[30] - 𝐎𝐧𝐞 𝐛𝐲 𝐎𝐧𝐞, 𝐋𝐨𝐬𝐭 - 3

267 43 103
                                    

'[30]'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'[30]'

[One by One, Lost - 3]
[Satu persatu, hilang - 3]

.
.

Halo Ajeng balik (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

.
.

~𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠~

.
.

Keputusan Karma membangun kepercayaan kembali pada keluarga cukup tepat.

Sejak malam itu, hubungan Karma dengan keluarganya sedikit demi sedikit pulih kembali. Terlebih pada Ajeng, gadis itu mulai menjadi sosoknya yang biasa dan bersikap normal layaknya hari-hari sebelum masalah terjadi. Seperti tadi pagi-mengabaikan suasana haru yang tercipta malam kemarin-gadis yang sejak awal berkarakter riang itu sudah membuat kebisingan dipagi hari. Karma yang masih lelap dalam tidurnya harus terusik oleh gedoran pintu yang tidak main-main kerasnya.

Tentu saja hal itu membuat Karma jengkel, tapi dengan kesabaran tingkat dewa dia meladeni Ajeng dengan jitakan sayang dikepala gadis itu sebelum kembali masuk kamar. Peduli amat dengan protes si gadis fujoshi, Karma lebih memilih kembali ke kasur dan lanjut tidur. Karena masa skorsing Karma sudah dimulai, maka hari ini dia tidak pergi ke sekolah. Pemuda itu sudah punya rencana untuk bersantai-ria selama tiga hari kedepan.

Cukup bermanfaat juga sebab dirinya tak akan bertemu orang-orang sekolah yang selalu menyulut kesabarannya. Karma ingin menghabiskan waktu liburnya dengan tenang.

"Nanti pulang nunggu jemputan pak Anang ya. Jangan kelayapan kemana-mana." Petuah dari sang ibu turut menyertai sarapan pagi hari ini. Dikursinya, Ajeng hanya bisa menimpali dengan maklum. Sejujurnya gadis itu sudah lelah mendengar wejangan bundanya, karena hampir setengah jam wanita itu berbicara dan menasehati ini-itu. Ajeng paham dengan alasan yang membuat bundanya semakin protektif, namun sisi lain dirinya juga mulai merasa jengah.

Mari berharap Vivian tidak sampai satu jam memberi nasehat, atau Ajeng akan terlambat berangkat ke sekolah.

"Iya bunda, iyaa. Ajeng juga hari ini gak ada acara apa-apa. Jadi langsung pulang kerumah."

"Beneran loh ya. Awas kalau pak Anang tiba-tiba ngelapor kamu nya gak ada di depan sekolah nunggu jemputan."

"Iyaa Bunda ku sayang," Ajeng menghabiskan sarapannya dengan gerutuan.

Disisi lain, Karma memperhatikan interaksi keduanya dalam diam. Dia memilih menyantap sarapannya yang berupa pasta pedas dengan tenang tanpa menghiraukan kedua manusia lain. Kali ini suasana keluarga mulai terasa kembali sejak kedatangan Vivian, meski sang ayah tidak muncul, itu sudah cukup. Wanita itu pulang tentu karena masalah yang ditimbulkan Karma, kemudian mengatakan bahwa beliau akan terus berada dirumah sebab Radit, sang ayah, tidak lagi memerlukan bantuan intens pada pekerjaannya.

REVENGE [BL] || Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang