🍃Second Port 42🍃

11.1K 474 44
                                    

Selamat Membaca

Seminggu setelah kejadian itu, ibu dan papahnya benar benar marah dan kecewa dengan reza. Terlebih ibunya yang sangat amat kesal, marah dan benci dengan reza. Papahnya sudah mengikhlaskan semuanya, apapun keputusan anaknya ia akan mendukungnya.

Nadya juga sudah mendaftarkan perceraiannya dengan reza. Ia menyerahkan semuanya kepada pengacaranya, ia juga meminta pengacaranya untuk membereskan dokumen yang ada dirumah reza dan meminta untuk semua barangnya diambil dari sana.

Kini nadya benar benar tidak mau lagi bertemu dengan reza, ia sudah mengganti semua nomornya sehingga tidak ada lagi akses untuk reza menghubunginya.

Sedangkan reza kini tinggal dirumahnya bersama alya, ibu dan bapaknya, mereka sama sekali belum pulang ke pondok pesantren. Reza berusaha menemui nadya namun ia tidak pernah berhasil menemui nadya.

Disisi lain ibu alya tetap memaksa reza untuk mendaftarkan pernikahannya secara sah dimata hukum. Sedangkan alya sangat merasa bersalah setelah kejadian itu, ia terus terusan menangis namun bapaknya selalu mengingatkan alya dan menguatkan alya. Kini alya hanya berpasrah kepada takdirnya.

"kamu mau kemana?" ucap ibu yang melihat reza berjalan menuju mobil

"saya mau pergi bu" jawab reza dingin

"kemana? kamu mau menemui dia lagi? reza gak usah kamu temui dia lagi toh dia sudah menggugat cerai kamu, kamu mau ngapain lagi bertemu dengan dia?" ucap ibu namun diabaikan oleh reza yang langsung menaiki mobilnya dan menjalankannya dengan kecepatan tinggi.

Ibu pun kesal dengan sikap reza yang berubah dingin kepadanya serta berani melawan perkataannya. Semenjak kejadian itu reza bersikap dingin dengan bapak, alya terutama ibu.

Reza sampai didepan komplek perumahan orang tua nadya, ia berhenti didepan portal komplek yang tertutup itu, ia kemudian membunyikan klakson mobilnya dengan keras hingga seorang security komplek pun menghampirinya.

"tolong dibuka pak portalnya" titah reza

"pak reza?" ucap security itu yang sebelumnya pernah beberapa kali berpapasan dengan reza.

"iya, tolong dibuka ya pak portalnya"

"maaf pak, bapak dilarang memasuki kawasan komplek ini" ucapnya

"tolong buka portalnya pak, saya ada perlu" reza mulai tersulut emosi

"maaf pak, tidak bisa"

Reza keluar dari mobilnya, ia berusaha menerobos portalnya namun ditahan oleh security.

"lepas pak, saya mau masuk" teriak reza

"jika bapak memaksa masuk, maka saya tidak segan untuk melaporkan bapak pada polisi" tegas security itu.

"laporkan saja, saya tidak takut, saya mau masuk dan menemui istri saya" ucap reza dengan nada yang benar benar frustasi serta ia terus memberontak.

Sebuah mobil hitam masuk dan berhenti dibelakang mobil reza. Lalu seseorang keluar dari mobil itu, papah nadya yang keluar dari mobil itu dan menghampiri reza yang terus memberontak ingin masuk.

"lepaskan" titah papah, lalu reza melihat kearah suara itu dan ia terkejut dengan papah yang ada dibelakangnya.

"pah, papah maafin reza" ucapnya dengan tangisan

"lebih baik kamu pulang dan papah mohon jangan pernah kamu temui nadya" tegasnya

"pah, maafin reza, reza tau reza salah, maafin reza pah" reza memohon maaf papah sambil ia berlutut dihadapan papah

SECOND PORT {Rampung/selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang