TWENTY SECOND WEAKNESS

278 41 16
                                    

Sepeninggal wanita itu Yunho dan ayahnya kembali terdiam, entahlah. Tampaknya mereka berdua banyak memikirkan sesuatu yang berkecamuk di dalam kepala. "Aku membawa Kyuhyun ke perusahaan karena tahu dia berbakat. Jarang menemukan orang yang nekad dan juga berpengaruh seperti dia."

Yunho mengepalkan tangan mendengar pujian ayahnya untuk Kyuhyun. Seumur hidup walau Yunho sudah berbuat baik tetap saja ayahnya tak pernah memuji, tapi anak dari gundik itu... ah sial! Kenapa ayahnya juga sama selalu membanding-bandingkan?

"Agar aku bisa mengendalikannya."

Yunho mengerutkan dahi lalu memberanikan diri menatap sang ayah.

"Kau lihat sekarang? Dalam hitungan detik dia bisa mempengaruhi investor terbesar untuk menarik semua investasinya pada proyek kita. Dan boom, sekarang kita tak punya apa-apa karena habis untuk membayar ganti rugi."

Yunho menghela napas sebentar. "Tapi tetap saja dia licik."

"Dia licik dan kita bisa memanfaatkan itu. Tapi kau dan ibumu sudah merusak semua, bahkan membuat senjata paling berharga ikut berbalik dan berkhianat. Kau harus tahu bagaimana berpengaruhnya koneksi yang ayah Sungmin punya, sebagian besar investor yang ada di perusahaan kita adalah antek-anteknya jadi jika kalian mempermalukan putrinya di depan umum maka habislah kita."

Yunho tampak berpikir. "Jadi bagaimana sekarang ayah?" Tanya pria itu dengan suara sungguh-sungguh.

Kepala keluarga Jung geleng kepala. "Sementara kita harus melarikan diri ke luar negeri. Hanya property di Jepang yang belum tersentuh. Kita pertaruhkan yang ada di sana sebelum kembali kemari."

Yunho mengerutkan dahi sebentar. "Jika begitu aku akan menghubungi Jaejoong untuk menyambut kita di Jepang."

Ayahnya terdiam sebentar lalu tersenyum misterius. "Kenapa kau tak suruh dia juga untuk bersiap menjadi bagian dari dirimu."

"Astaga. Apa maksud ayah?" Suara Yunho naik beberapa tingkat. "Dia anak angkat Jung corps kan? Bagaimana bisa aku menyuruhnya menjadi bagian dari diriku?" Yunho geleng kepala mendengar lelucon ayahnya. Semakin tua pikiran orang bisa semakin tak terkendali.

"Jangan sok naïf. Kau tahu dia menaruh hati padamu sekian lama. Mungkin kau gagal menikah dengan Sungmin karena Tuhan mendengar doa Jae, makanya kau sekarang masih sendiri. Sudahlah, Sungmin jodohnya Kyuhyun dank au harus merelakan dia dan mencari yang baru, jaejoong kandidat terkuat."

Yunho mendengus lalu bangkit dari duduk. "Ayah mengatakan omong kosong. Ayo bersiap sebelum banyak yang tahu kita melarikan diri ke Jepang." Ujarnya sambil lalu.

***

Sungmin merasa tubuhnya melayang. Ada suara berdengung mengelilinginya saat Sungmin berusaha membuka mata. Hal pertama yang ia lihat adalah... dada? Saat ia menatap ke atas ternyata Kyuhyun tengah membopongnya dan sekarang mereka berada di dalam lift. Pantas saja ada suara dengungan yang terperangkap.

Sungmin tersenyum dan kembali menutup mata seraya memeluk leher Kyuhyun erat.

"Dasar tukang tidur. Belum mau bangun juga?" Ejek Kyuhyun dengan suara rendah dan hanya dijawab senyuman oleh Sungmin. "Aku tahu kau sudah bangun, atau sejak tadi kau memang bersandiwara tidur ya jadi ada alasan agar aku menggendongmu?"

Sungmin membuka mata dan menengadah, tatapannya langsung bertemu dengan tatapan Kyuhyun. "Pelit sekali. Baru menggendong sebentar saja sudah menggerutu." Sungmin balas mengejek dan semakin memeluk leher Kyuhyun erat.

"Terlalu erat aku tak bisa bernapas, nona." Ujar Kyuhyun dan membuat Sungmin melonggarkan pelukan. "Turun." Ujarnya berniat melepaskan rangkulan.

"Tidak mau." Sungmin bergegas mengeratkan pelukan lagi dan aksinya tersebut membuat Kyuhyun urung melepas rangkulannya dan tertawa lepas.

"Dasar anak kecil." Ejeknya sebelum keluar dari lift. Ia berjalan menuju pintu apartemen mereka dan Sungmin membantu dengan menekan tombol keamanan pintu saat Kyuhyun sudah berdiri di sana.

Saat sudah berada di dalam dan mereka mendengar suara pintu terkunci, Sungmin menekan saklar lampu hingga membuat ruangan terang.

"Dimana saya harus meletakkan anda, yang mulia." Tanya Kyuhyun saat melewati ruang tamu.

"Kamar." Jawab Sungmin seraya menyembunyikan wajahnya di dada pria itu.

"Benar-benar tukang tidur. Apa tak cukup tidur di mobil tadi?" Kyuhyun menggelengkan kepala saat terang-terangan mengejek Sungmin namun tampaknya perempuan itu masa bodoh.

Saat Kyuhyun sudah membaringkan Sungmin di atas ranjang dan berniat pergi, perempuan itu malah menariknya hingga mereka berdua berakhir di atas ranjang. Kyuhyun sempat terkejut dengan tindakan Sungmin namun keterkejutan itu segera ia buang jauh-jauh kala melihat wajah Sungmin yang tersenyum jahil.

"Ternyata selain tukang tidur kau juga nakal ya?"

Sungmin hanya tersenyum saat mendengar ejekan itu lagi dari mulut suaminya. "Bukankah kau lelah?" Tanya Sungmin. "Lebih baik beristirahat."

Kyuhyun turun dari tubuh Sungmin dan berbaring di sampingnya dengan posisi menyamping menatap perempuan itu. "Aku lapar. Wawancara itu menguras energiku."

Sungmin mengerutkan dahi. "Kau seolah baru pertama kali melakukan wawancara saja."

"Ini wawancara luar biasa karena pertama kalinya dalam sejarah aku melakukan itu bersamamu." Kyuhyun mencondongkan kepala lalu mencuri ciuman Sungmin sebelum menopang kepalanya dengan sebelah tangan. Ia memerhatikan Sungmin yang tersipu malu atas insiden ciuman tadi. "Apa kau baik-baik saja setelah kejadian itu?" Tanya Kyuhyun.

"Ya... walau awalnya menegangkan diliput berates lensa kamera namun saat aku melihatmu dapat mengendalikan keadaan aku jadi bisa lebih tenang." Jawab Sungmin. Sungmin ikut memiringkan tubuh agar mereka berhadapan, ia melihat Kyuhyun mengangguk pertanda setuju dengan ucapannya barusan. "Apa menurutmu... kita akan baik-baik saja?"

Kyuhyun diam sebentar lalu tersenyum menenangkan. "Tentu saja. Apa yang kau takutkan?"

Sungmin tampak berpikir sebelum buka suara. "Tampaknya kita tak perlu menyingung lagi perkara ibu Jung. Mau dia meminta maaf atau tidak sudahlah jangan dibesar-besarkan. Dia perempuan dari social tinggi jadi tak akan mudah meminta maaf. Harga dirinya akan jatuh. Jadi yang waras mengalah saja." Jelas Sungmin.

"Makanya kita waras kita mesti memberinya pelajaran. Nyonya itu sudah sangat lama berada di atas jadi lupa bagaimana rasanya di bawah. Jika kita biarkan saja dia bukankah kita lebih buruk lagi? Kita tidak memberitahu seseorang mana yang benar dan mana yang salah, perbuatan kita juga tak baik jika membiarkan mereka terjerumus terlalu dalam oleh dosa yang mereka anggap hal biasa."

Sungmin mengerutkan dahi seraya menatap Kyuhyun. "Masuk akal." Ujarnya. "Aku tak tahu kau sebijak ini."

Kyuhyun nyaris tertawa mendengar ucapan tersebut. Sampai ia melihat Sungmin berniat bangkit dari rebahan.

"Baiklah. Kau ingin makan apa? Kumasakkan se... arkh!"

Sungmin gagal bangkit dari tidur saat Kyuhyun menahannya dengan pelukan erat di pinggang Sungmin.

"Ingin memakanmu." Bisik Kyuhyun seraya mulai mencium dalam bibir Sungmin.

"Hei Kyuhyun." Sungmin ingin menginterupsi namun tampaknya Kyuhyun tak sependapat. Bahkan pria itu menaikkan selimut hingga mereka berdua tenggelam didalamnya.

***

DEVIL WEAKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang