TWENTY FOURTH WEAKNESS

263 42 17
                                    

Kyuhyun masuk ke dalam apartemen dan melihat Sungmin sudah duduk di kursi makan. Semua sudah ada di sana tinggal menunggu makanan yang Kyuhyun bawa. Ia memerhatikan perempuan yang sejak tadi tampak melamun, bahkan tak menyadari kehadirannya.

"Serius sekali. Tengah memikirkan apa?"

Sungmin tersentak dan saat perempuan itu menatap kearahnya Kyuhyun bisa melihat wajah perempuan itu yang sedikit pucat. Apa dia sejak tadi kelaparan karena menunggu Kyuhyun pulang? Kyuhyun mengerutkan dahi tapi mungkin dia berlebihan karena beberapa saat kemudian kala melihat perempuan itu tersenyum wajah pucatnya tadi sudah hilang.

"Apa yang kau beli?" Tanya Sungmin antusias.

Kyuhyun mendekati meja makan dan meletakkan dua plastik yang sejak tadi ia bawa.

"Banyak. Kau lihat saja sendiri." Ujar Kyuhyun seraya berniat meninggalkan ruang makan karena harus mengganti baju.

"Akhirnya malam ini kita tak makan masakan sampah yang kumasak."

Walau lirih karena Kyuhyun sudah melangkah cukup jauh dari meja makan namun ia masih bisa mendengar gumamam perempuan itu. Apa Kyuhyun salah dengar ya? Tapi Kyuhyun lebih memilih melanjutkan langkahnya daripada harus mencari tahu apa yang perempuan itu gumamkan tadi.

Sepuluh menit kemudian dia kembali ke ruang tamu dengan baju santai. Di atas meja sudah terhidang dengan rapi. Kotak makan bulgogi, gogigui, kimbab, haemul pajeon, sundubu jjigae serta nasi.

"Apa ada perayaan?" Tanya Sungmin saat Kyuhyun sudah duduk di depannya.

"Apa?" Kyuhyun balik bertanya saat mengambil sumpit.

"Kenapa makanannya mewah sekali. Seperti pesta perpisahan saja." Ujar Sungmin dengan wajah bingung.

Kyuhyun hanya tersenyum sebelum mencapit kimbab. "Sudah makan saja. Kapan lagi makan daging sapi kualitas terbaik seperti ini." Ujarnya.

Sungmin balas tersenyum dan ikut mencicipi makanan yang Kyuhyun bawa. "Sebanyak ini apa kau kira aku kerbau? Ini bisa dimakan untuk sepuluh orang." Nilai Sungmin lagi.

"Sudahlah makan saja. Jika tak habis kita letakkan di kulkas."

Sungmin tak menjawab karena sudah sibuk sendiri dengan bulgogi. "Memang enak. Dimana kau membelinya?"

"Tadi tak sengaja lewat di depan restoran ini. Kalau enak habiskan saja. Lain kali akan kubeli lagi."

Sungmin mengangguk. "Lain kali aku akan belajar memasak yang baik, jadi kau tak perlu sengsara memakannya."

Kyuhyun menghentikan aktivitas mengunyah panekuk saat mendengar komentar Sungmin. Apa yang salah dengan perempuan ini? Jadi benar dia tadi membahas mengenai masakannya?

"Apa yang kau..."

"Ada satu hal yang ingin kukatakan padamu." Belum selesai Kyuhyun bertanya Sungmin sudah memotongnya.

Kyuhyun memicingkan mata menatap perempuan yang sama sekali tak mau balas menatapnya. Semakin mencurigakan. "Apa?" Tanya Kyuhyun dengan suara dalam.

"Aku sudah menarik tuntutan pada nyonya Jung. Jadi beliau tak perlu meminta maaf padaku." Kali ini Sungmin menatap kearahnya. "Kau tak keberatan, bukan?"

Kyuhyun tak langsung menjawab karena di dalam pikirannya tengah berkecamuk hal kotor yang akan ia lampiaskan pada keledai dungu ini. Benar-benar keledai dungu yang otak saja tak punya. Apa yang dia pikirkan hingga menarik tuntutan tanpa berdiskusi lebih dulu dengan Kyuhyun?

Benar-benar buruk perempuan ini. Otaknya memang di dalam kepala namun agaknya tak berfungsi dengan baik. Kyuhyun jadi enggan dan semakin enggan terlibat terlalu dalam dengan perempuan dungu seperti dia.

DEVIL WEAKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang