FIRST WEAKNESS

865 69 40
                                    

Kyuhyun memarkirkan mobilnya di garasi mewah dengan gerakan hati-hati. Selang beberapa menit ia keluar lalu melangkah pelan menuju pintu utama. Tanpa menunggu dibukakan pintu, Kyuhyun main mendorong benda terbuat dari kayu berkualitas tinggi itu lalu masuk. Saat hampir tiba di ruang tamu ia mendengar dengan jelas suara ribut-ribut yang sejak tadi sudah terdengar ketika ia berada di balik pintu, ternyata nyonya besar rumah ini beserta anak tertuanya tengah berbincang hangat. Saat Kyuhyun berhasil melayangkan tatapan kearah ruang tamu ia melihat setelan kantor masih terpasang rapi di tubuh sang kakak, menandakan jika pria itu juga baru pulang.

"Ibu tak menyangka jika anak Ibu memenangkan kontrak langka, bahkan Ayahmu saja sulit melakukan ini jika tuan James orangnya." Pujian itu terdengar dan kali ini membuat langkah Kyuhyun terhenti. Ia menatap kakak sulungnya lalu nyonya besar itu bergantian.

Dari tempatnya berdiri bisa Kyuhyun lihat jika kakaknya tersenyum bangga dan itu cukup menyakiti hati Kyuhyun karena seperti yang diketahui Kyuhyunlah yang mendapatkan kontrak itu. Jika saja ia tak mengejar tuan James ke Jeju hingga mengabaikan jadwal pemotretannya maka kontrak itu tak akan bisa didapat. Namun sekarang apa yang ia dapati? Malah kakak sulungnya tak memberitahukan fakta itu pada sang ibu.

Kyuhyun mendengus kasar saat kembali menyadari jika ia terlalu lemah dan akan terus menjadi pihak tertindas jika berada di rumah ini, jadi dengan diam ia kembali melangkah namun sepertinya dengusan pria itu terlalu keras hingga membuat kakak sulungnya mengarahkan pandangan.

"Sudah pulang Kyu?"

Mendengar pertanyaan yang menurut Kyuhyun terlalu bodoh dari mulut kakaknya itu membuat Kyuhyun menghentikan langkah untuk menaiki anak tangga sebelum kembali mendengus. "Ya. Aku langsung ke kamar hyung." Jawabnya tanpa berbalik, segera ia menaiki tangga untuk sampai ke lantai dua.

"Lihat kelakuan anak haram itu. Selalu tak sopan padahal sudah diberi tumpangan. Dasar Anak Haram!"

"Ibu. Jangan berujar seperti itu."

"Ini kenyataan nak. Di saat kau dan Ayahmu bekerja keras untuk mempertahankan perusahaan dia malah enak-enakan bergaya di depan kamera."

"Model juga pekerjaan Ibu. Lagipula Kyuhyun sesekali mengunjungi perusahaan jika jadwalnya kosong."

"Tetap saja, sekali anak haram tak tahu diri tetap akan menjadi anak haram tak tahu diri sampai akhir."

"Ibu hentikan."

Sebelum Kyuhyun benar-benar tiba di kamar ia masih bisa mendengar komentar sang nyonya besar, membuatnya kembali mendengus kasar namun lebih memilih terus melangkah. Kyuhyun tak mengambil pusing karena ia sudah sering mendengar hinaan dan kalimat pedas itu sejak umur sebelas tahun, membuat Kyuhyun terbiasa hingga hatinya kebal bukan main, tak merasa sakit seperti di awal tinggal serumah dengan keluarga Jung.

***

Minggu pagi Kyuhyun gunakan untuk berolahraga, sekedar menghabiskan waktu senggangnya di rumah karena kebetulan hari ini jadwalnya kosong, ditambah ia juga tak mau berlama-lama berada di rumah yang menurutnya terkutuk itu.

Saat turun melalui anak tangga Kyuhyun mengerutkan dahi kala melihat beberapa pelayan rumah tampak sibuk, ini tak biasa dan Kyuhyun merasa ada acara istimewa nanti malam.

"Tuan muda mau lari pagi?" Salah satu pelayan yang melihatnya segera menyapa saat Kyuhyun berhasil tiba di lantai dasar.

Kyuhyun mengangguk sekilas. "Kenapa sibuk sekali? Ada pesta nanti malam?" Tanya Kyuhyun.

Pelayan itu balas mengangguk dan senyuman tak lepas dari wajahnya. "Kekasih Tuan muda Yunho baru tiba dari Amerika. Nona itu baru saja menyelesaikan kuliah dan tampaknya Tuan muda Yunho ingin cepat-cepat memperkenalkan kekasihnya pada Tuan, nyonya bahkan pada anda, sekaligus mempercepat pertunangan."

DEVIL WEAKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang