalan menuju pintu untuk memeriksa.

"Kayak kenal gue suaranya," Ten mengingat-ingat suara siapa itu.

"Serem banget pakai acara mau bunuh segala," Jungwoo turut bangkit menyusul Doyoung.

"Loh ada Jeno juga, tapi siapa yang sama dia?" ujar Doyoung setelah melihat kericuhan di bawah.

"Jeno?" Ten mengerutkan dahi.
"Jangan-jangan itu tante Tzuyu lagi."

Jungwoo berbalik menghadap Ten.
"Tante Tzuyu istrinya om Jaehyun? Oh shitttt!!!"

Doyoung pun ikut berbalik badan.
"Jangan bilang dia udah tahu juga?"











"TEN, KELUAR KAMU PELACUR!!"

"Mah udah!!" Jeno memegangi tangan Tzuyu agar tidak melangkah lebih jauh.

"LEPASIN MAMAH, JEN!!"

Tzuyu menghempas tangan Jeno kasar, mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan mencari keberadaan Ten.

"DIMANA KAMU TEN? KELUAR BITCH!!"

Tzuyu kembali berteriak lantang.

"Tante, Jeno?"

Tzuyu dan Jeno berbalik badan ke arah pintu, disana berdiri seorang Haechan.

"Haechan, kamu tahu dimana kamar Ten?"

"Tahu, tan."

Jeno menghela napas jengah.
"Udah mah ayo kita pulang, mamah mau ngapain sih disini?"

"DIAM KAMU JENO!!" Tzuyu menunjuk wajah Jeno sinis.

"MAMAH HARUS NGASIH PELAKOR ITU PELAJARAN!"

Lalu, Tzuyu beralih menatap Haechan.
"Kasih tahu tante, dimana kamar Ten?"

Haechan berangguk, kemudian berjalan mendahului Tzuyu.

"Ikut saya, tante."

Tzuyu berjalan di belakang Haechan, diikuti oleh Jeno.

Ketiganya melangkah menaikki anak tangga ke lantai dua, tempat kamar Ten berada.

"Ini tante, kamarnya."

Tzuyu tersenyum miring, lalu menendang pintu itu dengan keras.

"Ohhh jadi disini pelacur kecil bersembunyi?" Tzuyu melangkah pelan, wajahnya begitu menyeramkan bak iblis pencabut nyawa.

"T-tante saya bisa jelasin semuanya?" Ten bangkit dari ranjang, berjalan mundur menghindari Tzuyu.
Di depannya ada Doyoung dan Jungwoo yang berusaha menghalangi Tzuyu.

"Penjelasan apa hah? Penjelasan kalo kamu berhasil menggaet bapak dan anak sekaligus? Iya?" Tzuyu mengeluarkan pisau kecil dari saku cardigannya, kemudian menodongkannya ke arah Doyoung dan Jungwoo supaya menyingkir.

"MAH?!!!" Jeno berlari menghampiri Tzuyu.

"DIAM DI TEMPAT ATAU MAMAH BAKALAN NUSUK PERUT MAMAH SENDIRI?" Ancam Tzuyu tanpa berbalik badan menghadap Jeno.

Jeno mengerang frustasi, tak tahu harus melakukan apa.

Sementara Tzuyu semakin dekat menghampiri Ten, dan ketika wanita itu berdiri tepat di hadapannya.
Tzuyu menggerakkan pisaunya menyusuri wajah dan leher Ten.

"Saya nggak nyangka anak sekecil kamu bisa ngelacur juga?" Ten merinding ketakutan, Tzuyu terus saja menggerayangi tubuhnya menggunakan pisau tersebut.

"Saya dengar kamu hamil anak suami saya? Betul?" Tzuyu menahan pisaunya di leher Ten, sedikit menekan hingga darah segar keluar dari sana.

"T-tan sa-ya bisa jelasin semuanya?"

Tzuyu menampilkan smirk-nya.
"Kenapa? Keliatannya kamu ketakutan?"

"MAH UDAH?!" Teriak Jeno, Tzuyu pun menoleh ke anaknya tersebut.

"Kenapa Jen? Kamu masih sayang sama dia?"

Jeno memandang Ten sekilas, lalu tertunduk.

"Ck..." Decakan kecil keluar dari mulut Tzuyu.

"Hebat kamu ya, Ten?" Bisik wanita itu ke telinga Ten.
"Kamu bisa bikin anak dan suami saya takluk sama kamu, rasakan ini.."

Jleb

Tzuyu menusuk perut Ten, menyebabkan pria mungil itu memuntahkan darah di mulutnya.

"HHAHAHAHAHAHA SELAMAT MENUJU NERAKA."

Tzuyu tertawa, mencabut pisau itu dari perut Ten kemudian pergi seolah tak melakukan dosa apapun.

"TENNNNNNNNNNNNN!!!!"

Jeno, Doyoung dan juga Jungwoo berlari menghampiri Ten yang sudah tergeletak di lantai dengan darah yang terus mengucur dari perutnya.

"TENNNN BANGUN SAYANG, PLEASE BERTAHAN!!"

Jeno mengangkat kepala Ten dan menaruh di pahanya.

Air matanya mengalir deras menyaksikan orang yang ia cintai sedang melawan maut.

"DOY TOLONG TELPON AMBULAN SEKARANG!!" Teriak Jungwoo yang juga menangis sembari menggoyang-goyangkan tubuh Ten.

"TENNN PLEASE LO HARUS BERTAHAN, JANGAN TINGGALIN KITA."

"GUE PANIK WOO, GUE HARUS NGAPAIN SEKARANG?!"

Doyoung mondar-mandir, tangannya sangat bergetar.

"TELEPON AMBULAN SEKARANG GOBLOG!!" Sentak Jungwoo panik.

"Kak Doy, sama tolong kabarin daddy ya." Ujar Jeno membuat Jungwoo dan Doyoung menatapnya bingung.

"Kenapa, Jen?" tanya Jungwoo.

Jeno bergeleng, dikecupnya kening Ten lama, air matanya begitu deras membasahi wajah Ten yang sudah tidak sadarkan diri.

"Daddy cinta sama Ten, dia berhak tahu soal ini semua. Tolong telepon daddy, kabarin dia soal Ten."

"Jadi gue harus telepon siapa ini?" Tanya Doyoung bingung.

Jungwoo menghela napas lelah.
"AMBULAN DULU ANJING, LO NGGAK LIAT TEN SEKARAT?"

"O-okay.."

Sugar Baby-JaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang