TWENTY FIFTH WEAKNESS

267 39 19
                                    

Dua menit ruangan tersebut hening. Sungmin masih memantau gerak-gerik Kyuhyun yang tampak berpikir. Mungkin Kyuhyun akan menolak atau mungkin dia juga akan menerima usulan Sungmin. Tak tahu yang mana namun saat Sungmin akan membuka suara karena sudah bosan dengan keheningan, di saat itu juga Kyuhyun angkat bicara.

"Baiklah."

Pria itu mengangguk sekali dan Sungmin tahu apa maksud baiklah yang pria itu kemukakan. Maka dengan membawa senyuman Sungmin bangkit dari duduk lalu mendekati Kyuhyun sebelum duduk dipangkuan pria itu.

"Terima kasih suamiku." Sungmin berujar seraya mencium bibir Kyuhyun kilat.

"Hei." Kyuhyun yang tak sempat melindungi diri hanya bisa menghardik Sungmin. Kelakuan wanita ini benar-benar... cepat sekali.

"Kenapa? Bukankah kau setuju? Jika setuju maka kau jangan menghalangi caraku untuk membuatmu jatuh cinta padaku. Kau tidak bisa menarik lagi ucapanmu." Jawab Sungmin seraya mengalungkan kedua tangannya memeluk leher Kyuhyun hingga jarak wajah mereka sangat dekat.

Kyuhyun menahan kepalanya agar menjauhi jangkauan Sungmin seraya memutar mata malas. "Tapi bukan begini juga. Agresif sekali." Ada keluhan dibalik suaranya.

"Kenapa?" Sungmin bertanya dengan nada heran, tak tahu dia benar-benar heran sendiri atau memang hanya ingin menjahili Kyuhyun saja. "Bukankah agresif itu perlu agar target semakin cepat jatuh cinta."

Kyuhyun mengerutkan dahi lalu menatap Sungmin. "Teori bodoh dari mana..."

Kata-kata Kyuhyun terhenti saat Sungmin lagi-lagi mencium bibirnya. Kali ini tak cepat seperti tadi karena Kyuhyun merasa Sungmin mulai memperdalam ciuman. Kyuhyun sendiri tak berbuat apapun selain menghela napas kesal. Perempuan ini benar-benar... sulit untuk mengendalikannya karena dia bersandiwara seperti orang bodoh.

Karena tak kunjung menerima balasan ataupun penolakan dari Kyuhyun membuat Sungmin membuka matanya sebelum mengakhiri ciuman sepihak. Ia menatap mata Kyuhyun yang sudah lebih dulu menatapnya.

"Apa... ciumanku seburuk itu?" Tanya Sungmin tak mengerti. Dia memang tak berpengalaman tapi setidaknya pria ini bisa berpura-pura menikmati semua serangan Sungmin.

Kyuhyun melihat ekspresi menyedihkan dari Sungmin. Belum apa-apa perempuan ini sudah mau menangis saja. Bagaimana jika tiga bulan kemudian? Melawan perempuan memang tak sepadan, menjadi laki-laki hanya bisa mengalah. "Aku tak akan menjawabnya karena itu akan menyakitimu." Jawab Kyuhyun seraya berniat mendorong Sungmin dari pangkuan. Pahanya sudah kebas menampung bobot perempuan ini.

Tapi sepertinya Sungmin memiliki niat lain karena ia terus saja mengeratkan pelukan di leher Kyuhyun. "Aku akan membuat kau jadi tak bisa lepas dari ciumanku. Kau tunggu saja."

Kyuhyun memutar bola matanya malas lagi. "Aku menunggu sampai tiga bulan." Ingat Kyuhyun.

Sungmin menahan senyum mendengar ucapan itu sebelum satu tangannya mengusap kepala Kyuhyun. "Anak pintar." Pujinya, namun segera ditepis oleh Kyuhyun.

"Turun. Pahaku sudah mati rasa. Kau berat sekali." Peringat Kyuhyun namun Sungmin dengan santainya masih duduk dipangkuan pria itu.

"Makan ini." Bukannya turun dia malah menyuapi Kyuhyun kimbab yang pria itu mau-mau saja menerimanya. Sungmin memerhatikan hingga Kyuhyun menelan kimbabnya. "Bukankah lebih lezat jika kusuapi?"

"Tsk kau ini..."

"Sstt." Sungmin mengisyaratkan Kyuhyun untuk tak menjawab ucapannya seraya membimbing tangan Kyuhyun menyentuh perutnya. "Diam dan nikmati saja." Sekali lagi Sungmin menyuapinya kali ini bulgogi sementara menunggu Kyuhyun menelan makanannya Sungmin ikut mencicipi bulgogi.

DEVIL WEAKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang