🍃Second Port 15🍃

5K 229 24
                                    

Selamat Membaca

Nadya berdiri ia lalu berjalan menuju toilet untuk mencuci wajahnya yang bengkak karena menangis terus terusan. Ketika ia keluar dari toilet ia lalu melihat hp reza yang tergeletak dimeja, nadya pun memberanikan dirinya untuk mengambil hp reza.

Lalu ia kembali berbaring di brankarnya dan membuka hp reza, hpnya dikunci dengan sandi namun nadya mencoba sebisanya dan ternyata terbuka, sandinya adalah tanggal pernikahannya.

Nadya langsung melihat whatsapp reza dan tersematlah disana chat reza bersama seseorang yang bernama alya dengan emoticon love. Nadya pun kembali menangis namun ia kembali meredam suara tangisannya dengan telapak tangannya.

Nadya membaca seluruh isi chat reza dengan alya. Hatinya terasa tersayat sayat ketika ia membaca kalimat kalimat manis yang reza sampaikan kepada alya. Chat-nya begitu panjang namun nadya tak sanggup lagi untuk membacanya ia pun segera keluar dari whatsapp itu.

Namun kemudian nadya membuka galeri dihp reza dan sekali lagi hatinya terasa tersayat dan pedih ketika melihat foto foto reza dengan alya. Tak terlalu banyak foto mereka namun foto foto yang nadya lihat, terlihat sangat manis dan romantis.

Ia juga melihat foto foto pernikahan, akad, dan resepsi reza dengan alya, sungguh kini hatinya hancur air matanya mengalir deras. Nadya langsung menutup hp reza dan menaruh kembali dimeja. Nadya lalu keluar dari ruangannya dengan tangis yang begitu deras mengucur dipipinya.

nadya keluar dengan infus yang ia cabut asal saja dan entah ia akan pergi kemana, kini hatinya benar benar hancur remuk mengetahui suaminya mempunyai istri lain, mempunyai pernikahan lain dan mempunyai rumah tangga lain.

Nadya berjalan tak tentu arah ia mengikuti langkah kakinya kemanapun. Hingga akhirnya nadya sampai di salah satu taman rumah sakit. Disana ia duduk dan menangis tersedu sedu.

"hiks hikssss" sesekali ia mengusap wajahnya kasar dan menggigiti bibirnya dengan kuat hingga akhirnya keluar darah dari bibirnya namun nadya tak peduli.

Semalaman nadya berada ditaman rumah sakit hingga ia tertidur dibangku tamannya. Nadya terbangun karena badannya merasa sangat dingin, dengan mata yang begitu sembab nadya lalu berjalan menuju ruangannya kembali, waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi.

Nadya lalu kembali berbaring dibrankarnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut lalu memejamkan matanya sambil terus mengalir air mata yang membasahi pipinya.

Keesokan paginya suhu tubuh nadya begitu panas bahkan nadya tak sadarkan diri, reza sangat panik ia langsung memanggilkan dokter kemudian dokter dan suster langsung memberikan nadya bantuan oksigen lalu memindahkan nadya keruang icu, untuk tindak lanjutnya.

Kondisi nadya sangat buruk bahkan sampai siang ini nadya belum sadar dan masih diruang icu. Reza terus terusan berdoa untuk kesembuhan nadya. Amanda dan zidan pun menghampiri reza dan menanyakan kabar nadya.

"kabar nadya gimana?" ucap zidan namun reza hanya menggelengkan kepalanya

"kenapa bisa drop gini, kemarin nadya itu baik baik aja" ucap amanda namun lagi lagi reza menggelengkan kepalanya.

Tak lama orang tua nadya datang dengan kepanikan dan ke khawatirannya lalu langsung menghampiri reza.

"za, gimana nadya" tanya ibu

"masih belum sadar bu" jawab reza dengan sendu

Ibu nadya langsung menangis namun ada papahnya nadya yang selalu menenangkan ibunya. Amanda dan zidan yang berdiri disamping orang tua nadya pun berusaha menenangkan ibunya nadya yang terus terusan menangis. Dokter lalu keluar dari ruangan icu nadya, reza dan keluarga langsung menghampiri dokter.

"dok, gimana keadaan istri saya?"

"istri bapak mengalami gejala tifus dan radang usus buntu" ucap dokter

"lalu sekarang gimana dok?" ucap papah nadya

"kami masih memantau kondisinya semoga saja kondisinya terus membaik, kita hanya bisa berdoa" ucap dokter lalu meninggalkan ruangannya.

Reza serta orang tuanya terduduk lemas mendengar ucapan dokter tentang kondisi nadya. Reza meneteskan air matanya, dalam hati ia terus berdoa meminta kesembuhan untuk istrinya nadya.

Sore tiba dan dokter kembali mengabarkan kondisi nadya kepada reza dan kedua orang tua nadya, bahwa nadya sudah membaik bahkan kini nadya sudah dipindahkan dari icu menuju ruang rawatnya.

Nadya terbaring lemah dibrankarnya dengan tatapan kosongnya, selang infus masih bertengger ditangannya.

"nadya ini ibu, kamu baik baik aja kan" ucap ibunya tepat disamping nadya

"nadya baik bu" jawabnya lemah

"yang sehat ya nak, nanti ibu bakal buatkan makanan kesukaan kamu" nadya pun mengangguk lemah sambil menyimpulkan senyum tipisnya

"kalo ada yang sakit, bilang sama papah ya nad" ucap papahnya yang diangguki senyuman oleh nadya

"nad kemarinkan loe janji bakal sehat lagi, loe kenapa ingkar si" kesal amanda

Nadya tersenyum "sorry mand"

"cepet sembuh, gue kangen makan sama loe" ucapnya yang membuat nadya sedikit tertawa

"cepet sembuh nad" ucap zidan

"makasih dan" jawab nadya lemah

"e om tante, za, nad saya sama zidan pamit pulang dulu ya" pamit amanda

"iya makasih mand udah mau nemenin tante disini"

"sama sama tante, kami pulang dulu tante om, cepet sembuh ya nad, assalamualaikum" amanda dan zidan pun pergi.

"nad papah sama ibu juga mau pulang dulu, nanti kami balik lagi kesini" ucap papah yang mendapat anggukan serta senyum tipis dari nadya

"za papah sama ibu pulang dulu ya, nanti kami balik lagi"

"iya pah bu, hati hati dijalan" ucap reza lalu menyalami tangan mertuanya itu.

Setelah papah dan ibu pergi reza lalu duduk dikursi samping brankar nadya, ia lalu menggenggam tangan nadya dan menciumnya.

"kamu bikin mas khawatir, bikin mas ketakutan, mas takut kehilangan kamu" ucapnya sambil menggenggam tangan nadya, namun nadya yang mendengarnya malah meneteskan air mata dari sudut matanya.

"janji sama mas ya, jangan bikin mas khwatir lagi, jangan bikin mas ketakutan lagi, pokoknya kamu harus sembuh nanti kita nonton bioskop lagi ya sayang, kita dinner bareng lagi, mas janji mas bakal ada disamping kamu terus" ucapan yang keluar dari mulut reza membuat hati nadya semakin sakit bahkan kini air matanya terus terusan membasahi pipinya.

Reza yang melihatnya langsung mengusapnya dengan tisu lalu ia mengecup sudut mata nadya.

Nadya melepaskan genggaman tangan reza ditangannya "aku mau istirahat" ucap nadya lalu memunggungi reza.

Reza hendak mencium kepala nadya namun nadya menghindar "tinggalin aku sendiri mas, aku pengen sendiri" sambung nadya yang membuat reza bingung.

"kamu kenapa, mas ada salah sama kamu?"

"aku pengen sendiri mas, pengen istirahat, kamu bisakan kasih aku waktu buat sendiri" pinta nadya yang membuat reza menghela nafasnya lalu ia keluar dari ruang rawat nadya dan meninggalkan nadya sendirian disana sesuai keinginannya.

Setelah reza keluar, nadya tak benar benar beristirahat ia masih memikirkan reza dan perempuan yang bernama alya itu. semakin nadya memikirkan reza kepalanya semakin terasa pusing ia memutuskan untuk memejamkan matanya dan memaksa pikirannya untuk berisitirahat.

Sampai jumpa lagi💛

~yonjii18

SECOND PORT {Rampung/selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang