|| 10.

65 6 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamera??"

"Yes"

"Itu bukan masalah besar. Kau boleh meminjamnya.. Tapi untuk apa?"

"Selain untuk motret, emang kamera bisa apa??"

Mulut Tae Hyung melengkung membentuk senyuman. Gigi tertutup rapat terkulum oleh kedua bibir.  Aksinya itu membuat alis Yoo Jung bertaut.

"Okei. Harusnya itu pertanyaan retoris kan?"

"Aku suka pilihan katamu" ujar Yoo Jung seraya menelengkan kepala demi bisa melihat wajah Tae Hyung lebih jelas.

Umpan bersambut. Satu momen sederhana itu berhasil membukakan pintu baru. Pintu pertemanan antara Yoo Jung  dengan Kim Taehyung.

Sudah beberapa hari ini Yoo Jung mengerjakan projek miliknya. Melihat papan mading yang kosong melompong, ia berniat menghasilkan satu karya untuk digantungkan di sana.

Sudah lama Yoo Jung dirundung dilema. Memotret setiap spesies tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah bukan perkara mudah. Apalagi hanya menggunakan kamera handphone yang rendah resolusinya.

Suho sebagai ketua osis beralasan bahwa kamera milik Osis sudah keburu dipinjam oleh siswa lain. Mendengar itu Yoo Jung ingin segera menjumpai Tae Hyung untuk meminta bantuan. Dia tahu bahwa Tae Hyung mempunyai kamera yang cukup keren.

Siapa sangka keinginannya dengan mudah tercapai. Tidak hanya berhasil meminjam kamera, Ia bahkan berhasil mendapatkan lebih dari itu. 

Taehyung yang sudah lebih pro dalam hal mengambil gambar akhirnya turun tangan juga mengarahkan.

"Jauhkan sedikit kameranya, supaya gak ada bayangan" seru Tae Hyung memberi tutorial. Bak seorang pelatih profesional ia mengamati Yoo Jung dari samping.  

School LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang