Selamat Membaca
Reza sampai dikantornya ia langsung menanyakan jadwal pekerjaanya pada sekretarisnya. Ia juga meminta sekretarisnya untuk meng-handle beberapa pekerjaanya dan juga me-reschedule jadwalnya. Ketika tengah berbincang dengan sekretarisnya tiba tiba zidan datang menghampiri reza.
"kok loe ke kantor, nadya loe tinggal?"
"dia pergi ke kantor penerbit"
"loe gimana si, dia masih harus istirahat"
"gue tau, gue udah ngelarang tapi dia tetep berangkat"
"terus loe gak cemas, ngapain loe ke sini bukannya nyusul nadya ke kantornya"
"gue udah telepon dia dan dia udah ngabarin gue kalo dia baik baik aja, jadi jangan loe cecar gue dengan pertanyaan itu dan gak usah ikut campur sama rumah tangga gue" kesal reza
"gue gak ikut campur gue cuma kasian sama istri loe"
"maaf pak saya permisi dulu mau reschedule jadwalnya" ucap sekretarisnya yang sedari tadi terjebak dalam suasana tidak enak itu
"me-reschedule apa" tanya zidan
"jadwal pak reza pak"
"loe mau kemana lagi, ke surabaya?" kesal zidan
"bukan urusan loe"
"jelas urusan gue, ini menyangkut kerjaan, gue gak mau perusahaan ini dicap sebagai perusahaan yang gak profesional dan kinerja perusahaan akhirnya menuruh gara gara loe yang sering cuti dan reschedule jadwal seenaknya" sarkas zidan
"gue juga terpaksa lakuin itu"
"loe bukan terpaksa tapi ini kesalahan loe, loe yang membuat semua masalah ini" marah zidan
"kamu silahkan keluar" titah reza pada sekretarisnya
"loe mau ngapain lagi ke surabaya hah?" cecar zidan dengan kesal
"alya sakit, gue harus kesana"
"terus loe tinggalin nadya sendiri, padahal loe tau kalo nadya juga lagi sakit za"
"gue tau, tapi gue harus gimana lagi"
"loe pilih salah satu, jangan sakitin dua duanya"
"maksud loe apa, gue harus ninggalin nadya"
"gue bilang pilih salah satu, bukan nyuruh loe buat ninggalin nadya, loe bisa ajakan pilih nadya" reza malah diam
"kenapa, loe gak bisa?" ucap zidan kesal
"loe gak bakal ngerti dan, loe gak bakal ngerti posisi gue"
"terus loe berharap gue bakal ngertiin posisi loe gitu, yang jelas jelas loe sendiri yang buat, loe sendiri za yang ngebuat posisi loe kaya gini, terus dengan seenaknya loe ngomong, gue gak bakal ngerti posisi loe, iya gue gak bakal ngerti posisi loe karena gue gak akan pernah menduakan pasangan gue" sarkas zidan, melihat reza yang malah terdiam zidan memilih untuk keluar dari ruangan reza dengan membanting pintu ruangannya keras keras.
Nadya sangat fokus dengan kerjaanya bahkan ia sengaja untuk mengerjakan segalanya, padahal ada indah dan luki namun nadya kekeuh untuk menyelesaikan segalanya oleh dirinya. Ia sengaja menyibukkan dirinya sendiri supaya pikirannya teralihkan. Namun tetap saja nadya tak bisa menghindar dari pikirannya sendiri.
"mbak udah dulu, udah waktunya makan siang, makan siang yuk mbak" ajak indah
"duluan aja ndah, nanti saya nyusul"
"mbak udah dulu, nanti kalo mbak sakit lagi gimana, bisa bisa semua jadwalnya berantakan lagi" ucap luki
"lima menit lagi kok, nanti saya nyusul"
"enggak mbak, ayo ah makan sekarang" paksa indah
"oke oke, yaudah yuk, kita mau makan dimana?"
"kantin kantor ajalah yang deket, males kalo harus keluar kantor, panas" ucap luki
"iya mbak di kantin kantor aja yuk"
"oke kalo gitu"
Mereka pun berjalan menuju kantin yang ada dikantornya namun diperjalanan mereka berpapasan dengan ginar.
"eh, mau pada kemana" tanya ginar
"mau ke kantin pak, mau makan siang" jawab luki
"ouh, eh iya, nad di lobby ada suami kamu, temuin gih, dia nyariin kamu" ucap ginar
"hah e I iya pak"
"kasian dia dari tadi nunggu kamu"
"ya pak" mereka lalu memasuki lift menuju lantai kantin yang kebetulan ada di lantai dasar.
"kalian duluan aja, saya mau ke lobby dulu" titah nadya ketika pintu lift terbuka
"oke mbak"
Nadya pun berjalan dan melihat reza yang tengah duduk disofa lobby kantor. Reza yang melihatnya pun langsung tersenyum dan melambaikan tangannya pada nadya. Nadya pun menghampiri reza.
"assalamualaikum sayang" ucap reza
"walaikumsalam" jawabnya dengan nada dingin
"tangan suaminya gak dicium" goda reza dan nadya menyalami tangan reza dengan acuh
"kamu udah makan siang?" sambung reza
"belum"
"kalo gitu makan siang bareng mas ya"
"aku mau makan di kantin kantor, kamu makan siang sendiri aja"
"mmm kalo gitu mas makan siang di kantin kantor kamu juga"
"terserah mas" lalu reza menggenggam tangan nadya, namun dengan cepat nadya melepaskan genggaman tangan reza ditangannya.
"kenapa si?" heran reza
"gak enak diliatin orang, mas jalan duluan aja"
"loh mas kan gak tau dimana kantin kantor kamu" tanpa menjawab ucapan reza, nadya malah berjalan mendahului reza menuju kantin kantornya.
Suasana kantin tidak terlalu ramai hanya beberapa meja saja yang terisi mungkin karena jam istirahat juga yang sudah akan berakhir. Nadya berpapasan dengan indah dan luki yang baru saja mengambil makan siangnya.
"eh pak" sapa indah pada reza yang dijawab senyuman reza
"mbak nad, pak, mau makan bareng kita" tanya luki
"enggak usah, kami disini aja" ucap reza sambil menunjuk meja sebelahnya yang kebetulan kosong
"mbak kita duluan ya" indah lalu mengajak luki untuk segera pergi
Nadya dan reza pun duduk disana,
"biar mas aja ya yang bawa makanannya, kamu mau makan apa?"
"terserah mas aja" reza lalu pergi menuju tempat makanan disana dan membawa nampan berisi makanan untuk dirinya dan juga nadya.
Sampai jumpa lagi 💛
~yonjii18
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND PORT {Rampung/selesai}
ChickLitNadya Adira seorang istri dari Reza nugra, mereka telah menikah selama lima taun dan hubungan keduanya sangat harmonis walaupun selama lima taun itu mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Reza merupakan seorang arsitek yang kemampuannya tak dir...