DEVIL WEAKNESS

TWENTY FIRST WEAKNESS

Hari ini mereka dijadwalkan untuk mengklarifikasi berita yang simpang siur. Dengan banyak kamera mengintai dan daftar pertanyaan yang cukup menganggu Sungmin semakin tak nyaman dalam duduk. Selama proses klarifikasi lebih banyak Kyuhyun yang menjawab, tugas Sungmin hanya diam lalu tersenyum natural agar tak dicurigai. Mereka sudah diberitahu pihak agensi tadi di belakang sebelum duduk di sini.

Di tempat lain, Yunho menyaksikan jumpa pers itu secara langsung dari televisi. Saat Kyuhyun mengaku kepada seluruh dunia jika foto yang beredar beberapa bulan lalu, gadis yang ia peluk itu memang Sungmin yang sekarang sudah menjadi istri sahnya membuat Yunho makin murka.

"Argh!" Yunho melempar remote tepat ke arah televisi hingga siaran itu terhenti karena monitor yang sudah pecah akibat hantaman remote. Yunho bernapas memburu. Ia mengepalkan tangan dan enggan menjawab saat para pelayannya bertanya panik perihal keadaan Yunho.

Sudah terlambat, sangat amat terlambat sekarang. Ia sudah kehilangan banyak harta. Perusahaan di ambang kebangkrutan dan sekarang ia juga kehilangan cinta pertama untuk selamanya.

Yunho menatap tajam ke arah televisi yang masih mengepulkan asap. "Kyuhyun." Bisiknya sinis. Ia menyalahkan pria itu yang masuk kekehidupan mereka secara tiba-tiba lalu mengacau hingga seperti ini.

Ternyata benar apa yang ibunya katakan. Sekali anak haram tetap anak haram. Selama ini Yunho memperlakukannya bagai adik kandung tanpa pilih kasih namun lihat apa yang anak haram itu perbuat padanya. Lihat apa yang ia balas untuk Yunho. Dasar tidak tahu diri!

Lihat saja, Yunho akan membalas perlakuan jahat pria itu dengan lebih kejam.

Itu tekad Yunho.

***

"Sejak insiden di butik, kupikir kalian semua sudah menontonnya di mana kepala istriku disiram teh yang bahkan asapnya masih jelas terlihat. Kami hanya ingin menuntut permintaan maaf secara resmi dari nyonya besar Jung secepat mungkin. Sebenarnya ingin mengkasuskan masalah ini ke pihak berwajib tapi istriku melarang karena ingin memberi nyonya besar Jung kesempatan untuk menyelesainkannya secara kekeluargaan." Kyuhyun mengepalkan tangan dan ekspresinya ini semakin membuat bidikan kamera mengarah padanya.

"Bagaimana jika nyonya Jung malah membawa masalah ini ke jalur hukum?" Tanya salah satu wartawan di barisan tengah.

"Jika kami tak kunJung menerima permintaan maaf dari nyonya besar Jung dan malah mendapati penyelesaian di jalur hokum maka akan kami turuti. Itu yang saya inginkan sejak awal tapi dihalangi istri saya terus."

"Apakah benar alasan anda meninggalkan Jung Corp. karena masalah istri anda?" Tanya yang lain.

"Benar." Jawab Kyuhyun tegas. Ia menatap Sungmin lalu mengenggam tangannya hingga tautan di atas meja itu mendapat sorotan khusus dari kamera wartawan. "Yang merebut istri saya dari pelukan Jung hyung adalah saya. Dia sama sekali tak bersalah. Istri saya benar-benar perempuan berhati malaikat jadi daripada dia harus menjadi korban kekerasan di rumah Jung lebih baik saya membawanya keluar dari sana dan dengan begitu saya juga keluar dari perusahaan mereka. Kupikir setelah kejadian ini dan setelah menerima permintaan resmi dari nyonya besar Jung kami tak akan bertemu tatap lagi."

"Apa ini artinya anda mengibarkan bendera perang pada orang tua yang sudah membesarkan anda selama ini?"

Kyuhyun tersenyum mendengar pertanyaan itu. "Benar, mungkin sekarang aa yang pro dan kontra dengan tindakan saya. Bagaimana bisa seorang anak melawan orang tuanya sendiri. Tapi sikap nyonya besar Jung juga bukan tindakan terpuji bukan? Bagaimana bisa dia menyiksa istri saya sampai melukai fisik? Tanggung jawab istri saya kini saya yang menanggung. Hidup mati dia sudah ayahnya berikan pada saya. Jadi jika harus memilih berpihak pada nyonya besar Jung atau istri saya, maka saya memilih istri saya. Keluar dari rumah keluarga Jung berikut perusahaannya tak jadi masalah." Kyuhyun sekali lagi menatap Sungmin seraya tersenyum dan mengeratkan genggaman tangan mereka. "Istriku lebih penting dari apapun."