12. karena. . .

711 173 95
                                    

Krystal mengantar Rio sampai ke rumah nya, memapah pria tinggi besar itu menuju ke kamar nya, dan ia sibuk hendak merawat Rio, membantu meletakan tas kerja nya, membuka jaket, dan terakhir hendak membuka sepatu Rio tapi pemuda itu menolak nya.

"Tolong miss, jangan" tolak Rio menahan tangan Krystal.

"Why?" Tanya Krystal heran

"Because you are my boss" jawab Rio.


"Ini sudah bukan jam kerja lagi" jelas Krystal, Rio tetap menggeleng.

"Rasanya tidak pantas, karena. . ." Kalimat Rio pangsung di potong oleh Krystal.


"Karena aku menyayangi mu, apa salah jika aku merawat orang yang aku cintai?"




Rio terdiam, ia tak terkejut, karena selama ini, kode yang Krystal berikan terbaca cukup jelas oleh Rio, ia tahu, tapi hati Rio sudah terlanjur dikuasai oleh Rose, itulah sebab nya ia tak membalas sinyal yang diberikan oleh sang boss.


"Jangan miss, aku tak ingin memberi anda sebuah harapan kosong, karena hati ku telah di miliki oleh gadis lain" lirih Rio sambil menggenggam kedua pergelangan tangan Krystal yang hendak membuka sepatu nya tadi.


Tes

Air mata Krystal pun jatuh, atas penolakan Rio, ia melepas paksa tangan nya dari genggaman Rio, berlari keluar sambil menangis.

Rio harus jujur dengan perasaan nya, karena tak ingin menyakiti Krystal lebih dalam, lebih baik mengatakan apa adanya semenjak sekarang sebelum cinta yang tumbuh di hati Krystal semakin mengakar kuat.

Rio tak bisa tidur, antara memikirkan Krystal, tapi juga menunggu Rose yang katanya akan menghubungi nya untuk ditemani tidur lewat telpon.



Krystal pun pulang ke rumah nya, ia langsung berlari memasuki kamar nya sambil menangis, Jessica pun di buat nya terheran dan bingung, dengan tingkah aneh sang dongsaeng, ia pun menyusul nya.



"Dia mencintai wanita lain unnie" adu nya dengan air mata bercucuran, Jessica yang melihat Krystal begitu patah hati pun rasanya ikut sakit, dongsaeng yang sangat ia sayangi, menangis karena cintanya bertepuk sebelah tangan, ia pun lalu mendekati Krystal dan memeluk nya, mengusap-usap punggung nya agar si maknae Jung tenang, Krystal lalu bercerita semua kejadian di rumah Rio malam itu pada Jessica.



"Hati tidak bisa dipaksakan Krys, jika memang dia jodoh mu, tak perlu dikejar, dia akan datang dengan sendiri nya nanti" hibur Jessica.



Rio mati-matian menahan kantuk, karena dia minum obat tadi, tapi tak ingin tertidur, takut Rose akan menelpon nya, dan ia tak mendengar karena tertidur, padahal, gadis yang ia tunggu malah menelpon sang kekasih June, meski sempat salah paham karena pemotretan, Rose dan June pun akhir nya berbaikan, dan sang namja menemani kekasih nya lewat telpon sepanjang malam.



Keesokan hari nya, di kantor, Rio dan Krystal sempat berpapasan, rasanya begitu canggung bagi Rio, yang jelas melihat tatapan sendu sang boss.


"Sudah lebih baik?" Tanya Krystal yang berusaha terlihat baik-baik saja, dan tak ingin hubungan pekerjaan nya dengan Rio ikut berantakan seperti hati nya, Rio mengangguk.



"Sudah mendingan, terima kasih" jawab nya, Rio lalu ke pantry untuk membuat kopi, karena matanya mengantuk sekali, Jisoo menyusul.


"Kopi? Itu tidak baik untuk mu yang sedang flu Rio" Jisoo lalu merebut mug Rio.




"Soo, aku mengantuk, tolong" melas Rio



"Tidak, susu jauh lebih baik untuk mu" ujar Jisoo.


Bruk

Rio menjatuhkan pantat nya diatas sofa, menunggu Jisoo membuatkan nya susu, sambil bersandar lemah.


"Aku menunggu Rose semalaman, tapi dia tidak menelpon ku" cerita Rio, Jisoo terbelalak, ia menyerahkan mug berisi susu coklat hangat pada Rio dan duduk disamping nya.


"Rose gila, dia jahat" gumam Jisoo tak percaya, dia memang tahu segalanya tentang cinta yang melibatkan Krystal, Rio, Rose dan June.



Tiba-tiba Rose datang



Brak


Mengambil cup ramen dengan kasar dan menyeduhnya dengan air panas, mulut nya terus bergumam kesal, Rio dan Jisoo pun hanya bisa menatap nya dalam diam.



"Rio, Soo-yaa" kaget Rose saat menyadari jika dua rekan kerja nya itu ternyata tengah memperhatikan nya, Rio hanya mengangkat mug nya sebagai balasan sapaan Rose, dan Jisoo acuh.


"Aku kesal, baru semalam kami berbaikan, tapi hari ini, dia kembali membuat ku kesal" cerita Rose membawa ramen nya ke sofa single di seberang Rio.



"Apa susah nya meluangkan waktu hanya untuk sarapan bersama sebentar saja? Apa dia tidak tahu jika aku sedang merindukan nya?" Omel Rose, Jisoo memutar malas kedua matanya mendengar ocehan Rose, tapi tidak dengan Rio.



"Rose" panggil nya dengan suara yang begitu rendah dan lembut, gadis itu melirik nya.



"Mungkin June sedang di kejar jadwal yang padat, jadi tak sempat untuk menemani mu sarapan" ujar nya untuk meredakan amarah sang sahabat.



"Kamu tahu kan, June adalah model yang sedang naik daun, jadi dia pasti sibuk, mengerti lah akan resiko berkencan dengan seorang model" nasihat Rio panjang lebar, yang akan selalu mampu membuat Rose tenang.


Brak


Jisoo meletakan mug nya dengan kasar kedalam wastafel, tanpa pamit, ia meninggalkan pantry begitu saja, karena kesal dengan Rio yang masih saja perhatian dengan Rose, ia juga kesal pada gadis yang tak peka itu, yang selalu menyakiti hati Rio, tanpa ia sadar, kadang Jisoo berpikir, apa iya Rose sebodoh itu? Sampai tak bisa membaca segala perilaku Rio kepadanya.



#TBC

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang