3. Foto

793 180 70
                                    

"Ada apa dengan mu Rose?" Tanya Rio curiga karena Rose terus tersenyum-senyum sendiri, yang ditanya malah terkekeh dengan wajah merona nya.

"Aku tak tahu pasti, yang jelas jantung ku berdebar, tapi aku menyukai sensasi nya" jawab Rose, ia lalu menatap keluar jendela mobil Rio sambil menggigit bibir bawah nya, Rio merasa semakin aneh dengan tingkah Rose.

Mereka pun kembali ke kantor, dan langsung menuju ke lantai lima.

Tink

Brak

Krystal membanting tumpukan foto di hadapan salah satu fotografer nya yang lain, yaitu Jisoo, karyawan di seluruh ruangan itu pun menunduk terdiam, takut dengan kemurkaan sang boss.

"Hasil foto mu kacau, tidak terkonsep seperti yang sudah kita bicarakan sebelum nya, apa kamu tahu nama besar perusahaan kita dipertaruhkan dalam proyek ini" hardik Krystal, Rio dan Rose pun hanya bisa terdiam di depan pintu lift, Jisoo menunduk dalam, ia tak hanya takut, tapi juga malu.

Krystal melirik ke arah lift dimana ia menemukan Rose dan Rio sudah berdiri disana.

"Gadis mu marah, bisa-bisa satu kantor bakal terserang pneumonia Rio, cepat tenangkan badai nya" canda Rose begitu Krystal berlalu ke ruangan nya.

"Ck" Rio berdecak kesal

"Please" seluruh ruangan memohon pada Rio, karena mereka merasa jika Rio adalah pegawai kesayangan Krystal, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, sambil menenteng kamera nya, Rio pun berjalan menuju ke ruangan sang bos dengan langkah gontai nya, Rose terkikik lucu, ia menghampiri Jisoo dan membantu nya memunguti foto yang menjadi biang masalah tadi.


"Jangan takut, serahkan saja semua nya pada Rio, dia yang akan membantu mu nanti" hibur Rose pada pegawai baru itu.

"Maksud nya?" Bingung Jisoo, dia baru sebulan bekerja di perusahaan Jung.

"Dia yang akan menemukan jalan keluar untuk mu nanti" jelas Rose.

"Mudah-mudahan, aku tak tahu lagi harus bagaimana, mencari pekerjaan sangat sulit sekarang" harap Jisoo.

Rio keluar dari ruangan Krystal dengan wajah kusut nya, Rose pun berdiri menyambut nya.

"Hey, apa yang terjadi di dalam sana?" Tanya Rose penasaran.

"Kita keluar lagi, mencari foto pengganti untuk proyek Jisoo" ujar Rio tak bersemangat.

"Jisoo-yaa" panggil Rio.


"Siapkan kamera mu, sekarang" perintah nya, di perusahaan Jung, Rio adalah satu-satunya fotografer yang handal dalam mengambil gambar untuk outdoor mau pun indoor, sedangkan yang lain hanya memiliki satu skill saja, seperti Jisoo, ia lebih tertarik menjadi fotografer di area outdoor, dan  masih pemula, tugas ini bahkan adalah tugas pertama nya.


Rose mengikuti langkah Rio dan Jisoo, di sebuah taman kecil terdekat, keduanya sedang berbicara tentang fotografi, dan Rose hanya memperhatikan nya saja dari belakang.

"Aku tunggu disini ya?!" Seru Rose pada Rio dan Jisoo yang sibuk mencari pemandangan bagus untuk mengganti foto yang di tolak Krystal tadi.

Rose duduk di sebuah bangku semen yang berada dibawah pohon besar siang itu, ia kembali membayangkan wajah dingin Junhoe yang ternyata adalah orang yang ramah dan mudah akrab, terbukti dengan ia yang tak sungkan untuk meminta kontak Rio lebih dahulu.

"Akh, ada apa dengan ku hari ini, kami baru pertama kali bertemu, tak mungkin ini cinta bukan?" Keluh Rose dalam hati sambil menggeleng mengusir Junhoe dari pikiran nya, sampai tak terasa dua jam sudah ia berada ditaman menunggu Rio, ia celingukan mencari keberadaan rekan kerja nya itu, dan nampaklah Rio berjalan mendekatinya sendiri nya.

"Dimana Jisoo?" Tanya Rose heran.


"Dia sudah pulang lebih dulu" jawab Rio


"Lalu fotonya?" Tanya Rose lagi.

"Sudah beres, ayo pulang, aku lapar" ajak Rio yang langsung merangkul bahu Rose menuju ke parkiran.

"Kita makan apa?" Tanya Rio pada Rose

"Tanyakan itu pada mu, kamu yang pilih-pilih makanan, bukan aku" cibir Rose, Rio mencubit pipi rekan kerja nya itu karena gemas tapi. . .


"Aaww. . . Rose. . ." Erang Rio karena Rose membalas dengan mencubit pinggang nya.

Rio membelokan mobil nya ke sebuah convenience store, dan memarkirkan mobil nya.

"Aku ingin suasana yang santai, kita makan disini saja ya" kata Rio, Rose tak masalah, mereka pun turun, Rio langsung menuju ke rak ramen, Rose mengambil keranjang belajaan.

"Nasi, sosis keju, telur ayam, ramen pedas, stawberry chesse cake" batin Rio mengambil semua makanan yang ia inginkan.

"Ah, lupa, soda dingin dan kimchi" serunya dalam hati, Sedangkan Rose,

"Ramen, nasi, mandu, sosis keju, sosis dada ayam, telur, kimchi, odeng, dakochi, cake red velved, soda" Rose memasukan semua belanjaan nya ke dalam keranjang.

"Es krim" seru nya sambil berlari ke arah kulkas es krim, Rio memegang kartu kredit nya berdiri di depan kasir menunggu Rose selesai memilih makanan.

"Astaga, Rosie" kaget Rio tak percaya melihat isi keranjang gadis itu, yang malah terkikik lucu.

"Aku lapar, kita kerja lapangan hari ini dan dua kali" Rose membela diri, Rio memutar malas kedua mata nya, dan menyerahkan kartu nya pada sang kasir.

Mereka lalu mencari bangku dan mulai memasak makanan mereka satu per satu.

Setelah siap, Rio dan Rose pun melahap nasi dan ramen nya, diselingi menggigit sosis dan menyuapkan kimchi ke dalam mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah siap, Rio dan Rose pun melahap nasi dan ramen nya, diselingi menggigit sosis dan menyuapkan kimchi ke dalam mulutnya.

Rio menyumpit mandu milik Rose yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang empu nya.

"Apa? Aku yang membayar nya" ejek Rio, Rose mendengus kesal, dalam hati ia mengomel.





#TBC

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang