SIXTEENTH WEAKNESS

241 38 11
                                    

Setelah penanyangan drama malam yang sangat Sungmin suka berakhir ia mulai mematikan televisi lalu bersiap tidur, namun Kyuhyun yang sejak tadi mengurung diri di kamar mandi entah melakukan apa mulai keluar. Ia mendekati ranjang, duduk di pinggirnya seraya memeriksa ponsel yang sejak tadi berada di atas nakas lalu di rasa cukup Kyuhyun ikut merebahkan diri dengan masuk ke dalam selimut hangat.

Sungmin hanya mengamati gerak-gerik pria itu sedangkan di otaknya sudah banyak kalimat-kalimat yang akan ia utarakan agar bisa terlepas dari ibu Yunho masalah butik. Sungmin sudah bisa memprediksi jika besok ia benar-benar akan dipermalukan. Tak aka nada jalan keluar kecuali seseorang menyelamatkannya.

"Hm... kyu~ apa besok kau ada jadwal pemotretan lagi? Boleh aku ikut denganmu?" Tanya Sungmin hati-hati seraya melirik kearah pria itu.

Kyuhyun yang telah menutup mata sontak menatap Sungmin kaget. "Tidak juga. Karena menikah tiba-tiba semua jadwalku berubah. Kenapa mendadak ingin ikut? Bukankah kau mau ke butik besok dengan nyonya besar? Lagipula jika sekarang kita tertangkap kamera tengah jalan berdua maka aku yang akan susah, kau juga. Semua pencari berita akan mengejarmu lalu menyanderamu hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Kau mau begitu? Aku tak masalah namun kau akan mendapat serangan dari agensiku juga nantinya."

Kyuhyun benar. Sungmin tak berpikir hingga kesana. Mereka menikah dengan terburu-buru jadi sudah tentu para wartawan tengah mengintai Kyuhyun, namun dikejar wartawan lebih baik daripada pergi ke butik dengan ibu mertuanya.

Tapi jika Sungmin memaksa Kyuhyun sudah tentu pria itu tak akan suka, terlebih dia akan curiga kenapa Sungmin mendadak memaksa ikut dengannya. Jadilah Sungmin diam saja. Tampaknya rencana ke butik itu tak bisa dihindari. Sungmin hanya perlu mempersiapkan mental menghadapi penghinaan besok.

Atau Sungmin pura-pura sakit saja ya? Ah benar juga! Sungmin bersorak girang dalam hati kala mendapat ide cemerlang itu. Jika begini ia sudah bisa tidur dengan tenang, lalu besoknya bangun siang dan pura-pura lemas, jadi ia tak harus satu mobil dengan wanita rubah itu.

Sungmin merapikan selimut Kyuhyun perlahan lalu mulai berbaring nyaman. Ia bisa tidur dengan tersenyum jika begini.

***

Namun semua keceriaan semalam mendadak menguar. Sungmin berakhir di dalam mobil yang sama dengan ibu mertuanya. Beruntung supir pribadi yang duduk di samping Sungmin bisa menjadi penengah.

Sungmin memejamkan mata dengan frustasi. Rencanaya gagal total. Saat bangun siang semua sudah berjalan sesuai rencana hingga ia mengaku sakit dan saat itupula Kyuhyun terlihat panik, ia bergegas menghubungi dokter pribadi keluarga Jung namun segera Sungmin halangi.

Kenapa di saat genting begini Kyuhyun malah menghubungi dokter pribadi keluarga mereka? Akhirnya Sungmin mengaku hanya pusing sedikit, jadilah ia terpaksa ikut dengan mertuanya menuju butik. Sungmin berharap kejadian buruk tak akan terjadi padanya nanti.

Sepanjang jalanpun mertuanya yang duduk di kursi belakang hanya diam. Beruntung Sungmin memilih duduk di samping supir, jika tidak suasanan canggung akan benar-benar terlihat. Lalu saat tiba di butik mertuanya itu masih tak buka suara. Ia hanya menunduk menjawab sapaan karyawannya sebelum masuk ke ruangan.

Melihat mertuanya menghilang membuat Sungmin bernapas lega. Ia duduk di salah satu sofa dan berucap syukur berkali-kali saat tahu kejadian buruk tak terjadi sejauh ini.

"Nona Sungmin, anda mau melihat-lihat koleksi Jung's Family hari ini?" Salah satu karyawan di sana menghampiri Sungmin yang tampak lelah.

Sungmin memaksa senyum lalu mengangguk pertanda setuju. Sebenarnya ini kali ke tiga Sungmin ke sini, namun dulu statusnya masih kekasih Yunho dan sekarang ibu Yunho tak memperkenalkannya sebagai menantu. Sungmin bisa mengerti itu.

DEVIL WEAKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang