6. Dukungan

664 168 78
                                    

"Aku ke toilet sebentar ne" pamit Rio pada Junhoe dan Rose, mereka mengangguk.

"Apa kalian sudah lama saling mengenal?" Tanya Junhoe pada Rose, setelah Rio beranjak ke toilet.

"S-sudah oppa, semenjak kami kuliah, di kampus yang sama, dan bekerja di tempat yang sama, perusahaan Jung selama tiga tahun terakhir" jawab Rose.

"Wah, sudah lama juga, dan kalian tidak terlibat cinta lokasi?" Selidik Junhoe.

"Tidak oppa, aku tak punya kakak laki-laki, Rio tak punya dongsaeng, hanya sebatas itu hubungan kami, dan lagi kami sama-sama tanpa keluarga disini" jujur Rose.

"Oh iya Rose, aku sudah meminta ijin pada Junhoe, dia mengijinkan ku memberi kontak nya pada mu" ujar Rio tanpa dosa saat ia baru saja kembali dari toilet.

Blush

Wajah Rose memerah, ia marah dengan kekurang ajaran Rio, yang membuat Rose di serang rasa malu luar biasa.

Dugh. . .

"Aww. . ." Rio mengerang kesakitan, karena Rose menginjak kaki nya dengan keras, Junhoe terbahak-bahak.

"Kalian seperti Tom dan Jerry" kekeh Junhoe.

Kriinnggg. . .

Ponsel Rio berdering


"Hallo"

". . ."


"Baik baik, aku segera kesana"

Klik


Rio mematikan sambungan telpon nya, wajahnya terlihat cemas dan khawatir.

"Junhoe-yaa, bisa tolong antar Rose pulang nanti?" Pinta Rio

"Aku ada keperluan mendadak" pamit Rio.

"Tentu, jangan khawatir" jawab Junhoe

"Aku pergi dulu Rose" pamit Rio buru-buru

"Mau kemana?" Tanya Rose cemas.

"Nanti aku kabari" balas Rio, ia lalu berjalan tergesa keluar dari restauran, menaiki mobil nya dan mengendarai nya dengan kecepatan penuh.

Rose dan Junhoe melanjutkan obrolan dan makan malam nya setelah kepergian Rio, mereka berdua bahkan melanjutkan acara nya dengan berjalan-jalan di tepian sungai Han malam itu, Junhoe juga memberikan jas nya untuk Rose yang kedinginan.

"Gumawo oppa" ucap Rose tersenyum simpul.

"Awal bertemu ku pikir kamu adalah gadis yang kaku, ternyata aku salah" ujar Junhoe.

"Ku pikir oppa dulu juga adalah namja yang dingin, tapi ternyata aku keliru" kikik Rose salah tingkah.

"Yaa, pertemuan awal memang akan menimbulkan kesan yang berbeda karena kita belum kenal" kata Junhoe.

"Oh iya Rose, mana nomor kontak mu?" Pinta Junhoe, mereka lalu bertukar nomor ponsel, Rose melirik jam yang melingkar dipergelangan tangan kiri nya.

"Sudah malam ya, ayo kita pulang" ajak Junhoe, yang paham jika Rose ingin segera pulang.

Hampir jam satu dini hari, Junhoe mengantar Rose pulang ke rumah nya.

"Jadi disini rumah mu?" Tanya Junhoe sambil mengamati rumah Rose.

"Iya oppa, lain kali berkunjunglah, dan terima kasih telah mengantar ku oppa" ucap Rose, Junhoe tersenyum.

"Baiklah, sampai jumpa Rose" balas nya, Rose melambaikan tangan kanan nya pada mobil Junhoe yang kian menjauh, Rose berjalan dengan langkah girang nya sambil terus tersenyum memasuki rumah nya.

Krriing. . .

"Hallo"

"Chipmunk, apa kamu sudah di rumah?"

"Sudah, kenapa tadi pulang lebih dulu?"

"Tetangga menelpon, dia melihat Leo diluar rumah, aku khawatir, dan ternyata benar, aku lupa mengunci pintu rumah ku, yang menyebabkan Leo bisa bebas keliaran diluar" jelas Rio.

"Dasar ceroboh" omel Rose, Rio terkekeh.

"Segerah tidur, sampai jumpa besok di kantor" pamit Rio.

"Ya, sampai jumpa" balas Rose, ia sengaja tak menahan Rio karena ingin berkhayal tentang Junhoe tanpa gangguan.

Klik





Sambungan telpon mereka pun terputus, Rose membuka baju nya, bersiap untuk membersihkan diri sebelum tidur, dan terus membayangkan wajah Junhoe, dan senyum manis pria itu sampai ia tertidur.

Pagi telah tiba, Rose begitu bersemangat memulai hari nya, untuk ke kantor, dan disana ia melihat Jisoo tengah mengobrol dengan Rio.

"Pagi Soo-yaa, Rio" sapa Rose, Jisoo mengerutkan kening nya merasa aneh dengan perubahan mood Rose pagi ini.

"Eemm. . . Rio" ucap Rose ragu

"Hm?" Jawab Rio menatap sahabatnya.

"Menurut mu, apakah wajar jika seorang gadis mengirimi ucapan selamat pagi pada namja lebih dahulu?" Tanya Rose penasaran.

"Ti. . ."

Dugh

Rio menginjak kaki Jisoo yang hendak menyahut untuk menjawab pertanyaan Rose.

"Wajar Rose, sekarang sudah jaman nya serba terbuka, tak harus selalu namja yang bergerak lebih dulu, perempuan juga boleh mengambil inisiatif lebih dahulu" dukung Rio, Jisoo berdecak kesal.

"Baiklah" balas Rose, ia berjalan ke meja nya sambil mengutak-atik ponsel nya.

To June oppa:
Selamat pagi oppa, jangan lupakan sarapan mu sebelum beraktivitas

Rose memegangi kedua pipinya, merasakan tangan nya yang dingin, harap-harap cemas, menunggu chat balasan dari Junhoe.

"Ck, dasar perempuan" cibir Jisoo kesal

Blush

Rose memekik tertahan, sambil tersenyum bahagia, membuka ponsel nya, yang menerima pesan balasan dari Junhoe.

From June Oppa:
Pagi juga Rose, terima kasih sudah diingatkan, aku sedang menikmati sarapan ku hari ini.

Dari sinilah kedekatan Rose dan Junhoe di mulai, mereka rutin saling berkirim pesan penyemangat setiap hari.

Tapi hari ini, Rose tiba-tiba berubah murung, Rio yang curiga pun mendekati nya.

"Rose" panggil nya, gadis itu mendongak.

"Ayo ikut dengan ku" ajak Rio, Rose yang tak curiga pun segera beranjak dan mengikuti Rio dari belakang, mereka menuju ke bank terdekat.

"Apa ini?" Bingung Rose tak mengerti.


"Aku tadi tanpa sengaja membaca pesan mu dari Alice noona, papa sakit bukan, dan aku tahu apa yang kamu pikirkan" tebak Rio.

Bruk

Rose langsung memeluk tubuh jangkung Rio sambil terisak.

"Gumawo Rio-yaa, maaf telah merepotkan mu" ucap nya sambil sesenggukan.


"Jangan khawatir, kesehatan papa jauh lebih penting" ujar Rio menepuk-nepuk punggung Rose, yaa papa Park sedang sakit di Australia sana, dan menjalani perawatan medis, Rose tak bisa membantu keuangan keluarga nya, karena tabungan nya sudah ia belikan mobil, tapi Rio, sahabat nya itu membantu dengan mentransef tabungan nya untuk keluarga Rose.



#TBC

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang