REVENGE [BL] || Slow Update

[2] - 𝐑𝐢𝐬𝐞 𝐭𝐨 𝐆𝐞𝐭 𝐭𝐡𝐞 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲

'[2]'

[Rise to get the memory]
[Bangkit untuk mendapatkan ingatan]

.

.

Don't forget to vote and comment before read this bab. I charge. Just kidding:'D

.

.

~𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠~

.
.
.

Kegelapan menjadi hal pertama yang didapat Karma. Angin dingin yang berhembus lembut dikulit, tak dapat menahan getaran menggigil pada tubuhnya yang lemas. Pandangannya menerawang, gelap tanpa binar cahaya, menatap kegelapan tanpa batas yang melingkupi dirinya.

Tidak dalam sebuah ruangan gelap, dan tidak menapaki permukaan apapun. Karma serasa melayang diudara, tenggelam dalam lautan gelap tak berdasar tanpa bisa naik keatas kembali.

Ingatannya kembali berputar, menayangkan kembali peristiwa naas yang baru saja dialaminya.

Karma sudah mati.

Ya, dirinya telah mati karena kecelakaan yang bodoh. Sedikit rasa bangga hinggap didadanya, ketika mengingat aksi heroic-nya dalam menyelamatkan putra tunggal Asano itu hingga meregang nyawa. Kemudian terbangun didalam kegelapan yang dingin tanpa seorangpun didekatnya.

Kilasan kenangan tiba-tiba berputar dikepalanya layaknya sebuah film. Semua kenangannya dari dirinya masih kecil, hingga beranjak dewasa diputar secara berurutan. Menambah rasa sesak didada, dipaksa menelan manis dan pahitnya setiap kenangan masa lalu. Ah, Karma sudah mendengar bahwa setiap orang yang akan mati, mereka akan dengan jelas mengingat seluruh kenangan dan penyesalan selama hidupnya. Karma tak menyangka, dirinya akan menjadi salah satu orang itu, yang berkesempatan gratis menonton tayangan masa lalu. Sayangnya, dia tak memiliki popcorn saat ini.

Tapi... Yang dibingungkannya saat ini adalah, kenapa dia mendapatkannya setelah mati? Bukan ketika diambang kematian? Sudahlah, toh itu tak ada gunanya walau terus dipikirkan.

Ketika kilas balik itu menayangkan dirinya yang sudah diambang maut, dadanya terasa kian memberat. Dalam pandangannya, terlihat bagaimana dirinya begitu tak berdaya dengan kondisi mengenaskan. Bagaimana orang-orang mengerumuninya dengan berbagai perkataan panik dan histeris yang berisik, yang tentu saja saat itu tak dapat dirinya dengar sedikitpun. Dan bagaimana, sosok tegas dan tenang seperti Asano Gakushuu, berteriak khawatir dengan wajah panik, memanggil-manggil namanya.