SEVENTEENTH WEAKNESS

229 38 19
                                    

Sungmin masih menautkan kedua tangannya yang bergetar. Bukan hanya tangan tapi tubuhnya sejak tadi menggigil padahal suhu dahinya mulai terasa panas. Kali ini bukan hanya penghinaan, ibu Yunho sudah berani melakukan kekerasan fisik padanya. Sungmin merasa sedih namun entah kenapa air mata tak mau mengalir, mungkin karena Sungmin masih terkejut dengan tindakan mertuanya siang tadi.

"Sungmin!"

Panggilan itu membuyarkan ketakutan Sungmin. Ia melihat Kyuhyun berlari mendekatinya, namun saat dekat sosok Kyuhyun itu berubah menjadi... "Yunho oppa?" Tanya Sungmin memastikan. Ada yang salah dengan matanya, kenapa bisa tadi jelas-jelas ia melihat Kyuhyun berlari ke arahnya.

"Sungmin kau tak apa?" Yunho memegang kedua bahunya dengan pandangan cemas.

Sungmin mengangguk dengan wajah sedih. Sejak tadi ia menunggu Kyuhyun datang namun pria itu tak kunjung tiba. Apa Kyuhyun tak tahu jika ia masih di butik? Atau Kyuhyun memang tak peduli padanya?

"Aku sudah menegur ibuku dengan peringatan keras. Tindakannya benar-benar diluar nalar. Aku mewakili ibuku ingin meminta maaf padamu. Kumohon maafkan ibuku dan lupakan semua, ya Lee Sungmin?"

Sungmin terdiam, matanya menatap tak percaya pada Yunho. "Lupakan... semua?" Tanya Sungmin dengan suara rendah.

Yunho mengangguk. "Maafkan ibuku. Sepertinya beliau tengah tertekan. Kumohon jangan perkarakan masalah ini ke jalur hukum. Kita bisa selesaikan ini dengan cara kekeluargaan."

Sungmin semakin sedih. Bahkan sekarang ia tak bisa memperjuangkan harga dirinya yang sudah terlalu jatuh di depan publik karena alasan keluarga. Tapi Yunho ada benarnya, masalah ini bukan suatu hal yang dengan mudah dimasukkan ke jalur hukum, cara kekeluargaan bisa membuat pemberitaan diluar sana melunak.

Namun... Yunho terkesan membela ibunya. Semua penghinaan yang Sungmin terima tak ada apa-apanya di mata Yunho. Seolah Sungmin hanyalah angin lalu.

Sungmin ingin menjawab namun mendadak sentakan keras di pergelangan tangannya membuat Sungmin terkesiap. Saat ia tersadar Kyuhyun sudah menariknya untuk menjauhi Yunho. "Jika kau ingin bernegosiasi bicaralah dengan pengacaraku. Sekarang aku wali Sungmin, semua masalah yang terjadi padanya adalah tanggung jawabku jadi aku berhak membuat keputusan."

Kyuhyun menatap Yunho tajam, begitupun sebaliknya. Sungmin yang menjadi penengah bisa merasakan ketegangan di sekitar mereka.

"Ayo Sungmin." Pria itu menarik Sungmin melangkah keluar butik yang masih disesaki orang-orang dengan berbagai macam tujuan, bahkan wartawan yang ada disana dengan cekatan memotret Kyuhyun saat menarik Sungmin menuju mobilnya terparkir.

Kyuhyun melajukan mobil dengan kelajuan di atas rata-rata demi keluar dari pekarangan butik. Saat mobil mereka sudah berbaur dengan mobil-mobil pengendara lain di jalan raya keadaan sunyi masih mengelilingi.

Kyuhyun menekan lampu sen ke kanan saat melihat jalanan sepi. Ia segera menatap Sungmin yang masih setia menunduk. "Kau baik-baik saja?"

"Aku tak baik." Sungmin segera menjawab. Ia menatap Kyuhyun dengan mata basahnya lalu air mata itu mengalir begitu saja. Sungmin menangis tanpa suara saat menatap Kyuhyun. "Aku tak baik." Jawabnya dengan suara rendah mirip bisikan.

Kyuhyun menarik perempuan itu kedalam dekapan, mengusap punggung bergetar Sungmin dengan sabar. "Maafkan aku." Kyuhyun terus mengucapkan kalimat itu bagai mantra penenang hingga Sungmin semakin menangis terisak.

Kyuhyun mengeratkan pelukan untuk meredam getaran tubuh Sungmin. Tanpa sadar Kyuhyun mengecup pucuk kepala Sungmin yang masih terasa hangat, bahkan aroma teh masih kental tercium dari rambutnya.

DEVIL WEAKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang