Rasa percaya diri yang tinggi, runtuh.
Keceriaan direnggut.
Sekolah yang semestinya adalah taman belajar dan bermain, kini menjelma menjadi neraka yang sangat dihindari. Liom High School mentransformasi Yoo Jung si gadis desa menjadi murid pembuat o...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sedang apa, Eomma?" tanya Yoo Jung curiga. Tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk yang sudah seperti basah total. Wajahnya langsung berkerut melihat sang ibu mengubah posisi bantal dan selimut di tempat tidur. "Aku udah rapikan tadi, kenapa diubah lagi?"
"Tidak apa-apa, biar lebih estetik saja" balas Ji Won dengan enteng. Matanya seperti scanner menyelidik keadaan kamar Yoo Jung. "Handuk itu dibedakan Yoo. Yang ke badan jangan di satukan dengan yang ke rambut" Keluh Ji Won seraya menuju lemari kain.
Diambilnya satu handuk baru dari gantungan dan diberikannya ke Yoo Jung. Sementara yang sudah basah diambil alih untuk ditaroh di tempat kain kotor.
"Eomma.. Ini handukku. tempat tidurku, kamarku. Jadi plis biarkan aku yang atur" kesal Yoo Jung. Kelakuan Ji Won yang super rapi dan terorganisir sangat bertolak belakang dengan sang anak. Itu membuat gadis itu sangat tersiksa.
"Dan ini adalah rumahku. Aku mau rumahku selalu dalam kondisi yang bersih dan rapi" tegas Ji Won sambil mengacungkan jari telunjuk. Melihat itu Yoo Jung merasa ngeri. Meski dongkol, dia tak berani memberikan perlawanan yang lebih lanjut.
Diomelin di pagi hari itu bisa berujung pada mood yang berantakan sepanjang hari. Itu membuat wajah Yoo Jung tertekuk saat sarapan bersama. Semangatnya hilang. Kekesalan masih merundung hatinya.
Sayangnya, Ji Won tidak terlalu memusingkan itu. Dia menyibukkan diri melahap makanan sambil mengomentari Yoo Jung yang terlihat tidak berselera. "Makan itu jangan lelet. Kamu tau gak orang yang makannya lambat kerjanya juga pasti lambat"
"Aku kan udah bilang, gak suka sama selada juga ikan beginian!!" keluh Yoo Jung. Ada banyak ketidakcocokan antara mereka berdua. Termasuk selera makan.
"Dasar bocah tengik. Kamu tahu, banyak orang di luar sana yang tidak bisa makan mewah seperti ini. Syukurin apa yang ada, jangan banyak mengeluh.."
Rae Won hanya berdehem. Dengan harapan kedua perempuan itu menghentikan perdebatan. Ia tidak mau coba-coba menginterupsi ocehan sang istri dengan kalimat apapun. Karena pasti akan berbuntut panjang. Bisa-bisa mereka terlambat kerja, dan Yoo Jung terlambat sekolah.