🍃Second Port 40🍃

9.6K 397 55
                                    

Selamat Membaca

Sesampainya di rumah nadya langsung membereskan barang barangnya dan masuk ke kamar. Lalu reza pun ikut masuk ke kamar mengikuti nadya.

"aku gak bisa tidur bareng mas, biar aku yang tidur dikamar tamu"

"enggak, jangan biar mas yang tidur disana, kamu disini aja" reza lalu keluar dari kamarnya

Nadya yang sedari tadi menahan tangis akhirnya pecah, ia menangis tersedu sedu mengingat semua perbuatan reza yang dilakukan padanya. Entah dia kuat atau bodoh tapi seharusnya kini nadya marah, kecewa kepada reza, tapi kini kenapa hatinya berkecamuk bahkan luluh dengan permintaan reza untuk tinggal bersamanya walau hanya tiga hari.

Nadya ke kamar mandi lalu mencuci mukanya, ia mengatur kembali nafasnya lalu keluar dari kamarnya, dan melhat reza yang berbaring di sofa namun badannya terlihat menggigil.

Nadya lalu mendekat kearah reza lalu ia menempelkan tangannya didahi reza dan nadya merasakan suhu tubuh reza yang amat panas.

"mas, mas bangunn" ucapnya namun reza malah meracau tak jelas. Nadya pun panik ia lalu langsung megukur suhu tubuh reza dengan termometer. Setelah diukur panasnya cukup tinggi, ia pun langsung mengambil kompresan dan mengompres dahi reza.

Nadya menuju dapur untuk memasak bubur untuk reza, selesai dengan memasaknya ia langsung membawanya kepada reza. disana reza masih terbaring dengan suhu tubuh yang sedikit mulai menurun.

"mas" ucapnya lalu reza hanya bergumam

"bangun makan dulu, nanti minum obat mas" titah nadya namun reza lagi lagi hanya bergumam

Nadya lalu berusaha menepuk pipi reza dan membantu reza untuk duduk bersandar di sofanya.

"makan dulu ya" nadya menyuapi bubur kepada reza, selesai menyupai reza nadya lalu memberikan paracetamol untuk reza agar demamnya hilang.

Nadya lalu membawa reza ke kamarnya, ia memapah reza menuju kamarnya dan membaringkan reza diranjangnya. Nadya juga menarik selimut untuk menyelimuti tubuh reza. setelah itu nadya keluar dari kamar reza dan berbaring disofa untuk beristirahat.

Alya sudah bisa keluar dari rumah sakit, ia dirawat selama dua hari, kini ia tengah berada didalam mobil bersama ibu dan bapaknya.

"pak, bapak udah pesen tiket?" ucap ibu

"tiket apa bu?"

"pak kita ini harus segera ke jakarta buat susul reza" tegas ibu

"bu alya baru aja keluar dari rumah sakit, sekarang kita fokus dulu sama alya"

"enggak pak, kita harus segera menyusul reza kesana"

"bu"

"alya cepet pesen tiket ke jakarta buat pagi ini" titah ibu mengabaikan ucapan bapak, alya hanya diam sesekali ia terisak.

"alya kamu denger ibu, cepet pesen tiketnya, kalo kamu gak mau, biar ibu yang pesen tiketnya" ibu lalu mengeluarkan hp nya dan menelpon seseorang untuk membeli tiket menuju jakarta.

"buu" ucap bapak

"ibu udah dapet tiketnya dua jam lagi kita berangkat" potong ibu

Ibu yang teguh dengan keinginannya pun akhirnya berangkat menuju jakarta bersama alya dan bapak. Alya hanya diam dan terisak, ia sama sekali tak berbicara sejak keluar dari rumah sakit tadi.

Reza sudah sehat kini ia tengah sarapan sedangkan nadya masih dikamarnya, nadya tidur dikamar tamu. Ia memutuskan untuk tidur terpisah dengan reza dikamar tamu.

SECOND PORT {Rampung/selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang