Tidak terasa. Masa SMA sudah terlewati hampir dua bulan.
Penilaian harian pertama untuk semua mata pelajaran sudah selesai. Sudah menjadi adat, semua hasil belajar diumumkan secara transparan di papan pengumuman.
Semua siswa berbondong-bondong mencari tahu perolehan nilai masing-masing.
Urutan 5 besar untuk kelas sepuluh masih dihuni oleh orang yang sama. Ada pergesaran di urutannya. Kini Jae Hyun berada di urutan kedua dengan nilai selisih satu dari sang juara yang tak terlengserkan - Oh Sehun.
Yoo Jung tersenyum bangga melihat nama JaeHyun bertengger di peringkat atas. Dan tentu dia juga merasa senang untuk teman barunya Kim Tae Hyung yang berada di urutan ke lima.
Sahabat yang baik harus turut senang atas keberhasil sahabatnya. Begitu aturan persahabatan yang telah disetujui JaeHyun dan Yoo Jung. Itu masuk dalam daftar pada akta persahabatan yang mereka susun.
Maka di sini Yoo Jung mengamati nilai Jae Hyun. Menunjukkan rasa bangganya atas pencapaian sang sahabat. Tapi rupanya itu mengundang kesal di wajah orang lain.
"Kau terlalu jauh ke sini, kurasa namamu berada di urutan paling bawah" komentar Sehun seolah menunjuk ke arah kanan. Mengindikasikan posisi nama Yoo Jung. Di suaranya terdengar jelas kesan angkuh. Kesan mengejek.
Sesuai tebakan, Kim Yoo Jung lagi-lagi mendapat nilai terrendah. Tapi berita baiknya, dia tidak ambil pusing. Yang penting tuntas. Dia tidak mau berambisi yang muluk-muluk.
"Yap. Lagi-lagi aku di urutan terakhir. Bukan hanya dari satu kelas. Tapi dari semua angkatan kelas sepuluh" ujar Yoo Jung seraya tersenyum halus.
Sesungguhnya ia tidak mood untuk memamerkan senyum.
Apalagi kalau itu untuk si sombong Sehun.tuTapi, cara terbaik untuk membunuh musuh adalah dengan bahagia tersenyum. Bukan begitu?
Benar saja. Usaha Yoo Jung berhasil membuat Sehun dongkol.
"Kurasa kau keliru. Kau berada di urutan paling bawah, itu bukan sesuatu yang perlu dibanggkan sampai kau tersenyum bodoh seperti itu"
Hellow. Di kelas ada tiga puluh orang siswa. Apakah dua puluh lima yang tidak mendapat juara tidak berhak berpuas diri atas pencapaiannya?
"Hahaha. aku tidak keliru. Hanya saja kita punya goal yang berbeda. Tujuanku adalah tuntas di setiap mapel. Dan targetku tercapai. Itu saja." lagi-lagi Yoo Jung melemparkan senyuman kali ini dengan lebih percaya diri.
"Dan kau tahu, Oh Sehun, jika aku ingin, melengserkanmu dari posisi pertama juga bukan hal sulit.." kilah Yoo Jung berbesar mulut.
Dalam hati kecil, Yoo Jung sadar akan ketidakbenaran kalimatnya.
Namun ia terlanjur berang. Tujuannya detik ini bukan untuk melengserkan Sehun dari posisi juara. Melainkan, untuk membungkam si sombong itu hingga tak berkata-kata.Dan satu hal yang disadarinya.
Berbesar mulut saat sedanga marah, cukup memuaskan juga.Tapi ternyata Sehun tak lantas mengaku kalah.
"Hahahaha" Sehun terbahak sampai wajahnya memerah. Gaya bicara Yoo Jung berhasil membuatnya terpantik.
"Orang tidak mampu seperti mu sering sekali bermulut besar. Berpikir kalau dirinya cukup berkapasitas, ternyata tidak" Sehun menghela napas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya. "Tapi kau tahu? Kita sedang tidak bermain kata. jadi alih-alih berandai-andai, tunjukin dong bukti"
Seharusnya Yoo Jung mengabaikan Sehun dari awal.
Sekarang gadis itu menyesal telah merespon si sombong itu. Sehun berhasil menyulut emosi Yoo Jung. Apalagi begitu Tae Young, Suho dan So Hyun muncul meramaikan tempat itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/259158911-288-k450630.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
School Life
Художественная прозаRasa percaya diri yang tinggi, runtuh. Keceriaan direnggut. Sekolah yang semestinya adalah taman belajar dan bermain, kini menjelma menjadi neraka yang sangat dihindari. Liom High School mentransformasi Yoo Jung si gadis desa menjadi murid pembuat o...