Selamat Membaca
Nadya dan amanda pun sampai di rumah ibu dan papah nadya. Nadya langsung memasuki rumah sambil mengucapkan salam, ia lalu menyalami tangan ibunya.
"tante apa kabar?" ucap amanda yang menyalami ibunya nadya
"baik, kabar kamu gimana, sehat?"
"sehat juga tan"
"papah mana bu" tanya nadya yang tidak melihat papahnya
"lagi keluar sebentar, kalian udah makan?"
"baru aja abis makan bu"
"o gitu, kamu gimana nad, masih kerasa pusingnya?"
"nadya udah sehat bu"
"ibu kemarin rencananya mau nginap di rumah kamu, tapi papah kamu mendadak ada acara jadi ibu nemenin papah kamu"
"gak papa bu, ada amanda kok yang nemenin nadya"
"makasih ya manda udah nemenin nadya"
"santai aja tante, kebetulan manda juga lagi gak sibuk"
"eh iya tante lupa nawarin minum, mau minum apa mand?"
"ahh gak usah tante, nanti manda bisa ambil sendiri aja kok"
"yaudah nanti ambil sendiri aja jangan sungkan ya, tante mau ke belakang dulu"
"iya tante"
"kamu juga mening istirahat ya nad" ucap ibu
"iya bu" ibu nadya pun pergi meninggalkan mereka.
Alya bangun dari tidurnya ia berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil minum. Lalu ia melihat reza yang tertidur di meja makan dengan laptop yang masih menyala. Alya berhenti tepat di depan reza, ia memandangi muka lelah reza yang tengah terpejam itu.
Ada rasa ingin memiliki reza seutuhnya apalagi saat ini ia tengah mengandung anaknya, yang tentu saja sebenarnya alya pun takut untuk berpisah dari reza, ia takut jika anaknya akan kehilangan sosok ayah yang ada pada diri reza.
Alya berusaha ingin mengelus kepala reza namun ia urungkan niatnya, ia kembali berpikir bahwa dirinya mungkin akan menjadi salah satu penyebab retaknya hubungan reza dengan istri lamanya yang ia tahu namanya nadya. Entah rasa takut dari mana yang menghinggapi dirinya, kini ia sangat takut untuk ditinggal pergi oleh reza, rasanya ia ingin egois dan menginginkan reza untuk disisinya selamanya.
Alya sedikit terisak, ia meneteskan beberapa butir air matanya, reza yang mendengar suara isakan tangis pun terbangun, dan ia sedikit terkejut melihat alya dihadapannya yang tengah terisak menangis.
"alya, kamu kenapa sayang, ada yang sakit lagi?" reza langsung berdiri dan mendekati alya
"mana yang sakit?" khawatir reza ia lalu membawa alya duduk dikursi meja makan, ia juga mengambilkan minum untuk alya.
"minum dulu ya" alya meminum sedikit air yang diberikan reza.
"kenapa sayang, ada yang sakit atau kamu mual lagi?" ucap reza dengan lembut sembari mengelus ngelus pundak alya
"mas, bisa gak alya melupakan semuanya dan seolah olah tidak terjadi apa apa dihidup alya" ucap alya sedikit terisak
"kamu bicara apa sayang" bingung reza
"alya takut mas"
"takut apa?"
"alya gak mau kehilangan mas" ucap alya dengan isakan yang berubah jadi tangisan
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND PORT {Rampung/selesai}
ChickLitNadya Adira seorang istri dari Reza nugra, mereka telah menikah selama lima taun dan hubungan keduanya sangat harmonis walaupun selama lima taun itu mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Reza merupakan seorang arsitek yang kemampuannya tak dir...