2. Model Baru

1.1K 200 78
                                    

"Aku berfikir, sepertinya miss Jung menyukai mu" tebak Rose setelah selesai menyantap makanan nya.

"Kenapa kamu bilang begitu?" Tanya Rio

"Tidak mungkin bukan dia perhatian dengan mu tanpa maksud?" Rose memang tahu kebiasan sang boss, yang selalu memberi Rio sesuatu setiap pagi, rela mengechek ke ruangan pegawai nya saat jam makan siang, dan akan langsung menegur Rio jika pemuda itu terlihat masih sibuk dengan kameranya.

"Menurutku apa yang dilakukan miss Jung masih wajar" elak Rio.

"Tidak wajar Rio, karena dia hanya melakukan nya pada mu" protes Rose.

"Kamu cemburu?" Goda Rio melirik genit kearah Rose, gadis itu terbahak.

"Kamu percaya diri sekali" cibir nya.

"Memang kamu tak merasakan ada yang aneh dari perhatian miss Jung pada mu?" Nada bicara Rose berubah serius, sambil menatap wajah samping sahabatnya itu, Rio menggeleng.

"Dia sedang mencari perhatian mu Rio, dia menyukai mu" jelas Rose sedikit kesal pada sahabat tidak peka nya itu.

"Tapi aku tidak" jujur Rio

"Why? Dia cantik, mandiri, dia boss perusahaan di tempat kita bekerja Rio" penasaran Rose.

"Karena aku menyukai gadis lain" jawab Rio sambil melirik kaca spion kanan nya, karena mereka telah tiba diparkiran gedung.

"What?" Kaget Rose tak percaya.

"Siapa gadis itu? Apa aku mengenal nya? Kenapa kamu tidak bercerita pada ku?" Cerca Rose, tapi Rio acuh.

"Ayo turun, kita sampai" potong pemuda itu, untuk mengalihkan pembicaraan Rose.

"Ingat, kamu berhutang cerita pada ku Rio" ancam Rose sebelum turun dari mobil Rio, mereka pun berjalan memasuki lobby gedung, dan memasuki lift.

"Hey, tunggu!" Seru seorang pria yang nampak dewasa, meminta seseorang di dalam lift untuk menahan pintu nya.

Set

Rio spontan menahan pintu lift dengan kaki kanan nya, pria tadi berjalan tergopoh-gopoh diikuti seorang pemuda tinggi dengan wajah angkuh nya.

"Terima kasih" sapa pria dewasa tadi pada Rio yang menahan pintu lift, Rio hanya membungkuk tersenyum.

"June, ayo" ajak pria itu pada pemuda tampan yang bersama nya tadi.

Deg

Rose tertegun menatap pemuda yang dipanggil June tadi memasuki lift dan berdiri di hadapan gadis itu.

Rose terus menatap takjub pada pria di hadapan nya itu, ia langsung merasakan debaran aneh di dada nya begitu bertatapan dengan pemuda tadi, dan mereka ternyata menuju ke lantai yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose terus menatap takjub pada pria di hadapan nya itu, ia langsung merasakan debaran aneh di dada nya begitu bertatapan dengan pemuda tadi, dan mereka ternyata menuju ke lantai yang sama.

"Kalian datang bersamaan rupa nya" ujar seorang pria menyambut kedatangan Rio dan pemuda tadi, yang disapa pun saling bertatapan bingung.

"Rio, dia lah yang akan menjadi model untuk iklan kali ini" ujar pria tadi memperkenalkan model nya pada sang fotografer.

"June, berkenalan lah dengan fotografer mu" ujar Seulgi sang boss, kedua nya langsung bertatapan ramah.

"Rio/Junhoe" mereka pun berjabat tangan.

"Dan dia Rose, rekan kerja ku" ujar Rio, Junhoe mengalihkan tatapan nya pada Rose, dan gadis itu menunduk salah tingkah, sambil mengulurkan tangan kanan nya yang dingin dan sedikit gemetar.

"R-Rose" singkat nya malu-malu.

Seulgi, Rio, Junhoe dan Rose pun melakukan meeting singkat sebelum memulai pemotretan.

"Ok, kita lakukan sekarang" seru Seulgi semangat, Rio pun mulai menyiapkan set untuk pengambilan gambar, dibantu Rose yang kerap kali mencuri pandang kearah sang model.

"Ada apa dengan jantung ku, kenapa pula dengan mata dan hati ini yang tidak sinkron?" Keluh Rose membantin, hatinya menolak tapi matanya terus tertuju ke arah Junhoe, dan debaran jantung nya terasa begitu cepat setiap kali ia melirik kearah pemuda itu.

"Rose" tegur Rio karena sahabatnya itu tak menjawab pertanyaan nya.

"Hah?" Rose rerjengkit kaget.

"Aku sudah tiga kali bertanya pada mu, tapi kamu malah sibuk melamun" protes Rio sedikit kesal.

"A-apa?" Tanya Rose tak enak.

"Dimana memori card nya?" Ulang Rio jengah.

"A-aku ambilkan, tunggu sebentar ne" Rose berjalan terburu-buru menuju kursi dimana ia meletakan tas miliknya dan milik Rio, mengambil kotak berisi memori card, untuk sang fotografer.

"June, kami sudah siap" ujar Rio pada sang model.

"Ok" singkat sang model.

"Buka sedikit kaki mu, angkat dagu nya" interuksi Rio

"Stop"

"Tahan ok"

Cekrek

Cekrek


Cekrek

Rio mulai mengambil gambar Junhoe dari berbagai posisi dan gaya, serta memberi nya interuksi ringan, dan Junhoe yang pandai membaca apa yang Rio kehendaki, jadi dengan cepat ia mampu menerjemahkan kata-kata Rio ke dalam bentuk pose.

Rio mulai mengambil gambar Junhoe dari berbagai posisi dan gaya, serta memberi nya interuksi ringan, dan Junhoe yang pandai membaca apa yang Rio kehendaki, jadi dengan cepat ia mampu menerjemahkan kata-kata Rio ke dalam bentuk pose

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hasilnya pun memuaskan, Rose tersenyum sendiri menatap pria yang bergaya di depan kamera itu, Rio tak menyadari nya, karena posisi Rose berada dibelakang nya.

"Goodjob June" puji Rio, sang model pun mendekati Rio dan ikut memeriksa hasil jepretan sang fotografer.

"Lihat, bagus kan, seperti nya tak ada yang harus di hapus, semua masuk dalam proposal" ujar Rio tertawa lebar.


"Kamu yang hebat, aku hanya mengkuti interuksi mu" Junhoe balas memuji Rio, keduanya saling terkekeh puas, Rose ikut tersenyum senang menatap kedua nya.

"Oh ya, apa boleh aku meminta nomor mu Rio?" Tanya Junhoe tanpa sungkan.

"Aku puas dengan hasil foto mu, mungkin aku bisa merekomendasikan mu pada klien ku yang lain nanti" alasan Junhoe masuk akal.


"Tentu, terima kasih sebelum nya" ujar Rio sambil mengeluarkan ponsel nya dan saling bertukar kontak.

"Aku pergi dulu, masih ada job ditempat lain" pamit Junhoe, Rio melambaikan tangan nya pada Junhoe, model yang baru saja debut


"Bye Rose" seru nya melambaikan tangan pada gadis asisten Rio.

Blush



Wajah Rose merona, ia membungkuk hormat karena malu untuk membalas ucapan Junhoe.









#TBC

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang