17. Pergi

947 194 109
                                    

Rose berangkat ke kantor dengan terburu-buru, ia cemas, karena Rio tak membalas pesan atau pun telpon nya semenjak kemarin, ia tentu takut, khawatir terjadi sesuatu dengan sahabat nya itu.

Ia terkejut, mendapati meja Rio telah kosong, yang arti nya berarti kemarin pagi adalah pertemuan terakhir mereka, Rose terdiam, air matanya menetes, beribu tanya bergumul di kepala nya.

"Kamu kemana?"



"Dengan siapa?"




"Kenapa kamu tak bercerita apa-apa? Dan tiba-tiba pergi begitu saja?"



"Kenapa tak berpamitan pada ku?"



Semua berkecamuk di pikiran Rose, Rio pergi disaat ia membutuhkan nya, disaat June juga mulai sulit untuk di hubungi, demi Rio, Rose memberanikan diri untuk menemui Krystal, atasan nya.

Tok. . . Tok. . .

"Masuk"

Ceklek

Krystal menatap serius pada Rose yang membungkuk hormat, dan memasuki ruangan boss nya itu.

"Ada apa Rose?" Tanya Krystal penasaran.

"M-maaf miss, saya ingin bertanya tentang Rio" jawab Rose segan.

"Oh, Rio sudah resign dari perusahaan ini semenjak kemarin, apa kamu belum tahu tentang itu?" Jawab Krystal pura-pura tak tahu apa-apa.

Duar

Jantung Rose bagai di hantam bola penghancur mendengar ucapan Krystal tentang Rio.

"Resign?" Gumam nya tak percaya

"Iya, mungkin dia mendapatkan tawaran kerja yang lebih bagus" balas Krystal.

Tes

Rose tak ingin menangis, tapi air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan

"Kenapa mendengar kabar resign nya Rio terasa jauh lebih menyakitkan dari pada memikirkan June yang tak ada kabar?" Batin Rose, setelah berpamitan pada Krystal, ia pun keluar, air matanya semakin deras mengalir.

Jam makan siang pun Rose gunakan untuk mendatangi rumah Rio, pikirnya, tak mungkin Rio langsung mendapatkan pekerjaan setelah sehari resign, paling tidak masih dua atau tiga hari lagi ia akan mulai masuk kerja di tempat baru.

FOR SALE

Rose menjatuhkan kepalanya diatas setir mobil, saat membaca tulisan di depan rumah Rio, pria itu benar-benar pergi dari kehidupan Rose, memutus kontak, dan pindah rumah yang tak di ketahui keberadaan nya oleh Rose, sama sekali.

Rose terpuruk, June tak ada kabar, dan tak bisa di hubungi, sementara Rio pergi entah kemana.

Jisoo menatap miris pada Rose, yang seperti kehilangan separuh jiwa nya semenjak kepergian Rio, bukan June yang ia sesali kepergian nya, tapi Rio lah yang menjadi penyebab keterpurukan nya saat ini, merasa tak tega, dan sudah berjanji untuk menjaga Rose, Jisoo pun menghampiri gadis itu demi Rio.

"Rose, ayo makan siang dengan ku" ajak Jisoo, Rose menurut, karena ia ingin mencari tahu keberadaan Rio dari mulut Jisoo.

Mereka duduk saling berhadapan di sebuah restauran, Rose mengedarkan tatapan nya berharap siapa tahu menemukan Rio disana.

"Soo"

"Ya?"

"Apa kamu tahu, dimana sebenar nya Rio berada?" Selidik Rose.

"Tidak, aku bahkan tahu jika dia resign baru keesokan harinya" bohong Jisoo, Rose membuang tatapan sendu nya keluar jendela restauran.

Sementara di tempat lain

Rio dan Krystal nampak mendekorasi rumah baru Rio, yang ia tempati bersama Krystal, meski belum menikah, mereka memutuskan untuk tinggal bersama, karena tak mungkin Krystal tinggal bertiga dengan unnie dan oppa ipar nya.

Mereka makan berempat diatas lantai ruang tengah, bersama Leo dan Lady Oscar, Rio nampak sudah lebih baik sekarang.

"Bagaimana dengan pekerjaan mu?" Tanya Krystal sambil menyuapkan makanan ke mulut nya.

"Baik, aku suka dan sepertinya juga betah, Jennie adalah orang yang perfecsionist, dan aku menyukai tantangan nya" jawab Rio, ia meletak kan sepotong daging ke mangkuk Krystal, hal sederhana yang sangat di sukai oleh perempuan dari pasangan nya adalah perhatian-perhatian kecil seperti ini.

"Aku senang mendengar nya, tadi pihak developer menghubungi ku, rumah mu sudah terjual" beritahu Krystal

"Kalau begitu, minggu depan berarti kita bisa melunasi rumah ini kan?" Tanya Rio, Krystal mengangguk senang.

"Biar aku yang mencuci nya" ujar Rio memberesi bekas makan mereka.

"Rio. . ." Cegah Krystal tak enak

"Kamu sudah memasaknya hari ini, jadi biarkan aku yang mencuci nya, kita berbagi tugas, ok" tutur Rio, Krystal tak bisa menolak.

"Kamu bodoh Rose, menyia-nyiakan pria seperti Rio" batin Krystal menatap punggung Rio yang tengah mencuci piring di wastafel dapur.

Set

Krystal memeluk Rio dari belakang, mengecup tengkuk kekasih nya itu.

"Krys" protes Rio karena ulah nya menyebabkan tengkuk nya meremang, dan miliknya dibawah sana pun menggeliat.

"Aku tidak melakukan apa-apa" Krystal pura-pura tak mengerti, Rio menghela nafas, ia selalu berhasil menahan hasrat nya dari godaan sang kekasih.

"Kenapa? Kamu takut melakukan nya?" Ejek Krystal bercanda.

"Aku hanya akan melakukan nya saat kita sudah menikah nanti" jawab Rio santai, Krystal terdiam.

"Kamu ingin menikahi ku? Serius?" Tanya nya tak percaya, Rio membalikan tubuh nya, karena ia sudah menyelesai kan tugas nya.

Cup

"Tentu, menurut mu apa tujuan kita menjalin hubungan? Tentu untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama bukan" jawab Rio sambil mengecup kening Krystal, gadis itu mematung, saking bahagia nya mendengar ucapan Rio yang ternyata serius dengan nya.

Hap

Krystal mengejar Rio dan melompat ke punggung kekasih nya itu, ia melingkarkan lengan nya dibahu Rio dan menciumi pipi pria itu dari belakang.

"Aku mencintai mu" ucap Krystal berkali-kali, Rio terkekeh geli, karena ia belum pernah berciuman dengan wanita mana pun sebelum nya.




#TBC



Satu chap lagi end

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang