13. Siapa?

687 170 109
                                    

Rio berkali-kali memijat pelipis nya yang pening, Rose tak mengetahui itu, ia tak seperhatian dulu pada Rio, karena prioritas nya sekarang adalah June.

Gadis itu menghampiri Rio di meja kerja nya.

"Rio" panggilnya, sang pemilik nama pun mendongak menatap sahabat nya itu.

"Kamu ada uang tidak? Uang ku habis, ini sudah waktu nya makan siang?" Tanya Rose tanpa sungkan, karena bagi nya, Rio sudah seperti oppa nya sendiri, Rio mengangguk, ia lalu mengambil dompet nya, dan menyerahkan kartu kreditnya pada Rose.

"Gumawo Rio-yaa" kikik Rose senang, ia pun segera berlari kecil menuju lift untuk pergi makan siang.

Krystal keluar dari ruangan nya, dan melihat Rio tertidur dengan posisi meletakan kepalanya diatas meja kerja, sendirian, karena yang lain keluar untuk makan siang, terkecuali Rio

Sekembalinya makan siang, Rose berpapasan dengan Krystal di depan lift, hendak menuju ke lantai yang sama.

"Miss" sapa Rose membungkuk hormat pada boss nya yang menenteng paper bag coklat di tangan kanan nya, mereka pun masuk ke dalam lift.

"Rose?" Krystal membuka obrolan nya dengan Rose di dalam lift.

"Ya miss?" Jawab Rose hormat.

"Apa kamu tahu siapa gadis yang di sukai Rio?" Tanya nya to the point, Rose terkejut dengan keberanian Krystal, tak mungkin ia bertanya demikian jika tak ada maksud pada sahabat nya.


"Tidak miss, Rio memang pernah mengatakan nya pada saya, tapi belum memberitahu siapa gadis itu" jawab Rose jujur, Krystal mengangguk-angguk mengerti.

"Ku pikir, karena kalian dekat, kamu tahu siapa gadis beruntung itu" gumam Krystal.

"Apa jangan-jangan Rose, gadis yang di sukai Rio?" Batin Krystal curiga, di lain pihak. . .


"Apa sebenar nya miss Jung gadis yang di sukai oleh Rio? Tapi dia belum mau mengakui nya?" Batin Rose penasaran, Krystal meletakan peper bag nya diatas meja Rio, lalu kembali ke ruangan nya.


"Rio, Rio, bangun, ini kartu kredit mu" Rose membangunkan sahabat nya itu.

"Hm" sahut Rio, Rose langsung kembali ke meja nya setelah menyerahkan kredit card milik Rio, pemuda itu bengong menatap paper bag di atas meja nya.


"Ah pasti Rose yang membelikan nya" gumam Rio senang merasa Rose telah kembali memperhatikan nya, ia pun memakan nya dengan lahap, lalu meminum lagi obat pemberian Krystal semalam.


Beberapa hari kemudian, Rio sudah sembuh, dan beraktifitas kembali seperti biasanya.



"Rio, minggu kamu ada acara tidak?" Tanya Rose.



"Tidak, kenapa?" Rio balik bertanya



"Antar aku ke Busan ya? Menemui oppa yang ada jadwal di sana, dari tiga hari yang lalu, aku tak bertemu dengan nya Rio-yaa" sendu Rose mengadukan kegelisahan hati nya yang merindu pada sang pujaan, Rio hanya diam, tak bisa menjawab, jika ia mau, hati nya akan kembali terluka, jika tak mau, ia tak ingin Rose sedih, Rio tentu dalam dilema, tapi pria itu tak bisa menolak, ia mengangguk lirih.



"Bodoh" gumam Jisoo kesal begitu Rose berlalu dari hadapan Rio, pria itu hanya menatap pasrah pada Jisoo.



"Jika kamu tak berani mengatakan nya pada Rose, biar aku yang memberi tahu nya" ancam Jisoo, Rio menggeleng.



"Why?!" Kesal Jisoo yang sudah lama tahu seperti apa hancur nya Rio, dan perasaan nya pada Rose.


"Rose tidak mencintaiku, kebahagiaan dia adalah June, kamu lihat sendiri kan, dia sekarang begitu bersemangat dan terus tersenyum, semenjak berkencan dengan June, aku tak ingin wajah ceria nya itu berubah saat tahu tentang perasaan ku Soo" ujar Rio.



"Tapi Rio, bagaimana dengan perasaan mu, hatimu. . ." Cemas Jisoo



"Aku baik-baik saja" potong Rio



"Setiap manusia memiliki kekuatan nya masing-masing, dan selama ini, aku masih sanggup menelan segala luka ku sendiri, sementara Rose, aku tak tahu apa dia akan sanggup menanggung semua nya nanti, aku tak ingin menimbulkan masalah baru untuk nya" lanjut Rio, Jisoo menghela nafas.


Minggu pagi, Rio telah bersiap untuk mengantar Rose ke Busan, bertemu dengan June yang sedang ada acara disana, perjalanan darat selama empat jam lebih.



"Aku sudah tak sabar ingin bertemu oppa" gumam Rose antusias.



"Apa kamu sudah menghubungi nya?" Tanya Rio.



"Belum, aku ingin memberi nya kejutan" semangat Rose.



"Lalu kamu tahu lokasinya dari mana?" Tanya Rio lagi.



"Manajer oppa yang memberitahuku di hotel mana June oppa menginap" jawab Rose lagi.


"Baiklah" Rio mengemudikan mobil nya dengan kecepatan penuh, karena ingin segera sampai dan beristirahat.



"Sepertinya kita sudah hampir sampai Rio-yaa" ujar Rose menatap hotel yang ia tuju dari kejauhan.




"Itu hotel nya" tunjuk Rose memberitahu Rio, lokasi nya yang berada tepat di tepi pantai, mereka pun memarkirkan mobil nya, dan turun untuk melakukan reservasi, sebelum menemui June.



Deg



Rose mematung, Rio masih memperhatikan lingkungan sekitar, sampai tatapan nya jatuh pada Rose yang membeku menatap balkon hotel, Rio mengikuti arah pandangan Rose, yang membuat nya ikut terhenyak.



June tengah berciuman dengan seorang wanita di balkon kamar hotel lantai tiga, tak jauh dari tempat Rio memarkirkan mobil nya, air mata Rose pun menetes tanpa ia sadari, Rio pun meraih tangan kanan Rose


Bruk



Gadis itu langsung memeluk Rio dan menangis.



"Ini yang aku takutkan jika kamu tiba-tiba datang tanpa memberitahu June lebih dahulu" batin Rio sambil mengusap-usap punggung sang sahabat untuk menenangkan nya.





#TBC

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang